Ep.2 Part 9

192 33 2
                                    

"Lucas, minggu depan acara pernikahan aku dengan Adrian......"

Ucapan Carol kemarin masing terngiang – ngiang dengan jelas di kepala Lucas. Bahkan nafas Lucas berhenti detik itu juga, tak bisa mencerna kalimat yang diucapkan oleh Carol.

Lucas menggenggam tiket pesawat dan passport miliknya, lima menit setelah telpon ditutup olehnya ia langsung memesan tiket pesawat paling cepat untuk kembali ke Indonesia. Sialnya ia hanya bisa mendapatkan penerbangan besoknya di pagi hari.

Lucas hanya tak mau usahanya kembali sia – sia. Usahanya selama lima tahun ini, dia tak ingin semuanya berakhir begitu saja. Bahkan ia tengah mempersiapkan acara lamaran tahun ini, mendatangi keluarga Carol bersama kedua orang tuanya untuk melamar putri satu – satunya dari Keluarga Darmawan.

"Kenapa....."

"Kenapa gue selalu kalah dari seorang Adrian....." Ucap Lucas lirih, menatap layar handphonenya yang memuat foto Carol yang sedang tersenyum dengan manis. Mengusapnya perlahan dengan tangannya yang gemetar.

Kali ini benar – benar usaha terakhir yang bisa ia lakukan, sebelum keputusan akhir yang menyatakan, apakah ia benar – benar akan selalu kalah dari Adrian Adhitama atau justru ia akan memenangkan pertandingan ini.

******

"Told you." Ucap Angel sesaat setelah ia mendengar keseluruhan cerita yang diucapkan oleh Adrian. Angel tak terlalu terkejut mendengar cerita yang diucapkan Adrian.

"Kok lo ngga kaget sih?" Ucap Adrian menatap Angel dengan ekspresi anehnya, sedangkan sepupunya ini hanya tersenyum simpul menanggapi kebingungan Adrian.

"Uncle tell me, siapa calon istri kamu." Angel menyesap pelan teh hijau miliknya dengan tenang.

"And then you don't tell me?" Ucap Adrian menahan amarahnya, bisa – bisanya sepupunya yang satu ini mengkhianatinya.

"Yeah, as I said before, ngeliat kamu menderita itu menyenangkan, to be honest." Ujarnya sambil tetap berfokus kepada teh hijau miliknya, mengabaikan Adrian yang menatapnya dengan tatapan dinginnya.

"Betrayal." Ucap Adrian sinis, membuat Angel terkekeh pelan dan menatap wajah Adrian dengan tenang.

"Ian, kalau aku nggak gituin kamu, kamu akan terus menyepelekan segala hal. Kamu nggak belajar untuk menghargai seseorang. Ingat nggak, aku pernah bilang sama kamu? Kelemahan kamu yaitu kamu nggak bisa menghargai kehadiran seseorang di dalam hidup kamu. Kamu baru tersadar akan seberapa pentingnya seseorang dalam hidup kamu, ketika orang itu udah nggak ada lagi di hidup kamu."

"Dan aku harap, kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama setelah ini. Tuhan udah berbaik hati ke kamu, untuk memberikan kamu kesempatan kedua. Kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya."

Adrian hanya menghela nafas beratnya. Berulang kali Angel selalu mengatakan hal itu kepadanya dan berulang kali juga Adrian selalu mengulangi kesalahan tersebut. Kemarin, Adrian menyakiti hati Carol lagi. Menyakiti hati Carol dengan kesalahan yang sama.

"Ini pernikahan loh, Ian. Kamu harus lebih berhati – hati lagi. Inget nggak yang psikolog bilang tempo lalu? Memutuskan sebuah hubungan pernikahan itu lebih mudah daripada memutuskan sebuah hubungan pacaran. Orang – orang lebih gampang buat minta cerai daripada minta putus."

"I made the same mistakes, tomorrow. And I regret it today." Ucap Adrian membuat Angel memutar kedua bola matanya malas. Sudah tahu, hal itu akan terjadi lagi.

"Apalagi yang kamu perbuat sama Carol?"

"Cemburu. Gue cemburu karena Carol selalu nyebut nama Lucas. You know how much I hate him, Angel." Jelas Adrian dengan nada frustasi, menjambak helai – helai rambutnya, merutuki segala kebodohannya kemarin.

"Im so tired for this, like for real?" Ketus Angel tak mengerti dengan apa yang ada di dalam kepala Adrian. Tak habis pikir dengan tingkah Adrian setiap hari.

"Minta maaf sama Carol. Jangan sampai kamu buat dia terpaksa untuk menikah sama kamu. Sesuatu yang dipaksakan itu nggak pernah berhasil dengan baik." Jelas Angel membuat Adrian mengangguk pelan, ia memang harus meminta maaf kepada Carol atas ucapan kasarnya kemarin.

"Secepatnya, gue bakalan minta maaf sama Carol." 

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang