28. Kim TaeOh

1.6K 218 14
                                    

Kim TaeOh

Nama yang diberikan Kai hyung pada anak mereka. Anak lelaki mungil dan lucu. Tampan seprti ayahnya dan manis seperti ibunya.

Kai Hyung terlihat gemetar kala mengangkat tubuh mungil itu. Kurasa itu adalah pengalaman pertama nya. Dia terlihat sangat berhati hati. Mendekati Noona yang masih tidur.

Meletakan Taeoh di sisi Noona. Dan TaeOh dengan gerakan perlahan memeluk Noona dengan mata yang masih terpejam.

"Hei. Dia sangat tampan, Soo. Lihatlah. " kai Hyeong berusaha bicara. Terdengar gemetar dari suaranya. Dia menahan emosi nya.

Aku mendekat dan menepuk bahu Kai hyung perlahan. Mengusap menguatkan dirinya. "TaeOh sangat tampan, hyung." aku berusaha menghiburnya. Walau aku tak tau apa itu akan berhasil.

"Tentu saja. Dia anak ku, Ren. Dan dia keponakan mu. "

Aku tertawa pelan. Ki hyung kembali mengangkat tubuh mungil anak nya kedalam pelukan nya. "Eomma sedang tidur sayang. Jangan mengganggu nya dulu. Eomma bisa marah."

Dia menatapku. Aku tersenyum. "Kau harus makan. Sejak pagi kau belum makan."

Dia hanya mengangguk dan berjalan keluar bersama TaeOh. Aku menarik kursi dan duduk menatap wajah pucat Noona. Aku menggenggam tangan nya yang bebas dari alat. Menciumi nya beberapa kali.

"Aku mengerti keinginan mu, Noona. Aku mengerti dirimu. Terima kasih sudah menyembunyikan semuanya hingga kau bisa melahirkan anak setampan TaeOh. Tapi, apa kau tidak ingin melihatnya,Noona? Dia tampan seperti Hyung."

Suara alat pendeksi jantung terus berdeting. Mengisi ruang sunyi antara aku dan Noona.

"Aku harus menyelesaikan sekolahku beberapa tahun lagi. Dan kau harus bisa hadir di kelulusan ku, Noona. Kau Noona, dan ibuku. Kau wanita yang sangat berharga di kehidupan ku, Noona."

Aku menangis. Mengingat masa masa aku bersama Noona. Wajah lelah Noona. Dan dia tidak pernah mengeluh. Hingga kejadian yang menyebabkan semua ini.

Kai Hyung akhirnya memberitahukan padaku siapa yang melakukan hal kejam pada Noona beberapa tahun lalu, setelah aku memaksa nya semalam. dan aku sangat membencinya. Kebencian yang bertambah seiring lemahnya detak jantung Noona.

"Jangan tinggalkan Ren, Noona. Ren memang sudah dewasa. Tapi, Ren masih membutuhkan Noona."

Hancur pertahananku. Aku lemah. Aku tak bisa menhan semua yang bergejolak ingin keluar. Air mata bertumpah ruah menatap wajah pucat itu.

Apa sekejam ini yang dilalui Noona? Apa kebaikan Noona selama ini tidak bisa dibalas dengn kebaikan juga? Tanpa ada hal kejam...

"Noona,, aku ingin membunuhnya sekarang. Tapi, aku tidak ingin kau membenciku nanti."

Kembali ku ciumi tangan nya. "Noona, kau tau jika aku sangat menyayangi? Sangat mencintaimu? Bisakah kau bangun sekarang?"

"Noona, sungguh... Aku sangat serius dengan Perkataan ku... Jika kau tak kunjung bangun. Maka aku akan pergi untuk membunuhnya."

¶€}{0¶



Senja menyapa. Biasanya cahaya jingga beredar bersama dingin. Musim semi ingin menyapa. Mengerti musim menjadi hangat.

Wanita itu masih saja menutup matanya. Sudah 4 tahun berlalu sejak dia tertidur. Apa dia ingin menjadi putri tidur yang harus dicium oleh pangeran tampan. Sungguh kekanakan.

Pintu terbuka, aku menoleh dan mendapati gadis ku datang bersama lelaki kecil berjalan disisi nya. Keponakan ku.

TaeOh berlari menghampiri kedalam pelukan ku yang langsung ku angkat tubuh mungil nya. "Halo, tampan."

Love You Right✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang