Jennie keguguran.
Adalah kalimat pertama yang Taehyung dengar saat ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Taehyung begitu marah. Ia ingin membangunkan istrinya yang tertidur, lalu memberinya banyak pertanyaan. Namun raut letih dan sendu yang Jennie miliki saat tertidur membuatnya urung. Wanita itu pasti lebih terpuruk darinya. Kehamilan Jennie baru saja terungkap kemarin saat wanita itu mengalami rasa mual yang berlebihan. Dan sekarang.... Taehyung tidak tahu harus melakukan apa. Mereka bahkan belum sempat melihat bagaimana kondisi fisik anak mereka, naas sekali kini keduanya telah kehilangannya.
Maka Taehyung yang tidak tahu harus berbuat apa, memutuskan untuk membelai Jennie dalam dekapannya yang hangat. Kekecewaan dan duka panjang dengan kejam menikamnya. Hatinya hancur. Dan kondisi istrinya tidak lebih baik darinya. Matanya yang terpejam nampak sembab dan gelap. Wanita itu menangis dalam tidurnya.
"Taehyung?"
Jennie menjadi tersadar dari lelapnya. Ia sontak mendorong tubuh Taehyung seakan bersentuhan dengannya membuatnya tidak nyaman. Jennie menunjukkan banyak perubahan yang mendadak. Ia menatap suaminya dengan penuh ketidaksukaan. Bahkan mata kucing itu secara terang-terangan memberinya penyalahan, seolah kehilangan bayinya adalah salah pria itu.
"Jennie..."
"Jangan menyebut namaku lagi."
Ekspresi itu... Taehyung telah melihatnya sebelumnya. Kini dipaksa menerima kebencian dari Jennie membuatnya terhenyak begitu dalam. Ia tidak mengerti. Apa yang salah dengannya? Ia bertanya bingung, "Kau kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?"
"Ini semua salahmu. Kau tidak bisa menjagaku. Kau telah gagal menjadi seorang pria. Aku membencimu."
Apa-apaan... Taehyung menjadi ketakutan tanpa tahu alasan kesalahannya.
Jennie mendengus, memalingkan wajahnya. Ia terlihat begitu tidak tertarik untuk berbicara lebih lama dengan suaminya. Seolah pria itu adalah momok yang menjijikan. "Aku ingin berpisah denganmu. Aku ingin kita cerai."
Tidak terdapat keraguan dan candaan. Dalam semua ucapan Jennie, Taehyung merasakan jika itu memang keinginan dari istrinya. Ia yang masih tidak percaya akan apa yang terjadi, bertanya dengan keputusasaan, "Apa maksudnya ini? Kau tidak bisa──"
"Aku bisa!" Jennie memotong ucapannya dalam satu tarikan napas. Ia kembali berkata, "Aku bisa melakukan ini. Aku tidak tahan setiap harinya menghabiskan waktu bersama orang sepertimu. Kau telah menghancurkan hidupku, membuatku kehilangan Daddy! Kau merusak semuanya. Aku tidak bisa lagi berpura-pura mencintaimu!"
Taehyung terjatuh telak, dalam luka hati yang berdarah. Ia sungguh tidak mempercayai ini. Ia tidak akan pernah mempercayainya. Jennie bukanlah wanita yang pandai berpura-pura. Wanita itu pasti berbohong! Taehyung buru-buru menggenggam tangan Jennie dengan panik hanya untuk mendapatkan satu tamparan di pipinya. Jennie menamparnya tanpa rasa bersalah. "Jangan menyentuhku!"
"Mengapa.... Mengapa kau melakukan ini.... Bukankah kita──"
"Aku tidak pernah mencintaimu!" Jennie berteriak seolah Taehyung tuli dan tidak akan mendengarnya jika ia tidak mengeraskan suaranya. "Sesungguhnya, aku hanya mencintai Lisa!"
"Kau bercanda!?"
"Kau bisa mencintai Jungkook, mengapa aku bercanda saat aku bilang aku mencintai Lisa!?"
"Jennie... Katakan kau berbohong..."
"Tidak. Aku serius. Dan kami telah berencana untuk menikah setelah kita bercerai. Tolong kerja samanya."
Entah dosa apa yang ia lakukan di masa lalu sehingga pada hari ini, dirinya dipenuhi kemalangan. Ia kehilangan istri dan anaknya sekaligus. Apa yang akan ia lakukan jika Jennie benar-benar meninggalkannya... Ia tidak akan bisa menjalani hari-harinya dengan benar. Ia tidak akan pernah lagi tertawa dan tersenyum. Ia akan menjadi pria paling menyedihkan yang pernah ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
STRAIGHT? [TN]
FanfictionJennie terpaksa menikahi pria yang dipilih ayahnya. Namun pria itu sama sekali tidak memiliki minat terhadapnya, bahkan untuk sekedar melirik apalagi menyentuh. Ia tidak meragukan dirinya yang sempurna sehingga ketidakminatan sang suami mendorongnya...