Ep.2 Part 2

338 40 4
                                    

Dentingan sendok dan garpu memecahkan keheningan di ruangan ini. Semuanya terdiam, menikmati santapan yang ada di hadapan mereka saat ini dengan tenang.

Jujur saja, hal ini hal yang paling melelahkan bagi Adrian. Acara makan malam keluarga besarnya. Hal yang paling Adrian benci. Andai saja Adrian memiliki kuasa untuk menolaknya. Sudah pasti Adrian takkan sudi menginjakkan kaki di ruangan ini.

"Adrian, setelah ini tahta Adhitama Group akan jatuh ke tangan kamu. Persiapkan dengan baik, jangan bikin ayah dan keluarga Adhitama malu." Ucap lelaki yang sudah menua yang bahkan wajahnya saja Adrian enggan untuk melihat.

"Adrian, kalau ada yang bicara dengan kamu, tatap wajahnya. Ayah selalu mengajarkan kamu perihal sopan santun." Sentak lelaki tersebut yang membuat Adrian mengangkat wajahnya malas.

"Adrian tahu." Jawab Adrian singkat, memuakkan. Adrian sangat muak menjadi boneka dari ayahnya sendiri.

"Bagus, dan satu lagi, pertunangan kamu dengan putri dari Darmawan Group akan dilaksanakan bulan depan, saat putrinya pulang dari luar negeri. Perlakukan dia dengan baik."

"Do whatever you want. Adrian udah kenyang." Adrian mendorong kursi miliknya dan melangkah meninggalkan ruangan meja makan dengan tenang.

"Ian!" Teriak Angel menyusul Adrian yang pergi melangkah keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan ruangan tersebut dengan hawa yang tentu saja menegangkan.

"Ian, kamu nggak boleh bersikap begitu sama ayah kamu. You crossed the line." Ucap Angel menahan tangan Adrian erat.

"Aku tau kamu marah sama ayah kamu. Kamu kuliah di jurusan yang nggak kamu inginkan. Kamu dijodohin sama perempuan yang nggak kamu cintai. Bukan berarti kamu harus bertindak kaya tadi, ian."

"Angel, aku capek."

"Aku capek jadi boneka ayah selama ini. Aku udah ngelakuin semua yang ayah mau, tapi bagi dia? Semuanya kurang. Semua harus berjalan sesuai kemauan dia. Soal perjodohan? Aku bahkan nggak bisa bersama wanita yang aku cintai."

"Kenapa kamu nggak coba dulu? Kalau kamu nggak coba, kamu nggak akan pernah tahu perjodohan itu berhasil atau enggaknya. Siapa tau kamu jadi nyaman sama wanita itu dan bisa ngelupain Carol."

"Ngelupain Carol kamu bilang?" Ucap Adrian tak percaya dengan omongan yang dilontarkan Angel.

"Empat tahun, ngel. Empat tahun aku dihantui rasa bersalah, dihantui sama rasa takut. Bahkan untuk mengatakan semuanya sama Carol aku nggak bisa. Dunia aku diatur sama ayah aku. I'm so tired."

"Aku nggak akan pernah bisa lupain Carol, seribu wanita pun nggak akan pernah bisa buat aku melupakan dia. You know it, you really know it."

"Ian..."

"Maksud aku nggak begitu..."

"Udah cukup. Jangan ikutin aku, aku butuh waktu sendiri." Ucapan terakhir Adrian sebelum akhirnya ia pergi, meninggalkan perempuan tersebut dengan terdiam, menuruti perintah dari Adrian. 

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang