Ulangan Fisika yang diadakan hari ini, cukup membuat seluruh murid di kelas XII IPA 1 rasanya ingin meledak. Walaupun kelas ini termasuk kelas unggulan, hanya saja, mata pelajara Fisika, benar-benar memuakkan.
Carol yang menjadi terakhir mengumpulkan lembar jawaban miliknya kepada Mr. Aditya ini sambil menggerutu. Soal ulangan Fisika hari ini lumayan susah, ia bahkan pasrah hanya dengan melihat soalnya tadi.
"Ok, class. I think that's enough for today. See you tomorrow." Ucap Mr. Aditya menutup kelas pada hari ini dan melangkahkan kakinya keluar kelas dengan tumpukan lembar jawaban ditangannya.
"Huh." Desah Carol sambil menelungkupkan kepalanya di meja miliknya. Sangat lelah hari ini, otaknya sudah bekerja dengan ekstra untuk menyelesaikan soal-soal Fisika.
"Tadi soalnya lumayan susah, but I can!" Seru Angel, gadis yang duduk di sebelah kiri Carol ketika Adrian menghampirinya selekas Mr. Aditya keluar dair kelas.
"I know, you can do it." Ujar Adrian sambil mengacak rambut gadis tersebut.
Percakapan kedua orang tersebut membuat Carol mengangkat kepalanya, dan memandang ke sebelah kiri. Pemandangan yang sangat menyakitkan untuknya, setiap hari ia harus melihat pemandangan betapa romantisnya Adrian memperlakukan Angela.
"Kamu laper nggak? Kantin yuk. Teman-teman aku juga udah nungguin tuh. Si Nichol sama Jeffrey." Ajak Adrian yang membuat Angel mengangguk pelan tanda setuju, meraih tangan Adrian dan bergegas keluar kelas.
"Enak ya jadi Angel, coba aku yang ada di posisinya. Pasti aku wanita paling beruntung dan bahagia di dunia ini." Hanya bisa menggumam pelan, sambil menelan dengan pahit pemandangan di depannya. Semakin membuat Carol harus sadar diri.
"Hey, Carol." Tegur seseorang menepuk pundaknya, sontak membuat Carol kaget dan menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya.
"Sorry?" Tanya Carol dengan wajah tak percaya.
"Am I right? Nama lo, Carol kan?" Cengir pria itu, membuat Carol mengangguk dan tetap memasang ekspresi terkejut.
"Hey, santai aja. Gue nggak bermaksud jahat loh." Ucap pria tersebut sambil memanyunkan bibirnya canda.
"Sorry, cuma kaget aja." Sahut Carol pelan, bingung ingin bereaksi seperti apa. Masalahnya, orang yang menegurnya ini Lucas! Lucas Mahaviro, salah satu pria idola di sekolahnya! Walaupun masih dibawah Adrian.
"Sorry, I don't mean it." Ucap Lucas dengan rasa bersalah, nggak bermaksud buat ngagetin orang di depannya ini.
"Kenapa?" Tanya Carol membuat Lucas menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Mau ke kantin?" Tanya Lucas sambil tersenyum, sejujujurnya hatinya saat ini sangat berdebar-debar. Seandainya gadis ini tahu, betapa jantung Lucas ingin meledak hanya dengan berbicara dengan Carol.
"Kamu, ngajak aku ke kantin?" Tanya Carol kembali terkejut dengan ajakan dari Lucas. Oh, ayolah, ia bukan siapa-siapa namun seorang Lucas mengajaknya ke kantin? Apa dunia akan berakhir sebentar lagi?
"Iyalah! Why?" Tanya Lucas balik, membuat Carol terdiam beberapa saat.
"Ayo deh! Kelamaan! Gue laper tau!" Ucap Lucas meraih tangan Carol dan menggenggamnya, keluar dari kelas, yang disaksikan banyak murid di kelasnya itu.
"Duh, Cas. Gausah deh, aku malu." Cicit Carol saat mereka sudah berada di depan kantin sekolahnya yang sedang ramai-ramainya.
"Kenapa malu? Kan ada gue? Kapan lagi makan bareng sama cogan." Cengir Lucas lagi.
"Aku nggak bisa ada di tempat ramai kaya gitu. Kamu aja deh, Cas." Ucap Carol kembali, membuat Lucas menatap ke arah Carol.
"Ok, fine. Kamu mau kemana selain ke kantin? Aku temenin."
"Perpustakaan."
*****
Pertama kalinya Lucas menginjakkan kaki di sekolah miliknya, karena gadis yang berada di genggamannya ini. Ternyata perpustakaan di sekolahnya sangat bagus, dan tidak begitu buruk. Pantas saja gadis ini nyaman berada di perpustakaan sekolahnya.
"Sebentar, Cas. Aku mau ambil buku dulu." Ucap Carol sambil melepaskan tangannya dan menuju rak buku. Membuat Lucas mengikuti Carol dan segala pergerakan Carol yang tak lepas dari penglihatannya.
"Wow, ternyata lo suka sama hal-hal tentang kerangka tubuh manusia?" Tanya Lucas saat Carol membawa beberapa buku tentang anatomi tubuh manusia.
"I want to be a doctor." Ucap Carol membuat Lucas berdecak kagum.
"Nggak salah pilih gue." Gumam Lucas membuat Carol menoleh.
"What?" Tanya Carol.
"Nothing." Ucap Lucas gugup, takut-takut Carol mendengar gumaman miliknya.
"So, tell me, kenapa kamu tiba-tiba nyapa aku?" Tanya Carol yang sedaritadi sangat ingin bertanya tentang hal ini, bahkan mereka tak pernah saling sapa dan bicara sebelumnya, tiba-tiba Lucas menyapanya dan berakhirlah mereka disini.
"Nothing. Cuma pengen nambah temen?" Jawab Lucas tak yakin, membuat Carol mendelikkan matanya menatap Lucas serius.
"Kamu pasti kena prank kan? Terus suruh deketin aku, pacarin aku, terus putusin aku? Iyakan? Ngaku." Ucap Carol tegas sedangkan Lucas yang mendengarnya ingin tertawa.
"Yaampun! Sejelek itu kah gue sampe lo berpikiran tentang itu? Tenang aja, gue murni emang mau temenan sama lo." Ucap Lucas tersenyum.
"Weird." Ucap Carol masih tak percaya dan puas dengan jawaban Lucas.
"Aduh, serius deh. Gue nggak lagi kena prank atau mau ada niat jahat sama lo." Jelas Lucas lagi.
"Mana ada yang mau temenan sama cewek cupu kayak aku." Ucap Carol pelan, membuat Lucas tersenyum.
"Hey. I'm not like the other guy, gue berteman sama siapa aja. Lagian alasan kenapa gue negur lo duluan, lo sendirian mulu, di kelas, di perpus, dimana-mana selalu sendiri."
"Mending gue yang temenin kan?" Lanjut Lucas sambil cengengesan membuat Carol memukul lengan Lucas pelan.
"So, be my friend from today?" Tanya Lucas sambil mengulurkan tangannya, yang dibalas Carol.
"Fine." Jawab Carol sambil membalas uluran tangan Carol, yang diiringi tawa oleh mereka berdua. Carol tak pernah tertawa sebahagia ini, ternyata memiliki teman, tidak begitu buruk seperti pandangannya selama ini.
"By the way, karena kita udah jadi teman. Kenalin, nama gue Lucas Mahaviro, you can call me Lucas, Luke, Lucas ganteng, sayang juga boleh sih." Canda Lucas yang membuat Carol tertawa.
"Hey, siapa yang nggak kenal sama Lucas Mahaviro di sekolah ini? Everyone know about you." Ucap Carol tersenyum tipis.
"Okay then, so tell me about you. Gue sih udah tahu nama lo, cuma pengen denger sendiri dong dari sahabat gue langsung." Ucap Lucas lagi sambil mengangkat sebela alisnya.
"Carol, Caroline Aurellia."
"What a nice name!" Seru Lucas.
"Karena kita udah jadi sahabat, mulai sekarang kalau lo butuh bantuan, you can call me, okay?" Ucap Lucas membuat Carol mengangguk, Lucas mengacak rambut gadis dihadapannya ini dan tersenyum senang.
Yah, seandainya Carol tau, Lucas sama seperti dirinya yang memendam perasaan ke Adrian, Lucas sudah lama memendam perasaannya ke Carol. Hanya menunggu waktu saja yang membuat Carol tahu tentang hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Short StoryAdrian Adhitama, seorang lelaki yang terlahir nyaris sempurna, memiliki segalanya, bahkan hanya dengan mendengar namanya, seluruh perempuan akan dengan mudahnya menjabarkan begitu banyaknya kelebihan darinya. Caroline Aurellia, seorang gadis kutu bu...