Salah Sangka ; 8

6.4K 756 204
                                        


Jennie bangun dari tidurnya. Dengan malas mengambil posisi duduk dan mengucak matanya. Ia mendapati dirinya yang sepenuhnya genap nyawa pada pukul tujuh. Pagi yang terlalu awal untuknya. Jennie melihat ke samping tempatnya tidur, presensi pria yang terlelap penuh damai. Surai pendeknya sedikit berantakan, Taehyung tidak terlalu banyak bergerak dalam tidurnya. Jennie tahu itu dari posisi tidurnya yang masih sama seperti saat ia tertidur. 

Gadis itu mengambil senyumnya tanpa disadari. Mengabaikan sifat mengesalkan pria itu, Taehyung kini nampak benar-benar menawan. Baru kali ini ia melihat wajah polos Taehyung saat tertidur. Biasanya, ia selalu bangun dan mendapati tempat tidur di sebelahnya dingin; Taehyung selalu bangun lebih dulu. Ia mengaguminya dalam gumaman, "Tampan."

"Aku tahu."

Jennie membelalak tak percaya. Seharusnya ia tidak melakukan hal yang membuat pria itu merasa terlalu percaya diri. Andai bisa menarik ucapannya, ia akan menelannya kembali hingga ke dalam perut. Namun tidak ada tindakan yang berarti setelah Taehyung membalas gumamannya. 

Taehyung menopang tubuhnya dengan dua siku untuk beranjak dari posisinya. Ia melakukan hal yang sama dengan Jennie. Terduduk di atas ranjang dengan jarak yang lumayan dekat membuat keduanya dapat saling melihat dengan jelas bagaimana keadaan masing-masing. Pandangan keduanya saling terkunci. Mata berat Taehyung sedikit kehilangan ketajamannya, namun tak mengurangi aksen kejamnya. Dua orang itu tertegun untuk sesaat. Jennie yang menyadari pipinya bereaksi, membuang mukanya sembarang. 

"Pagi." Suara berat seorang lelaki yang baru bangun tidur. Taehyung hanya mengucapkannya tanpa maksud apapun. Ia sebenarnya tidak mengerti alasannya dan tidak terlalu memikirkannya. 

Jennie tersenyum kikuk sambil mati-matian menyembunyikan kecanggungan yang hanya dirasakannya, pihak lain terlihat begitu acuh tak acuh. Si gadis angkuh tidak ingin kehilangan muka, maka ia membalas dengan datar, "Ya, pagi juga." 

Taehyung meregangkan badan, merasa tubuhnya telah jauh lebih baik. Ia kembali memandang Jennie. "Terima kasih."

Jennie tidak dapat merasa lebih aneh. Segalanya tercampur dengan rasa terkejut, heran, tak percaya, dan merasa waspada. Sikap normal pria itu seharusnya tidak akan berterima kasih padanya. Ia mengernyit dan bertanya singkat, "Untuk?" 

"Membuat pegalku hilang."

"Ahh.. Anytime."

"Pijatanmu terasa sangat nyaman, aku sampai tertidur dibuatnya." Pria itu berterus terang. Ada kekehan lembut dalam ucapannya yang membuat Jennie kembali merasakan gelayar panas dalam pipinya. 

Itu pujian yang tidak tulus! Jennie menanamkan pemikiran itu dalam benaknya, berharap dapat menyadarkan dirinya sehingga ia tidak akan terlena karena ucapan manis pria ular ini. "Bagus jika kau menyukainya."

Pihak lain melayangkan senyum tipis. Jennie tidak tahan lagi dengan perubahan sifatnya yang mendadak. Ia buru-buru bangkit untuk beranjak darinya. "Aku rasa, aku akan mandi lebih dulu." Jennie berlalu secepat kilat, tak memberikan kesempatan pada pria itu untuk memberikan balasan. 

Taehyung tidak menangkap keanehan dari sikap Jennie. Yang telah menutup mata atas segala tingkah bodoh gadis itu. Jadi tidak terheran mengapa dengan tiba-tiba Jennie menghindarinya. Ia mengendikkan bahu lalu merapikan penampilannya. Selama Jennie mandi, ia tidak ingin membuang kesempatan untuk menemui adik palsunya diam-diam. 

Taehyung mendatangi kamar adiknya tanpa siapapun tahu. Ia buru-buru menarik paksa selimut tebal yang menutupi tubuh indah di bawahnya. 

Sosok itu melenguh pelan. Ia tidak mengharapkan mendapati tamu pada awal harinya. Dengan malas, ia tersenyum menatap Taehyung. "Ah... Pagi Taehyung."

STRAIGHT? [TN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang