Ep.2 Part 8

201 32 1
                                    

Pagi hari yang cerah namun membuat Carol hampir saja mengumpat, bagaimana tidak? Pukul tujuh pagi, Adrian sudah berada di ruang tamu rumah miliknya, membuat ia mau tak mau harus terbangun dari tidur nyenyaknya dan menghampiri Adrian yang tengah menyesap tehnya dengan tenang.

"Mau apa lagi kamu?" Tanya Carol to the point, jujur saja ia masih sangat kesal dengan perkataan Adrian tempo itu.

"Calm down, girl." Ucap Adrian tertawa kecil melihat Carol dan tatapannya yang justru membuat Adrian semakin gemas dengan gadis di hadapannya.

"Memangnya begitu ya, cara kamu menyapa calon suami kamu?" Lanjutnya dengan suara tenang, tak memperdulikan wajah Carol yang sudah memerah, menahan amarahnya terhadap pria di hadapannya.

"Jangan banyak basa – basi, tujuan kamu kesini untuk apa?" Carol menatap Adrian malas, ia benar – benar kesal ketika jadwal tidurnya terganggu.

"Pernikahan kita dua minggu lagi, kita harus mempersiapkan semuanya, bukan? Hari ini jadwal fitting baju dan cincin nikah." Jelasnya membuat Carol terdiam sebentar.

"Kenapa?" Tanya Adrian melihat raut wajah Carol yang berubah menjadi sedih, membuat dada Adrian bergemuruh, khawatir tentunya.

"Yaudah, ayo sekarang." Ucap Carol singkat dan dengan ekspresi seperti itu, membuat Adrian semakin bertanya – tanya.

"Cepetan, jadi nggak?" Ucap perempuan itu lagi, membuat Adrian mengangguk dan berjalan mengikuti Carol. Urusan itu nanti saja ia tanyakan, sebaiknya mereka bergegas pergi agar semuanya cepat selesai.

******

"Gimana kalau yang ini?" Ucap pelayan di toko butik tersebut, namun Adrian hanya menggelengkan kepalanya, tak setuju.

"Terlalu terbuka, gaun yang lain aja." Tolak Adrian membuat Carol melotot sebal. Ini sudah gaun ke delapan yang ia coba dan tidak ada satupun yang membuat Adrian setuju.

"Mba, yang ini aja, saya setuju." Tukas Carol membuat pelayan butik tersebut kebingungan, sedangkan Adrian jelas saja menatapnya tak suka.

"Gue nggak suka yang ini, terlalu terbuka." Tegas Adrian lagi yang dianggap angin lalu oleh Carol.

"Berhenti ngatur – ngatur aku, aku suka gaun yang ini." Ucap Carol tak kalah tegas, membuat Adrian sedikit ciut, tatapan Carol kali ini benar – benar tajam, tatapan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Yaudah, terserah." Jawabnya singkat, membuat Carol menghembuskan nafasnya lega, setidaknya drama pemilihan gaun pernikahan mereka telah selesai.

Sejujurnya, yang membuat Adrian menolak semua gaun itu, ia hanya ingin mengulur waktu agar Adrian dapat melihat betapa cantiknya Carol dalam balutan gaun pernikahan. Semua gaun pernikahan yang Carol coba terasa pas baginya. Membuatnya tak sabar untuk melihat Carol di altar gereja.

"Cincinnya udah gue pesen kemarin, hari ini cuma nyocokin sama ukuran tangan lo aja." Jelas Adrian ketika mereka sudah kembali berada di dalam mobil, menuju toko perhiasan mewah langganan keluargan Adhitama.

Carol yang hanya terdiam sejak tadi, tak menjawab semua ucapan Adrian membuat Adrian semakin kesal. Ia tidak suka dianggap angin lalu, khususnya oleh Carol.

"Oh iya, soal undangan, gue nggak mau lo undang Lucas." Ucapannya sukses membuat Carol menoleh ke arahnya.

"Kamu yang bener aja! Lucas itu temen aku." Ketusnya, namun Adrian tetap pada pendiriannya. Sampai kapanpun, ia tak mau Lucas berhubungan dengan Carol kembali. Cukup lima tahun lalu, ia membawa kabur Carol dari kehidupannya.

"Gue nggak peduli, gue nggak mau dia ada di acara pernikahan gue." Tandasnya membuat Carol menatap Adrian tak percaya.

"Tapi...."

"Gue bilang nggak, ya nggak." Ucap Adrian dengan rahang yang sudah mengeras, hanya mendengar nama Lucas saja membuat emosi Adrian naik.

"Aku baru tahu, kamu seegois ini, Adrian." Ucap Carol pelan namun dari nada suaranya, Adrian secara tak langsung tersayat – sayat mendengarnya.

"Lakuin aja sesuka kamu, sejak dahulu memang kamu yang memiliki dunia ini." Ucapnya terakhir sebelum ia benar – benar menutup bibirnya sepanjang hari.

Diam – diam, perkataan Carol sangat menyakiti hati Adrian. Tetapi kali ini, biarkan Adrian egois, dia hanya tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bersanding dengan Carol. Ia akan berusaha, dengan cara apapun, agar Carol tetap berada disisinya. 

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang