Sudah Sah ; 3

7.5K 938 78
                                        



Jantung Jennie berdegub kencang saat ia berjalan menuju altar pernikahan dengan ditemani ayahnya. Tangannya menggenggam erat lengan Jiyong. Ia benar-benar tidak siap. Meski telah benar-benar mengabaikan dirinya sendiri, Jennie tidak kuasa menahan rasa takutnya. Berhentilah langkah gadis itu. Pandangannya begitu nanar, terimplisi gelisahnya. Ia mengatupkan bibirnya lalu berkata terus terang pada sosok yang menemaninya, "Dad, I'm afraid...."

Jiyong tersenyum tulus padanya, tangannya menggenggam kian erat. "Jangan takut, saya di sini," ucapnya sehalus sutra kualitas terbaik. Ia juga takut, namun merasa yakin segenap hati. Menyerahkan putri satu-satunya pada pria yang telah ia pilih dengan penuh kehati-hatian. 

Jennie menarik napasnya lalu menghembuskannya pelan, mencoba meredakan lonjakan yang mengganjalnya.  Ia telah sampai di titik ini. Melihat Jiyong dalam puncak bahagia, ia menanggalkan keraguannya."Okay..."

Langkah anak dan ayah itu berlanjut. Tidak terasa telah tiba di altar pernikahan. Jennie tidak melihat keberadaan pria gendut yang ia temui kemarin. Kemana calon suaminya? Lalu siapa pemuda tampan yang sudah ada di altar sebelum dia sampai?

Pemuda itu menghampiri Jennie. Sedangkan Jennie dilanda bingung, siapa dia? Ayahnya sudah tidak di sampingnya untuk menjelaskan padanya. Pemuda itu menatapnya, tangannya meraih tangan Jennie dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan waspada pada Jennie. Bibirnya bergerak untuk membisik sebuah kata di telinganya, "Ayo."

Jennie masih tidak mengerti. Ragu-ragu ia bertanya dalam bisikan yang hanya bisa keduanya dengar, "K-kau siapa?"

Pemuda itu tersenyum manis, "Aku Taehyung, Kim Taehyung, calon suamimu."

Jika Jennie tidak ingat ia akan menikah dengan pemuda yang mengaku Taehyung itu, dia sudah pingsan di tempat. Memangnya Taehyung ada berapa? Astaga Jennie sangat kebingungan, namun akhirnya gadis itu menatap Jiyong. Ayahnya mengacungkan jempol, tanda bahwa memang benar pemuda ini akan menikah dengannya. Berapa kali ia harus mendapati dirinya berada dalam situasi membingungkan. Ia tidak punya waktu untuk berpikir lebih, hanya bisa mengikuti intuisinya untuk membiarkan pria itu menyentuh kulit putihnya. 

Mereka berdua, Taehyung dan Jennie menghampiri pendeta. Jennie hanya terbungkam, penuh pertanyaan. Kenapa, mengapa, bagaimana ini bisa terjadi. Namun itu hanya terpendam dan berputar-putar di pikirannya. Pendeta pun memulai untuk membimbing keduanya mengucap janji suci. Tidak terasa, semua janji suci telah terucap dari keduanya. Taehyung terlihat sangat bahagia, berarti ia menyukai Jennie, kan? Jennie jadi malu sendiri. Tidak menyangka suaminya akan setampan ini.

Eh, apa yang dia pikirkan!? 

Siapa gadis yang kemarin mengurung dirinya dan menangis seharian di kamar! 

Jennie tidak mengingat gadis bodoh itu lagi!

Suara pendeta menyentak pikirannya, "Sekarang kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Silahkan suami untuk mencium istrinya!"

Jennie menelan ludahnya, astaga...  Ciuman pertamanya. Pipinya memerah. Ia menunduk, panas sekali pipinya seperti akan meledak! Jantungnya berdentum sangat keras, melebihi sorakan tamu dan undangan pernikahan. Gadis itu sedikit bergetar, menelan ludah sekali lagi untuk melihat Taehyung menarik senyum yang mempesona. Pria itu menangkup pipinya dan mendongakkan wajahnya. Perlahan mendekatkan wajah keduanya hingga hembus napasnya dapat terasa, menyapa permukaan wajahnya yang indah. Jennie tidak bisa melihatnya, gadis itu secara refleks memejam, tidak sanggup lagi melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Pun kerumunan mendadak senyap. Keheningan telah menyokong suasana yang khidmat. Namun, bibir mereka tak kunjung bertemu.

STRAIGHT? [TN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang