Masih Curiga ; 6

6.5K 807 42
                                        


Semua orang di rumah Taehyung dirundung rasa takut, pasalnya majikan mereka marah-marah hanya karena salah seorang pelayan meminta ijin untuk tidak bekerja. Tidak ada yang memiliki nyali untuk sekedar melirik pria itu. Semuanya hanya bisa bergeming tanpa perlawanan terhadap pria haus darah itu. Setiap kata diucapkan dengan kasar, menghantam titik lemah siapapun yang mendengarkan. Temperamennya benar-benar buruk. Matanya bahkan sedikit memerah karenanya. Sekali lagi ia menyalak, "Apa yang kau pikirkan? Kau mau aku pecat! Apa gajimu kurang banyak?!"

Jennie baru kali ini mendapatkan suasana berisik di rumah barunya. Segera ia yang semula masih sibuk mengotak-atik ponselnya untuk bertukar pesan dengan beberapa teman, kini berjalan panik menuruni tangga. Ia menangkap siulet kokoh seorang pria kejam tengah memunggunginya. Tidak ada siapapun di rumah yang mengenakan setelan kerja selain Taehyung, maka dapat dipastikan jika pria itu adalah sumber kegaduhan. Jennie berpendar, saat ini pandangannya beralih pada deretan pelayan yang menundukkan kepala. Berdiri rapi selayaknya kumpulan anjing penurut. Tidak tahan akan pemandangan itu, ia menghampiri Taehyung lalu bertanya tak terima, "Ada apa ini?!"

"Tidak perlu ikut campur! Diam saja di kamar!"

Jennie tidak pernah dibentak seseorang secara langsung. Apalagi di depan banyak orang. Seketika bulu romanya menggigil. Ia merasakan kekesalan namun hilang begitu saja setelah kembali melihat keadaan para pelayan. Entah kesalahan apa yang telah mereka lakukan, tidak sepatutnya Taehyung bersikap begitu kasar. Jennie mengabaikan perasaannya yang dirasa tidak penting untuk didahulukan, menatap pada Taehyung dengan penuh ketenangan. "Calm down... Bagaimanapun, mereka ketakutan. Tidakkah kau lihat?"

"Sudah sewajarnya." Taehyung membuang muka seolah melihatnya tidak lebih baik daripada melihat para pelayan. Ia melanjutkan, "Lagi pula, gadis sepertimu mana bisa memahami." 

Jennie mengambil napas dan menghela, "Yang tidak aku pahami adalah kau." 

Taehyung kehilangan minat untuk mengurusi amarahnya. Ucapan Jennie telah membuatnya malas. Tanpa satu kata pun, pria itu beranjak menjauh. Tidak adanya kejelasan dalam sikap Taehyung membuat Jennie jengah. Ia benar-benar tidak mengerti ular itu. Seakan telah terbiasa meski hanya dalam waktu singkat, Jennie meluruskan masalah yang baru saja Taehyung tinggalkan padanya untuk diselesaikan. 

Pria yang tidak bertanggung jawab! 

Jennie tanpa meninggalkan kesal buruk di wajahnya, memasang senyum ramah pada pelayan yang masih diam. Ia melayangkan pertanyaan, "Ada apa sebenarnya? Bisa ceritakan padaku?"

Tidak ada jawaban. Namun Jennie tahu jika mereka tengah dalam kegelisahan parah hingga ragu-ragu membuka mulut. Melirik pada eksistensi wanita tua yang sangat dikenalinya, ia sekali lagi bertanya dengan sabar, "Maria, bisa kau jelaskan?"

Maria tersentak saat namanya disebutkan namun sebelum satu detik, ia membuka katup bibirnya, "Begini, Nona... Johny... Dia... Dia ingin meminta ijin tidak bekerja karena istrinya sedang hamil besar dan bisa melahirkan kapan saja, tidak ada yang menemani istrinya di rumah karena itu dia sangat khawatir..."

"Lalu Taehyung tidak memberinya ijin?"

Maria mengepalkan tangannya yang gemetar dan mengangguk lemah. Jennie kian merasa kasihan, tidak tega pada siapapun yang bernama Johny. Baru saja ingin memastikan diantara para pelayan siapa yang memiliki nama tersebut, seorang pria tengah baya tiba-tiba merendahkan tubuh untuk kemudian melakukan sujud di depannya. "Tolong, jangan pecat saya Nona. Saya minta maaf atas kesalahan saya. Anda bisa memotong gaji saya, tapi tolong jangan pecat saya...." Pria itu terisak pilu. 

STRAIGHT? [TN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang