"Ayolah, Jennie.""Tidak, aku sedang period."
"Aku mohon."
"Tidak!"
"Aku kan sedang ingin..."
"Kau gila! Aku berdarah, tidak bisa melakukan ini heh!"
"Jangan masuk kalau begitu, hanya—"
"Kau waras? Apanya tidak masuk! Aku tidak mau ya hanya melihatmu berenang di pinggiran kolam! Memangnya aku apa!"
"Ayolah... Kau sahabat baikku."
"Lisa, masih ada Jisoo dan Rosè." Jennie mendengus payah. Ia mengira Lisa memiliki hal penting untuk dibicarakan secara tatap muka dengan mendatanginya ke rumah. Tak disangka, gadis itu hanya menginginkan seseorang untuk menemaninya berenang. Lagi pula, masih ada orang lain... Juga, memangnya Lisa anak kecil yang butuh pengawasan orang tua saat berenang!? Jennie dibuat lelah.
Lisa meniup poni lalu mengerucutkan bibirnya. "Mereka sibuk. Rosè sedang berkencan dengan Jimin. Sedangkan Jisoo, kau tahu kan dia sedang sibuk dengan kakakmu...."
"Makanya cari pacar!"
"Tidak mau. Aku hanya ingin ditemani. Please?"
Jennie menggeleng mantap. "Aku juga punya suami di sini."
"Hei! Kau kan sedang menstruasi mana bisa—"
Ucapan Lisa terpotong ketika Jennie menjitak kepalanya. "Apa hubungannya dengan itu?"
"Kan kau jadi tidak bisa melakukan... Sex."
Membelalak, Jennie ingin sekali membuang Lisa ke lautan, namun terlalu sayang karena nanti populasi manusia bodoh di hidupnya berkurang. "Mulutmu itu minta disumpal penis!"
"Frontal sekali kau Jane. Aku jadi makin kagum padamu....."
"Berisik. Sana pulang!"
Lisa menggeleng dan menampilkan puppy eyes nya untuk membujuk Jennie supaya menemaninya berenang. Namun hal itu tentu tidak berpengaruh sama sekali. Ia hanya memandangnya acuh tak acuh.
Sorot Lisa memudarkan cahaya. Gadis yang semula datang dengan semangat tinggi, kini merasa berkecil hati. Semua sahabat dekatnya memiliki kesibukan masing-masing dengan pasangannya. Tatkala Lisa berniat untuk hengkang, keajaiban seolah terjadi. Seorang pemuda manis tiba-tiba menghadirkan eksistensi, berjalan menuruni tangga. Sebelum lelaki itu menghilang, Jennie buru-buru menyelanya. "Jungkook, ayo ke sini sebentar."
Jungkook yang merasa terpanggil tidak bisa mengabaikannya begitu saja maka ia lantas melangkahkan kakinya untuk mendekat pada dua perempuan itu. "Ada apa?" responnya ramah. Meski tidak begitu menyukai Jennie, ia tidak bisa dengan lantang menunjukkan sifat aslinya. Terpaksa berpura-pura menjadi laki-laki sopan dan penuh kelembutan untuk mencegah kecurigaan muncul. Jennie tidak bisa mengabaikan tingkah lakunya yang santun, segera tersenyum padanya lalu mengusap bahu Lisa. "Ini.... Dia Lisa, temanku." Kemudian ia beralih mengenalkan Jungkook, "Lalu... Lisa, ini Jungkook, adik Taehyung."
Lisa dan Jungkook tidak siap atas perkenalan tiba-tiba ini. Mereka hanya bisa melempar senyum tipis untuk satu sama lain. Menjabat tangan sebagai tanda kenal lalu buru-buru menarik diri.
"Ah. Ini... Bagaimana ya... " Jennie menggaruk lehernya dengan perasaan tidak enak. "Lisa... Lisa ingin pergi berenang tapi tidak memiliki siapapun untuk menemaninya. Bisakah aku merepotkanmu untuk menemaninya?"
Mata Lisa membulat memandang Jennie tak percaya. Ia protes dalam hatinya, "Bagaimana bisa dia begitu mudah mengatakan hal seperti itu! Menyerahkanku pada pria asing yang baru sedetik lalu aku ketahui namanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAIGHT? [TN]
FanficJennie terpaksa menikahi pria yang dipilih ayahnya. Namun pria itu sama sekali tidak memiliki minat terhadapnya, bahkan untuk sekedar melirik apalagi menyentuh. Ia tidak meragukan dirinya yang sempurna sehingga ketidakminatan sang suami mendorongnya...