"teh bibir kamu udah gak papa kan? " tanya sajidah yang daritadi memperhatikan adik nya itu
"gak apa apa kok! "
"kenapa harus bohong soal hp itu? "tanya thariq
"ateh cuman gak mau bang atta marah marah ke muntaz "
"niat kamu emang baik baby, tapi gak seharus nya kamu bohong! "
"ateh minta maaf " kini fateh sudah tidak mood untuk makan. Lagi lagi niat baik nya itu di salah kan
Fateh pun beranjak dari meja makan
"loh teh emang udah beres makan nya?"
"udah kenyang " fateh pun berjalan ke atas
" fateh.. Fateh " uajar sajidah yang tak habis pikir dengan adik nya itu
"tadi pagi juga atim udah ngomong gitu kak, tapi fateh tiba tiba pergi gitu aja "
" udahlah kalau aku di posisi fateh, pasti aku juga sama bakal ngelakuin kaya gitu " sahut thariq
Thariq pun pergi menyusul fateh
"mau kemana liq "
"ke fateh "
***
Atta sangat malas pulang ke rumah apa lagi sekarang suasana di rumah atta sangat lah berbeda... Dia kini hanya bisa diam melamun di meja kerjanya
"permisi "
Atta hanya diam melamun
"mas! "
"eh.. Iya kenapa? "
"maaf saya mau numpang tanya"
"boleh "
"apa pak wildan ada? "
"oh pak wildan, kaya nya dia di ruangan nya deh "
"mba naik aja belok kanan nah disitu ada ruangan pak wildan "
"makasih "
"kaya pernah liat "benak atta
....
Tok tok tok...."masuk "
"permisi pak "
"oh iya silakan masuk ".
"pak saya mau melamar jadi sekertaris bapa "
"oh baik silakan duduk "
"makasih pa "
Wildan pun mewawancarai wanita tersebut
"baik lah kamu saya terima, ngomong ngomong nama kamu siapa? "
"nama saya Aurel pak "
"oh baik "
":)"
***
"kenapa teh "
"kenapa sih gak ketuk dulu _- " gerutuk fateh
"ya maaf kali teh "
"kenapa? " tanya thariq
"gak papa! "
"yakin? "
"hmmm"
"bang thariq salut loh sama kamu! "
"udah biasa "
"yaelah ni bocah baru juga di puji udah sombong amat "
"gak ada yang di banggain dari ateh,"
"apa nih teh ?"