Adik Ipar ; 7

6.3K 769 175
                                    


Wajah tegas Taehyung menyokong rasa lega. Seakan baru saat ini ia dapat berhembus napas begitu damai. Ia berada di kediaman kekasihnya. Manik coklatnya terpaku pada titik-titik hujan yang samar di luar jendela tanpa tirai. Sementara jari panjangnya menyelinap di sebuah cangkir hangat untuk kemudian membawanya ke dalam mulut. Ia menyesap kopi panas itu dengan pelan. Taehyung tengah menunggui Sweetie menyelesaikan masakannya. Kesabarannya tertenun rapi jika menyangkut sang kesayangan. Kesabaran yang sama sekali tidak Jennie dapatkan. 

Pandangan Taehyung beralih pada sosok indah yang membawa sepiring nasi goreng dengan aroma memikat. Ia tersenyum penuh hangat dan menghampiri Taehyung, duduk di kursi di dekatnya. "Hanya ini yang bisa ku masak malam ini." Ia mengambil sendok untuk kemudian meraup nasi dengannya. Namun sebelum berhasil menyuapkannya pada mulut Taehyung, dering keras dari ponsel pria itu menginterupsi. Itu adalah sebuah panggilan masuk dari sang istri. Ia menarik sudut bibir jengkel, tak memiliki sisa minat untuk menyuapi kekasihnya, ia beralih menyuapkan nasi pada mulutnya sendiri. 

Taehyung justru mengabaikan ponselnya, memandang kekasihnya. Figur yang ia pandang berubah masam.  "Itu istrimu."

Pria itu berhela. "Ya." Mood-nya terkikis. Ia tanpa peduli kembali mengangkat cangkir dan menyesap kopinya lagi. 

Sweetie memejam. Meski kesal, ia tidak ingin Taehyung bertindak bodoh. Dengan halus, ia menyentuh lengan pria itu dan mengusapnya berulang-ulang. "Taehyung, aku tahu kau kesal. Tapi kau tidak bisa bersikap acuh tak acuh begitu. Angkat saja. Siapa tahu penting?"

Pria itu menurut. Tidak bisa menolak sang kekasih. Dengan terpaksa Taehyung mengangkat telpon dari Jennie. "Apa?"

Terdengar bunyi helaan napas dari ujung sana, "Kau kapan pulang? Tadi Daddy ke sini dan dia menanyakanmu. Aku bilang padanya kalau aku dan semua orang di rumah tidak tahu kemana kau pergi."

Taehyung sedikit terkejut, ayah mertuanya telah setuju jika setelah dia menikahi putrinya, saat libur pernikahannya tidak akan menemuinya lagi karena tidak mau mengganggu pasangan pengantin baru itu. Tapi sekarang, mertuanya bahkan mendatangi rumah mereka. Ia kehilangan warna wajahnya. Menyembunyikan sedikit kecemasannya, Taehyung kembali berujar, "Sebentar lagi aku akh-"

Taehyung menjauhkan ponselnya, menatap kekasihnya dengan tajam sembari berkata lirih, "Apa yang kau lakukan?!"

"Taehyung... Lanjutkan telponmu, aku hanya meremasnya sedikit," Sweetie menjawab tanpa guyar menyesal. Ia melanjutkan pekerjaan tangannya, bahkan dengan berani kini menekan bilah keras di balik celana pria itu. 

"Sial." Taehyung mengumpat pelan, hampir menggeram. Ia kembali meletakkan benda pipih itu di telinganya dan mendengar nada khawatir darinya,"Taehyung?"

"Ya... Tadi hanya ada sedikit masa─lah."

Taehyung membulatkan matanya ketika kekasihnya mengulum penisnya dengan rakus dan menghisapnya berulang kali. Sekuat tenaga berusaha mengubur gejolak yang berhamburan keluar. Ia memejam dan menggeram tertahan. Ia tidak ingin Jennie mendengarnya melenguh barang sedikit saja. 

"Kau tidak apa-apa? Kau... Terdengar sedang gelisah."

"Nhh─tidak. Aku akan pulang sebentar lagi."

Taehyung buru-buru memutus sambungan telepon tanpa mempedulikan Jennie. Ia menahan kekasihnya untuk tidak menggodanya lagi. Meski kesal akan apa yang dilakukannya, pria itu tidak akan memarahinya. Membentak apa lagi. Maka, ia dengan lembut menopang pipi sang kekasih lalu mengeluarkan kepemilikannya dari mulutnya. 

"Aku harus pulang, sayang."

Sweetie cemberut. Ia mendengar dengan jelas seluruh percakapan pasangan suami-istri itu. "Apa wanita itu mengadu pada ayahnya?"

STRAIGHT? [TN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang