Ep.2 Part 1

509 43 5
                                        

Berlin, Jerman, 4 years later.

Aula Universitas saat ini tengah di penuhi banyak orang dengan senyuman dan tawa gembira. Pelukan hangat menyertai setiap peserta wisudawan bersama orang tua dan sahabatnya. Saling melempar senyum dengan sesamanya, bahagia telah menyelesaikan pendidikan di kampus ini.

Begitu juga dengan seorang pria yang tengah berdiri di antara kerumuman orang – orang yang bahagia. Bingung, haruskah dia senang atau sedih. Senang karena sudah bebas dari perkuliahan yang memuakkan atau sedih karena sebentar lagi akan terjadi kekacauan di hidupnya.

"Adrian, congratulation! I know you made it perfectly! The cumlaude boy, duh!" Ucap seorang gadis sambil memeluk Adrian, membuat Adrian membalas pelukannya.

"Thankyou, kamu cepetan lulus. Jangan lama – lama di sini."

"I know! Pusing aku, sketsa aku banyak banget yang terbengkalai. Nggak mood ngerjainnya." Adrian hanya tertawa kecil, mendengar keluhan Angel.

"Uncle and Auntie, dimana? Kok aku nggak lihat." Tanya Angel sambil melihat sekelilingnya.

"Tadi udah datang, tapi harus pergi lagi. Mereka berdua mau pergi ke London, jadi nggak bisa lama – lama." Jelas Adrian yang hanya dibalas anggukan oleh Angel.

"Laper, makan yuk! Kamu harus traktir aku kali ini! Aku bakalan pesen menu paling mahal!" Ajakan Angel disambut dengan anggukan dari Adrian, lagipula ia juga lapar.

"Hm, as your wish." Ucap Adrian sambil mengusap lembut kepala Angel dan menarik tangannya pelan dari kerumunan orang – orang di sana.

******

New York, USA, 4 years later.

"Lucas Mahaviro! Bisa – bisanya kamu yang lulus duluan daripada aku!" Teriakan cempreng dari seorang gadis yang berlari ke arahnya dan setelahnya memukul kepalanya kencang dengan buket bunga yang ada di tangannya.

"Hey, calm down princess! Jelas gue duluan lulus, kan gue udah bilang, apa yang nggak bisa dilakukan seorang Lucas Mahaviro? Hm?" Ucap Lucas menggerlingkan matanya membuat gadis tersebut jengkel.

"Diam, aku ngambek. Still, can't believe it! Salah satu keajaiban dunia di hidupku. Seorang Lucas Mahaviro bisa menyelesaikan pendidikannya dengan gelar cumlaude di belakangnya."

"Makanya lo cepetan lulus, biar nikah sama gue abis itu." Ucapan sembrono Lucas langsung saja membuat Carol memukul kepala lelaki itu sekali lagi.

"Kalau ngomong jangan suka asal ya." Jelas saja Carol salting dengan ucapan Lucas, walau bagaimanapun tingkahnya, Lucas termasuk ukuran pria yang memiliki paras sangat tampan, dan sebagai perempuan tulen, dia cukup baper dengan ucapan Lucas barusan.

"Lulus dari sini aja gue bisa lebih dulu, tinggal liat aja nanti, gue jamin tahun depan kita nikah." Ejek Lucas lagi, terdengar bercanda, tapi Lucas ikut mengaminkannya dengan serius dalam hati.

"Boro – boro mikirin nikah. Pasien di rumah sakit lebih penting daripada kamu!" Dengus Carol jengkel, kepercayaan diri Lucas memang melewati batas normal seseorang.

"Where's your paps and mams? Aku mau salim, males ngeliatin anaknya yang kepedean."

"Gue liat – liat makin berani lo ya sama gue. Mereka di mobil, yuk ke sana. Biar makan di rumah. Mama sama papa gue pasti seneng banget kalau ada lo." Ucap Lucas lagi, membuat Carol mengangguk.

"Hm, kangen juga sama mereka. Ayo buruan, nggak usah ladenin fans lo di sini. Karena nggak bakalan ada. Wleee." Ejek Carol membuat Lucas tersenyum gemas melihatnya.

"Jaga mulutmu, jumpa fans gue udah tadi. Udah pada pulang lagi para fans gue, gue yang lumutan nungguin lo dari rumah sakit kesini. Lama banget."

"Sorry, tadi dokter pengujinya ngeselin. Dah yuk, lama." Ucap Carol menyudahi pembicaraannya dan menarik tangan Lucas tanpa izin. Lucas hanya tersenyum di belakang dan menatap tangannya yang ditarik oleh tangan kecil milik Carol.

"Semoga semuanya akan tetap seperti ini." Batin Lucas dalam hatinya, menatap Carol di depannya dengan senyuman bahagia. Hal apa lagi yang membahagiakannya selain bisa selalu berada di samping Carol?

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang