Ep.1 Part 10

828 63 11
                                    

"Lo tau nggak sih, anak kelas sebelah kemarin ketauan nyontek. Nyonteknya pake hp njir. Trus nilai ulangannya langsung di gagalin sama Mr. Arnold. Gila, berani banget dia nyontek di mata pelajaran Mr.Arnold. Gede juga nyalinya." Cerocos Lucas dengan semangat sambil memakan kentang goreng miliknya.

"Trus kan hpnya disita, harus orang tuanya yang ambil. Akhirnya dia nggak ambil hpnya malah beli hp baru. Crazy rich mah bebas, hp kena sita tinggal beli baru."

"Woi, lo dengerin gue nggak sih?" Tanya Lucas yang merasa diabaikan sedaritadi oleh gadis disampingnya.

"Hah? Kenapa, Cas? Kamu ngomong apa barusan?" Ucap Carol yang tersadar dari lamunannya dan menatap balik Lucas.

"Lo, kenapa?"

"Gapapa?"

"Gue serius, Carol."

"Aku juga serius, Cas."

"Nggak! Ada yang aneh. Kenapa?" Ucap Lucas tegas membuat Carol menghela nafas pelan.

"Cas, what do you think about, hm, New York?"

"A good city?" Jawab Lucas tak yakin, masih bingung dengan arah pembicaraan Carol.

"Cas, aku didaftarin kuliah di sana." Ucapan Carol membuat Lucas terdiam sejenak, menatap Carol dengan pandangan yang sulit diartikan.

"New York, ya?" Gumam Lucas pelan, lagi-lagi kota itu.

"Gimana? Sounds good?" Tanya Carol membuat Lucas mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan yang dilontarkan Carol.

"Bagus sih, akhirnya lo kuliah di luar negeri juga. Padahal sempet bingung mau kuliah dimana." Ucap Lucas sekenanya membuat Carol menatap Lucas bingung, tak seperti Lucas yang selalu over excited dengan apapun.

"Aku awalnya bingung mau bilangnya ke kamu kayak gimana, kemarin, kamu bilang, kamu mau satu kuliah sama aku?" Ucap Carol hati-hati, melihat perubahan wajah Lucas seusai ia mengatakan akan berkuliah di New York membuat Carol curiga. Ada apa dengan New York?

"Kemarin, kamu bercanda, kan, Cas?"

"No, gue serius soal kemarin. Gue emang pengen satu kampus sama lo."

"Tapi, boleh gue pikir-pikir lagi?" Lanjut Lucas membuat Carol mau tak mau mengangguk sebagai tanda setuju.

"Its up to you, Cas. Aku nggak pernah memaksa kehendak kamu mau kuliah dimanapun."

"Thanks, Carol. Gue bakalan kasih jawabannya seminggu dari sekarang." Ucap Lucas yang tersenyum seraya mengelus puncak kepala Carol pelan.

*****

Lapangan sekolah hari ini cukup ramai, mengingat bahwa sekarang adalah jadwal pelajaran Olahraga di kelas Adrian yang membuat siswi-siswi dari kelas lain berbondong-bondong menuju ke lapangan sekolah untuk menyaksikan betapa tampannya Adrian ketika sedang berolahraga.

Tak hanya Adrian yang menjadi bintang utamanya hari ini, ada Lucas juga yang pesonanya tak kalah memikat dari Adrian yang membuat para siswi menikmati pemandangan indah seperti ini.

Basket, olahraga yang akan mereka mainkan hari ini. Tim sudah dibagi menjadi dua. Tim Adrian juga Tim Lucas. Membuat seluruh siswi memekik, bingung ingin mendukung siapa.

"Semangat, Ian!" Teriak Angel saat Adrian berhasil mencetak poin pertamanya, seluruh siswi hanya bisa menatap Angel iri saat Adrian melemparkan senyum manis ke arah Angel.

Carol menatap pemandangan tersebut dalam diam. Oh ayolah, Carol lebih baik menetap di Perpustakaan sekolah dibandingkan berada di keramaian seperti ini. Menyakitkan memang, tapi apa yang bisa Carol lakukan selain menatap Adrian diam-diam dan memujanya dalam hati.

Mau meneriaki Adrian dengan kata-kata penyemangat seperti yang dilakukan Angel? Yang ada membuat dia di bully oleh satu sekolah. Atau menyemangati Lucas? Pilihan yang juga buruk, menjadi teman Lucas saja membuat dia di ejek dari belakang oleh para gadis di sekolahnya.

