chapter 12

8.9K 705 9
                                    

Happy reading guysss😚
Abaikan typo👌

***









Setelah kepergian Tay yang tiba-tiba itu membuat New termenung, kenapa setelah mendapatkan pangggilan raut wajah Tay jadi berubah dan dia langsung pergi begitu saja? Apakah ada hal yang sangat penting? Namun New berusaha mengenyahkan pikiran itu, New mengalihkan pikirannya dan sekarang New malah berfikir bagaimana bisa dia menjadi lemah seperti ini dihadapan Tay? Apakah New sudah luluh dan berusaha untuk menerima Tay menjadi kekasihnya? New sangat bingung, disatu sisi dia tidak ingin berkencan dengan pria dan disisi lain dia merasa kehilangan saat Tay tidak ada. Apa mungkin New juga menyukainya?

"Ooyyyyy" teriak New sambil membenturkan kepalanya di atas bantal. Tiba-tiba New teringat sesuatu lalu bangkit dari atas kasur dan menuju ruang tamu. Sisa makanan yang Tay bawa masih sangat banyak, karena New tidak suka membuang buang makanan, makanan itu New simpan dikulkas.



Kring.. kring.. kring...

Suara ponsel berbunyi saat New tertidur, New berusaha untuk mengabaikannya karena masih sangat mengantuk. Namun suara ponsel yang tak kunjung berhenti itu membuat New membuka matanya dan mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo" sapa New dengan suara khas orang bangun tidur. Orang yang diseberang sambungan terkikik geli.

"Apa Mae mengganggu tidurmu nak?" Suara seorang wanita yang sangat New kenal membuat rasa kantuknya menghilang.

Dengan tersenyum New berkata "tidak, ada angin apa Mae menghubungiku? Biasanya aku yang harus menghubungi Mae terlebih dahulu"

"Mae hanya merindukan anak Mae satu-satunya. Apa tidak boleh?"

"Tentu saja boleh Mae. Aku juga merindukan Mae"

"Kalau begitu pulanglah, sudah lama sejak terakhir kali kamu pulang"

"Aku belum bisa pulang Mae, nanti kalau ada waktu aku akan pulang oke"

"Hahh.. baiklah jaga dirimu baik-baik nak. Jangan sampai telat makan, dan segeralah cari kekasih. Mae sudah tua, Mae ingin sekali menimang cucu sebelum Mae meninggal. Sampai jumpa"

"Tunggu Mae..."

Tuutt... tuut.. tuuttt..

Sambungan telepon pun terputus, New menyimpan ponselnya di atas meja dan kembali merenungkan apa yang Mae nya katakan tadi.

"Kenapa setiap menelpon Mae selalu menyuruhku mencari kekasih" ucap New mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

New bangun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi, saat melihat jam di dinding kamarnya New terkejut.

"Astaga sudah pukul 9 malam. Sudah berapa lama aku tertidur" gumamnya sambil menuju kamar mandi.




****



Sudah seminggu Tay berada dirumah sakit untuk menemani Gun, karena sampai saat ini Gun belum sadar juga. Dokter mengatakan jika Gun mengalami overdosis dan saat ini sedang koma. Untung saja Tay membawa Gun kerumah sakit dekat rumahnya bukan rumah sakit milik papanya sehingga tidak ada yang tahu jika Gun seperti ini. Tay tidak tahu alasan Gun melakukan hal nekat seperti ini, membuat Tay menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membuat adik kesayangannya koma. Dan entah kapan dia bisa sadar lagi. Semua pekerjaan Tay serahkan pada Off, agar Tay bisa dengan tenang menunggu Gun. Bahkan hingga saat ini pun Off belum pernah datang untuk sekedar menjenguk Gun, Off selalu menanyakan kabar hanya lewat telepon. Namun Tay yakin jika Off sangat mengkhawatirkan Gun.

Tay duduk disofa melihat data yang dikirim oleh Off lewat ponselnya, tanpa Tay sadari orang yang selama ini Tay tunggu sudah membuka matanya dengan lebar namun tubuhnya masih sangat lemah.

Dark Blue Sky [Tay×New]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang