Jennie bangun tanpa ingat apa yang telah ia alami saat di bawah kendali obat perangsang. Kepalanya terasa berat dan hanya dapat menangkap momen ketika dirinya bertingkah bodoh saat tanpa sengaja mengengguk minuman yang ia buat untuk Taehyung. Hanya sampai di situ ingatannya. Bagaimana ia sampai ke tempat tidur dan terbangun saat langit telah menggelap, ia tidak tahu. Siksaan yang membuatnya gila tidak memiliki kesan apapun di benaknya. Namun ia tahu, efek yang ditimbulkan obat itu pasti tidak akan baik.
"Bodoh."
Saat yang sama, Taehyung memasuki kamar dengan membawa nampan berisikan bubur khas setempat dan air putih. Ekspresinya tidak dapat terbaca. Kedataran mimiknya seolah menyembunyikan hal besar, namun tidak mengungkap apapun dengan jelas. Melihat dari cara Jennie kebingungan, ia tahu jika Jennie tidak mengingat apapun. Maka, untuk situasi yang baik, ia tidak akan membeberkan apapun. Itu adalah hal memalukan yang dapat menimbulkan kecanggungan besar pada dirinya.
"Kau sakit? Tiba-tiba pingsan begitu saja."
Raut Jennie berubah lega. Sepertinya ia tidak melakukan hal yang buruk akibat obat itu. Jennie menjawab asal, "Ah, aku tidak tahu." Sorotnya melirik nampan yang Taehyung bawa, membuat rasa lapar seketika menyerang perutnya.
Taehyung melihat tidak ada kebohongan di mata Jennie, jadi gadis itu benar-benar tidak tahu. Sudut hatinya menghangat tanpa komando. Tangannya tergerak untuk menyentuh dahi Jennie dan tidak mendapat suhu yang panas. Entah mengapa ia merasa kelegaan yang sejuk. Jemarinya bergerak hingga surai Jennie yang sedikit berantakan, mengacaknya perlahan. Taehyung tidak menyadari jika bibirnya terangkat kecil. Taehyung berkata, "Ayo makan," lalu menyendok sesuap bubur.
Suara yang lembut dan usapan hangat di kepalanya, juga sesendok bubur yang diacungkan kepadanya. Jennie bergerak waspada setelah mendapat perlakuan seolah ia adalah anjing menggemaskan yang lapar dari Taehyung yang berlagak seperti pecinta anjing yang dermawan. Menyembunyikan pipinya yang memerah, Jennie mengambil apa yang ada di atas nampan. "A──aku bisa makan sendiri!"
Jennie tidak siap melihat pemandangan yang benar-benar langka. Taehyung tersenyum! Senyum berbentuk kotak yang meningkatkan ketampanannya, menutup perilaku buruk yang biasa pria itu lakukan. Adapun alasan di balik senyumnya adalah tingkahnya sendiri. Kegugupan dan wajah memerahnya membuat Taehyung gemas. Gadis ini begitu lucu dan payah. Kepayahannya membuat sikap bodoh dan terburu-buru.
Jennie terpana untuk waktu yang lama. "Uh... Aku akan memakannya sekarang!"
Tanpa menunggu jawaban, Jennie merealisasikan ucapannya. Gadis menghabiskan bubur lalu menengguk minuman dengan cepat. Selayaknya anjing yang kelaparan. "Hehe... Maaf, aku benar-benar lapar."
Ponsel yang entah bagaimana sudah berada di atas nakas di samping ranjang menginterupsi keduanya. Atensi mereka sepenuhnya beralih pada benda pipih itu. Nada deringnya adalah nada untuk panggilan masuk milik Jennie. Gadis itu buru-buru melonjak bangkit, mengambilnya dalam satu genggaman. Jennie mendengus setelah mengetahui siapa yang memanggil, wajahnya tertekuk sebal. "Taehyung, aku ke balkon ya?"
Pihak lain tidak keberatan dan mengangguk tanpa keraguan.
.
"Kau gadis gila! Obat itu obat apa!? Kenapa aku bisa langsung pingsan ha!?"
Jennie tanpa basa-basi menyemprotkan kemarahannya pada Lisa. Si pemanggil sekaligus orang yang menghadiahkan obat itu. Sebenarnya, Lisa menelpon untuk menanyakan kabar sahabatnya, lalu menggodanya sebagai pengantin baru. Namun yang didapati justru sentakan keras dengan emosi yang menguap-uap. "Huh? Obat apa yang kau maksud?"
"Obat yang kau berikan, bodoh!"
Lisa tertawa tanpa dosa. "Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa? Kau pikir aku memberimu obat tidur? Hahahahahah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAIGHT? [TN]
FanfictionJennie terpaksa menikahi pria yang dipilih ayahnya. Namun pria itu sama sekali tidak memiliki minat terhadapnya, bahkan untuk sekedar melirik apalagi menyentuh. Ia tidak meragukan dirinya yang sempurna sehingga ketidakminatan sang suami mendorongnya...