"Take a break for five minutes." Teriak Mr. Faris, guru olahraga mereka membuat para murid yang bermain basket terhenti, dan menghampiri tempat duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat sebentar.

"Minum." Ucap Lucas singkat, Carol menyerahkan sebotol air mineral yang ia beli di kantin tadi.

"Beh, seger banget!" Ucap Lucas setelah yang menghabiskan satu botol penuh air mineral yang diberikan Carol.

"Jahat lo." Ucap Lucas sambil merangkul badan Carol, yang sontak membuat Carol mendorong Lucas kencang.

"Kamu bau! Dan aku nggak mau jadi pusat perhatian." Ucap Carol menataap keadaan sekitar yang sibuk menatap adegannya dengan Lucas barusan.

"Heh, gue tuh wangi!" Protes Lucas tak terima dibilang bau oleh gadis dihadapannya.

"Lo jahat, gue ngambek. Semangatin gue kek, teriakin gitu "Semangat Lucas sayang", ini malah diem aja." Ucap Lucas sambil memanyunkan bibirnya, membuat Carol tersenyum gemas.

"Nggak ada ya, aku nggak mau bikin keributan di sekolah. Udah tau fans kamu galak-galak."

"Kan ada gue yang bakalan jagain lo. Nggak usah khawatir, senggol dikit gue hajar." Carol hanya mendengus pelan mendengar ucapan Lucas.

"Jijay." Balas Carol singkat.

"Udah sana main lagi, udah mau mulai tuh." Ucap Carol lagi sambil mendorong tubuh Lucas pelan.

"Iya, sayangku. Aku pergi dulu ya untuk memenangkan permainan ini dan memenangkan hatimu." Ucap Lucas sambil membentuk love sign yang membuat Carol menatap Lucas geli.

"Jijik, Cas. Udah sana." Lucas hanya terkekeh pelan dan berjalan memasuki lapangan kembali.

Pertandingan berlangsung sengit, baik dari Tim Adrian maupun Tim Lucas sepertinya memiliki stamina yang tak kenal lelah. Poin mereka selalu kejar-kejaran yang membuat para penonton juga tak kalah geregetan dengan pertandingan yang sedang mereka tonton.

Sebelum akhirnya, Adrian yang mendorong tubuh Lucas lumayan kencang membuat Lucas harus terjatuh di lapangan dengan posisi yang lumayan buruk membuat semua penonton memekik kencang.

"Lo sengaja kan!" Bentak Lucas sambil berdiri dan menarik baju Adrian.

"Kalo gue sengaja, kenapa?" Ucap Adrian tenang namun menatap Lucas tak kalah tajam.

"Bangsat. Lo cari mati!" Bentak Lucas lagi yang sudah terselimuti oleh emosi yang meninggi membuat para teman-temannya mencoba memisahkan mereka berdua.

"Jangan sentuh dia lagi." Ucapan Adrian membuat Lucas mendecih tak suka.

"Harusnya gue yang ngomong gitu, jangan pernah lo berharap untuk kembali. Lo, Adrian Adhitama, hanya sebuah kesialan buat dia, dan lo harusnya sadar akan hal itu." Ucap Lucas final, sambil membalikkan badannya dan menoleh ke arah Carol yang menghampirinya.

"Cas, gapapa kan? Kok berantem." Ucap Carol menatap Lucas takut-takut. Carol tak pernah melihat Lucas semenakutkan seperti sekarang.

"Its okay, sorry." Lirih Lucas pelan, menatap wajah Carol yang mengkhawatirkan dirinya, sangat cukup mendinginkan dirinya yang sangat panas.

"Ayo ke UKS. Lutut kamu lecet." Anggukan dari Lucas membuat Carol segera menarik Lucas keluar dari lapangan, sebelum terjadi keributan kembali.

"Ian, you lose control right now." Ucap Angel pelan, membuat Adrian berusaha menetralkan emosinya, sebelum ikut meledak dihadapan Angel.

"Sorry, kali ini anak itu harus dikasih pelajaran." Ucap Adrian membuat Angel menepuk pundak Adrian pelan.

"Nggak harus kaya gitu caranya, kamu buat satu sekolah heboh, dan juga Carol pasti bertanya-tanya apa yang terjadi di antara kalian berdua."

"Yah, seharusnya memang Carol nggak perlu tahu apa yang terjadi." Gumam Adrian menatap lapangan basket dengan tatapan kosong.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang