Ujian Kelulusan telah berakhir, semua murid berteriak senang dan berhamburan keluar ruangan ujian untuk saling menyapa dan berseru kepada sesama temannya.
Dan jangan lupa tradisi yang selalu dilakukan di sekolah ini, memberikan secarik kertas berisi ucapan semangat atau bahkan pernyataan cinta yang biasa dilakukan para siswa tingkat akhir ketika ujian sekolah telah berakhir.
Lucas Mahaviro, salah satu yang menjadi incaran para wanita di sekolahnya untuk sekedar diberi surat cinta atau bahkan sekotak cokelat mahal. Sedaritadi Lucas sudah berdiri dan menebar pesonanya, sesekali tersenyum ramah.
"Oi, bantu pegangin dong." Ucap Lucas menyerahkan beberapa kotak cokelat yang sudah tak muat di tangannya.
"Ck, kamu nyusahin." Gerutu Carol namun tetap mengambil alih kotak-kotak cokelat pemberian penggemar Lucas.
"Jangan cemburu gitu dong, baby. Nanti di New York, Lucas Mahaviro milik Caroline Aurellia sepenuhnya." Ucap Lucas mengedipkan sebelah matanya, yang dibalas tatapan jijik oleh Carol.
"Make it fast, Cas. Aku harus packing barang – barang aku dan kamu juga harus packing, kan? Lusa kita berangkat, loh!" Seru Carol mengingatkan Lucas, membuat Lucas menepuk jidatnya.
"Untung lo ngingetin! Wait me for five minutes, im gonna finish this thing." Ucap Lucas sambil tetap tersenyum dan menerima barang-barang yang penggemarnya berikan untuknya.
Berbeda lagi dengan Adrian Adhitama, semua fansnya hanya bisa gigit jari, karena di sebelahnya ada Angel. Tentu saja, tak ada yang berani memberikan barang ke Adrian, seluruh siswi keburu minder duluan berdiri di sebelah Angel.
"Kasihan ya fans kamu. Nggak berani ngasih apa-apa ke kamu. Padahal ini tradisi di sekolah kita." Ucap Angel menatap para siswi yang menatap ke arah mereka berdua dengan takut-takut.
"Tradisi yang nggak penting." Ucap Adrian singkat sambil menelisik ke seluruh penjuru sekolah, tentu saja mencari keberadaan Carol.
"Kamu jadi bilang hal itu ke Carol hari ini?" Tanya Angel yang dibalas anggukan singkat oleh Adrian.
"I don't have time, anymore. Pilihanku sekarang ya cuma do it now or regret it later."
"Akhirnya kamu bisa sadar juga, ternyata yang bisa buat kamu sadar itu cuma perpisahan ya." Gumam Angel dengan nada agak keras, tentu saja sengaja agar Adrian tetap mendengar sindirannya.
"Mending kamu bantuin aku, cari Carol dimana. Daripada sibuk menyindir." Ucapan telak Adrian membuat Angel misuh-misuh, namun tetap melakukan perintah Adrian. Membantunya mencari Carol.
Satu jam sudah Adrian dan Angel mencari keberadaan Carol, bahkan sudah empat kali mereka mengelilingi sekolah, namun mereka tak menemukan sosok Carol dimanapun.
"Kayanya udah pulang deh, Ian. Capek nih, kita udah keliling sekolah empat kali nggak nemu-nemu." Keluh Angel, kakinya hampir saja patah kalau ia harus mengelilingi sekolah ini sekali lagi.
"Woi, kok lo masih disini?" Tegur Nichol ketika melihat Adrian dan Angel disaat sekolah udah sepi.
"Nyariin pujaan hatinya nih." Celetuk Angel membuat Adrian menatapnya malas.
"Loh, nyariin Carol? Udah balik daritadi dia mah, sama Lucas baliknya." Wajah Adrian berubah menjadi pias, pupus sudah harapannya untuk mengatakan sesuatu kepada Carol.
"Told ya." Ucap Angel sinis, Adrian memang tak pernah mau mendengarkan ucapannya.
"Lagian kelamaan bro kalau mau nyampein hal itu ke Carol. Tiga tahun kemana aja?" Ucap Nichol membuat Adrian hanya terdiam.
"Ya, emang udah sangat terlambat kayaknya." Gumam Adrian pelan, ia kini baru menyadarinya, penyesalan bahwa ia mengulur waktu terlalu lama.
"Tapi coba aja ke rumahnya besok, santai lah, masih ada hari besok." Ucap Nichol menepuk pelan pundak Adrian, memberi semangat kepada sahabatnya yang cinta mati dengan Carol.
"Iya, Ian. Mending sekarang kita pulang, besok kita ke rumahnya." Ucapan Angel akhirnya di dengarkan Adrian. Adrian menangguk setuju dan berjalan ke arah parkiran sekolah untuk pulang ke rumah.
Andaikan Adrian tahu, bahwa dirinya sudah terlambat, dan Lucas sudah sangat jauh berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Short StoryAdrian Adhitama, seorang lelaki yang terlahir nyaris sempurna, memiliki segalanya, bahkan hanya dengan mendengar namanya, seluruh perempuan akan dengan mudahnya menjabarkan begitu banyaknya kelebihan darinya. Caroline Aurellia, seorang gadis kutu bu...