Ep.2 Part 4

222 42 3
                                    

Harusnya Carol senang hari ini, menginjakkan kakinya ke tanah kelahirannya setelah bertahun – tahun ia tinggalkan untuk pergi belajar ke negara lain. Semenjak Carol mendengar pembicaraan ayahnya dengan abangnya, hatinya terasa janggal. Kembali ke Indonesia menjadi hal yang tak menyenangkan baginya. Apalagi Lucas tak ikut dengannya, membuat ia tak memiliki teman yang bisa mendampinginnya.

"Duh, lama banget sih yang jemput." Keluh Carol sambil melihat jam tangan miliknya. Sudah pukul empat sore, seharusnya jemputan miliknya datang jam tiga. Membuat Carol menunggu selama satu jam.

"Kalau bukan suruhan ayah, nggak bakalan mau aku nunggu kaya gini! Mana ngaret banget, udah satu jam." Gerutu Carol mendengus sebal. Menunggu disaat hatinya tak enak seperti ini, sangat mengesalkan.

"Aurel, ya? Putri dari Pak Darmawan?" Ucap seseorang dengan suara tegasnya. Membuat Carol yang tadinya menunduk tertegun mendengar suara pria tersebut. Suara yang tak asing di telinga Carol.

"Iya –" Terkejut, tentu saja. Bagaimana bisa suruhan ayahnya adalah Adrian? Sejak kapan ayahnya kenal dengan Adrian?

"Carol?" Adrian pun sama terkejutnya dengan Carol. Benar – benar kaget dengan pemandangan yang ada di hadapannya barusan.

"Hi, Adrian! Jadi kamu yang di suruh jemput?" Ucap Carol dengan nada yang ia buat se-normal mungkin. Rasanya campur aduk sekarang, bahkan Carol tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Iya, gue nggak tau kalau lo putri dari pak Darmawan." Ucap Adrian menetralkan raut wajahnya dan menatap wajah gadis tersebut.

"Mau pulang sekarang?" Ajak Adrian membuat Carol mengangguk cepat dan menggaruk tengkuk lehernya, salting tentu saja, pria idamannya ini semakin tampan.

Adrian menarik koper milik Carol dan berjalan lebih dahulu di depan Carol, membuat Carol hanya mengikutinya dari belakang, sambil merutuk dalam hatinya.

"Bisa – bisanya ayah ngga ngasih tau aku kalau dia kenal sama Adrian. Aku harus gimana? Tiba – tiba banget." Gumam Carol sangat pelan, sambil menatap punggung tegap milik Adrian.

Banyak sekali pertanyaan di kepala Carol maupun Adrian. Mereka sama – sama terkejutnya, bahkan untuk bereaksi atas apa yang terjadi barusan pun tak mampu. Hanya terdiam yang bisa mereka lakukan.

******

Fokus Adrian saat ini terpecah belah, antara melihat ke arah jalanan di depannya atau harus melihat gadis yang sangat ia rindukan yang berada di sebelahnya saat ini.

Adrian tak mungkin menyia – nyiakan pemandangan yang berada di sebelahnya, pemandangan yang ia nanti – nantikan. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala Adrian. Alih – alih pusing memikirkannya, Adrian sangat senang kali ini. Perasaan bahagia sangat membuncah di dadanya, rasanya ia ingin tersenyum terus.

"Jadi lo itu putri satu – satunya pak Darmawan? Kok gue nggak pernah tau." Ucapan Adrian memecahkan keheningan yang ada di mobil ini. Pertanyaan Adrian tentu saja membuat Carol gugup, padahal Carol berharap Adrian diam saja agar ia tidak gugup.

"Iya, kok kamu bisa kenal ayah aku?" Tanya Carol dengan sangat ingin tahu tentunya.

"Ayah gue sama ayah lo temenan, itu aja yang gue tau." Ucap Adrian singkat, tak mungkin ia mengatakan bahwa Carol adalah putri dari Darmawan yang akan dijodohkan dengannya.

"Oh, gitu." Ucap Carol yang tak puas dengan jawaban Adrian. Walau sebenarnya ia ingin tahu lebih dalam, Carol memilih diam dan menikmati musik yang teralun di mobil milik Adrian.

"Thanks ya, Adrian." Ucap Carol saat mobil milik Adrian berhenti dengan selamat di depan rumah miliknya. Membuat Adrian hanya tersenyum menatap Carol.

"Aku masuk dulu, kamu hati – hati." Ucap Carol dari luar mobil melambaikan tangannya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan menggeret koper pink miliknya.

Adrian menatap punggung gadis itu, hingga ia masuk ke dalam gerbang rumahnya. Dengan senyuman di bibirnya, ia menjalankan mobilnya, meninggalkan perumahan mewah tempat Carol tinggal.

Adrian sangat senang, penantiannya ternyata tak sia – sia. Penantian yang berharga baginya. Jika saja ia tahu, bahwa yang akan dijodohkan olehnya ialah Carol, dengan senang hati Adrian akan menuruti setiap permintaan ayahnya.

"Setelah bertahun – tahun bahkan dia masih cantik, secantik saat kita bertemu pertama kali." Gumam Adrian pelan, senyum di bibirnya tak menghilang, kali ini semesta mengizinkan Adrian untuk berbahagia. 

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang