Haii haii aku kembali lagi setelah 2 hari ini merenung dikamar tanpa melakukan apapun, karena mood ancur banget. Dan akhirnya aku bisa ngelanjutin cerita ini lagi.
Maaf kalo pendek, aku masih ngumpulin mood dan fikiranku biar bisa fokus.
Abaikan typo, happy reading 😚*****
Seorang anak lelaki berusia sekitar 13 tahun berlari tak tentu arah melewati derasnya hujan, sesekali dia melihat kearah belakang untuk memastikan jika tidak ada yang mengikutinya. Dia hanya ingin pergi sejauh-jauhnya menjauhi fakta yang baru saja dia dengar dari orang yang sangat dia hormati.
Sudah hampir 1 jam dia berlari hingga jatuh berkali-kali namun anak itu bangkit dan terus berlari. Saat dirasa sudah cukup jauh anak itu berhenti disebuah halte bus yang sangat sepi tidak ada seorangpun disana. Hujan yang tak kunjung berhenti membuat sang anak menggigil kedinginan. Badan yang basah kuyup, bibir yang memutih karena air hujan bahkan kakinya yang tidak mengenakan alas kaki hingga kakinya penuh luka tidak membuat anak itu gentar. Dia hanya ingin pergi menjauhi rumahnya, hanya dia yang tau alasannya kenapa rumah yang sangat nyaman dengan orang yang yang sangat dia cintai menjadi sangat menakutkan hingga tidak ingin kembali kerumah itu.
Dia semakin menggigil ketakutan saat sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat didepannya, dia tidak ingin jika orang-orang itu berhasil mengejarnya. Dia berusaha untuk kembali berlari walaupun badannya sudah tidak kuat lagi tetap dia paksakan. Dia tidak ingin kembali kerumah itu lagi.
"Tunggu" suara seorang anak kecil membuatnya berhenti dan menengok ke arah mobil untuk memastikan siapa yang memanggilnya.
"Nak, apa yang terjadi denganmu? Kenapa badanmu basah kuyup seperti ini? Astaga kamu menggigil. Cepatlah masuk" seorang pria paruh baya menghampirinya dan membawanya masuk kedalam mobil. Saat didalam mobil dia duduk dikursi belakang dengan lelaki kecil yang usianya terlihat jauh lebih muda. Dan seorang wanita paruh baya duduk disamping pria paruh baya yang saat ini sedang menyetir.
"Pakailah jaketku, supaya badanmu hangat" lelaki kecil itu tersenyum saat memberikan jaket padanya. Dia pun menerimanya dan langsung memakai jaket itu.
"Kenapa kamu basah kuyup? Kemana orang tuamu? Kami antar kerumahmu ya" wanita paruh baya itu mencecarnya dengan berbagai pertanyaan membuatnya kembali menggigil dan menangis.
"Hey jangan menangis. Apa ada yang sakit? Ibu ayo kita bawa kerumah" anak kecil itu kemudian memeluknya hingga dia tertidur.
*
Hahh... hahh... hahh....
Tay terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal, bagaikan seorang yang telah bermimpi buruk.
"Kenapa aku bermimpi seperti itu" Tay bermonolog kemudian memeriksa jam di meja samping tempat tidurnya. Baru pukul 6 pagi. Sedangkan Tay baru tidur pukul 3 tadi. Mimpi itu membuatnya enggan untuk kembali tidur, Tay memutuskan untuk mandi. Namun saat akan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, suara ponselnya berbunyi.
"Halo" ucap Tay saat mengambil ponselnya dan menerima panggilan telponnya.
"Phi Tay, papa sudah sadar" kata Gun diseberang telpon.
"Gun, jangan beritahu papa dan mama jika selama ini kamu sudah menemukanku"
"Kenapa phi? Apa phi tidak ingin menjenguk papa?"
"Aku akan kesana, tapi jangan beritahu apapun tentangku pada mereka"
"Baiklah. Aku akan menunggu"
Tuutt..tuutt...
Panggilan pun berakhir. Tay terdiam dan kembali mengingat mimpinya. Siapa anak kecil itu? Kenapa Tay tidak pernah mengingatnya sebelumnya? Tanpa pikir panjang Tay kembali ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk kerumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Blue Sky [Tay×New]
Fanfictionseorang mafia yang suka ngebunuh orang bisa jatuh cinta? dan cintanya sama orang dengan gender yang sama juga? tentu aja bisa. dia adalah Tay Tawan, bos mafia yang sangat di takuti didunia gelap karena kejahatannya dan memiliki tangan kanan yang sa...