14. Allow Me

1.5K 207 15
                                    


Ku buka mataku perlahan. Sinar matahari selalu mengusik ketenangan ku. Terpaksa aku harus bangun.
Namun, pelukan seseorang dari belakang ku membuatku tak bisa bergerak.

Aku membalikan badan dengan paksa menghadapnya. Kai masih memejamkan matanya. Namun, ia tersenyum. "Good morning, Sweetheart."

"Ugh... Panggilan dari mana itu?" karena ini adalah pertama kalinya dia memanggil ku seperti ini.

Dia tertawa pelan dan membuka matanya menatapku. "Pagi, sayang. Seharusnya kau menyapaku seperti itu."

Aku memutar mataku jenah. "Pagi, sayang... Puas?"

Dia tertawa dan mengeratkan pelukan nya. "Tadi, ayahku menelpon." aku sudah waspada medengarnya berkata seperti itu.
"Dia sudah mendengar tentang mu. Dan meminta ku untuk pulang. Membicarakan semua dengan baik baik. Apa kau keberatan?"

Aku diam menatapnya. Aku takut. Takut dia tidak akan kembali lagi padaku.

Dia tersenyum, menyingkirkan helaian rambut dari kening ku. "Eomma juga ikut dengan ku. Sebelum kau bangun tadi aku sudah membicarakan ini dengannya. Dan dia akan ikut untuk membantuku. karena jika aku sendiri. Ayah tidak akan mendengarkan ku."

"Baiklah. Pergilah dan kembali. Aku menantimu."

Dia tersenyum dan mengangguk. Mengecup keningku hangat. "Tentu saja. Tunggu aku..."

🐻🐧

Sudah berjam jam berlalu setelah Kai dan ibunya pergi. Dan tinggalkan aku sendiri. Renjun pergi kerumah Perth bersama Jisung sejak tadi. Dan aku sudah merasa kesepian saat ini.

Aku memutuskan untuk membuat makanan. Namun, baru saja selangkah aku akan ke dapur, bel rumah berbunyi. Aku segera pergi membuka nya.

Aku terdiam membeku melihat siapa yang datang. Seorang wanita yang tak ingin ku lihat lagi wajahnya.
Dan saat ini dia menatapku sangat tajam. "Ada apa datang kemari?"

Dia tiba tiba mendorong hingga jatuh. Menduduki kaki ku hingga aku sulit untuk bergerak. Dia menutup pintu dengan kasar. Dia menatapku dengan senyuman yang mengerikan.
"Akhirnya. Dari dulu aku selalu ingin melakukan ini padamu, aku sangat menyesal telah melahirkan mu. Aku sangat menyesal tidak membunuhmu sejak dulu. Dan sekarang kau sangat membuatku hancur. Kedatangan mu saat ini membuatku kehilangan putriku."

Dadaku sakit. Sakit karena mendengarnya dan sakit karena dia menekan dadaku terlalu dalam. Mataku berair menatap nya. Tak bisa berucap. Dia tertawa kencang dan meraih sesuatu dari dalam tas nya.

Sebilah pisau tampak dihadapanku. Dengan ringan nya tanga nya yang dulu sangat lembut menyentuh ku kini mengayunkan pisau itu menancap di perutku

Aku tercekat. Rasa sakit perih dan marah semau bercampur hingga aku tak lagi mampu melihat. Semua menjadi abu abu.

Aku merasa tak hanya satu tusukan ia lakukan. Aku merasa hingga dua atu tiga.

Duni ku menjadi gelap seketika. Namun, aku mendengar. Kubdengar langkah kaki menjauh dan menutup pintu.

Aku berdoa. Siapapun bisa membuka pintu itu. Aku ingin bertemu Kai, Renjun. Mereka pasti sedih melihatku

Tuhan... Kumohon beri aku kesempatan.

Pintu terdengar terbuka. Suara tercekat dan keterkejutan terdengar. dia Renjun. Dia menangis gemetar. "Noona. Apa yang terjadi?"

"Aku akan memanggil bantuan. Kau tenanglah, Ren. Tekan luka nya dan usahakan untuk menghentikan aliran darahnya. "Dia Perth. Aku sangat mengenal nya. Dia selalu tenang walau dalam keadaan apapun.

"Hyung. Kumohon pulang. Noona...hiks. Noona..." selain Perth. Aku mendengar Renjun juga memanggil Kai

Renjun cepatlah.Noona masih ingin bersama mu... Cepat dan jangan lemah. Kumohon...

Setelah itu aku tak mendengar apapun lagi...

🐧🐻




Kamis, 24 oktober 2019

Maaf baru muncul. Dan ini cerita nya sedikit bgt yak. Sebener nya dari kemarin dah mau di up. Tapi, karena kondisi banyak nggak memungkinkan jadilah sekarang.

Chapter depan bakal Kai pov ya...
Aku usahakan ntar malam up lagi.
Kalo ada sinyal yah... Soalnya lagi musim hujan. Kadang sinyal nya ilang

Love You Right✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang