Episode 1 (Ending)

670 53 0
                                    

"Udah siap?" Ujar Lucas seraya menatap Carol yang sedaritadi melamun, entah memikirkan apa.

"Hm, udah. Kamu udah siap?" Balas Carol menatap balik Lucas yang membawa dua buah koper besar miliknya.

"Lo yakin, mau kuliah di New York? Lo masih punya kesempatan untuk membatalkan semuanya." Tak menanggapi pertanyaan Carol, ucapan serius dari mulut Lucas membuat Carol menghela nafasnya berat.

"Mau gimana lagi? Aku udah rencanain ini semua dari kelas sepuluh. Nggak bisa dibatalin seenaknya." Sejujurnya, Carol tak rela meninggalkan Indonesia dan segala kenangannya, tapi apa boleh buat, orang tuanya sudah bersusah payah mengurus segala sesuatu terkait kuliahnya di New York. Nasi sudah menjadi bubur, ia harus tanggung jawab dengan apa yang ia pilih.

"Lo nggak mau ngomong sesuatu sama Adrian gitu? I mean, Adrian pasti kalang kabut nyariin lo, dan mungkin dia mau menjelaskan sesuatu ke lo." Ucap Lucas hati – hati, tak mau kata – katanya menyakiti Carol.

"Nothing. It's fair enough for him and for you. Jangan mengorbankan diri kamu lagi, Cas. Aku nggak mau kejadian sepuluh tahun lalu keulang lagi."

"Hm, gue tau. Gue merasa nggak enak aja, dia pasti mikir gue bawa lo kabur dari dia."

"Harusnya itu bukan urusan dia lagi, dia udah punya Angel, dan mungkin aja dia udah lupain aku. Nggak usah dipikirin, Cas. Let's start a better life in New York." Ucap Carol sambil tersenyum tulus, walau bagaimanapun hidup akan terus berjalan, bukan?

"Okay, queen. As your wish!" Ucap Lucas dengan sigap dan membungkukkan badannya ala pelayan yang akan melayani ratunya.

"Ayo, kita harus ke bandara, nanti terlambat." Ucap Carol seraya menggeret kopernya diikuti Lucas dari belakang.

*****

Gerbang rumah mewah berwarna putih gading yang menjulang tinggi ke atas. Disinilah Adrian berada, bersama harapannya yang hampir pupus. Seharusnya Adrian tidak perlu mencari Carol kembali, namun ini kesempatan terakhir Adrian.

"Permisi, cari siapa ya?" Ucap seorang wanita tua yang keluar dari rumah mewah itu, beberapa menit setelah Adrian memencet bel rumah itu.

"Saya Adrian, bik. Apa benar ini rumah Carol?"

"Benar, ini rumah non Carol. Ada perlu apa ya den?"

"Saya teman sekolahnya Carol, mau ketemu dengan Carol. Carolnya ada bik?"

"Loh, aden nggak tau ya? Non Carol udah pindah ke luar negeri, dibawa sama keluarganya buat tinggal disana. Sekalian kuliah katanya." Penjelasan dari wanita tua tersebut membuat jantung Adrian berhenti berdetak sesaat. Bukan ini yang ia inginkan.

"Maksudnya, bi?" Tanya Adrian sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya salah.

"Iya, non Carol udah nggak tinggal disini lagi, den. Udah pindah ke luar negeri, tapi bibi gatau kemana, saya mah cuma asisten yang ngurus rumah ini aja."

"Jadi, bibi gatau, Carol pindah kemana?" Gelengan wanita tua tersebut membuat kedua kaki Adrian melemas, ini yang ia takutkan, ia terlambat, sangat terlambat.

"Baik bi, terimakasih atas informasinya." Ucap Adrian menahan suaranya yang bergetar, sedangkan wanita tua tersebut hanya mengangguk pelan.

Adrian sebenarnya tahu, ia sangat terlambat. Tapi apa salahnya mencoba sekali lagi? Barang kali sesuai dengan harapannya. Ternyata tidak sama sekali. Hari ini, Adrian tertampar oleh kenyataan. Dan sekali lagi, semesta memang tidak menakdirkan dirinya bersama Carol.




END Episode 1. 





See you in Episode 2! Tungguin aja ya!

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang