Tok tok tok
"bang,,, imah masuk ya "
Sohwa pun masuk kedalam dengan membawakan air kompresan
"sini bang biar imah obatin bibir bang atta"
Atta hanya diam. Sedangkam sohwa mulai mengobati luka di bibir abang nya itu
"tahan ya bang "
"makasih ya " atta hanya bisa tersenyum kepada adik nya itu. Sohwa pun ikut tersenyum kepada abang nya itu..
"iya ,yaudah bang atta istirahat aja biar cepet sembuhnya " sohwa pun beranjak dari duduk nya
"tunggu " atta memegang tangan adik nya itu
"udah lama bang atta gak ngobrol sama kamu semenjak kejadian itu "
"maksud bang atta?"
"bang atta gak mau ada orang yang nyakitin kamu , apa lagi kamu itu perempuan, makanya bang atta gak mau liat kamu sama dia ! "
"bukan dia yang nyakitin aku bang ,tapi sikap dan prilaku bang atta yang nyakitin hati aku " dengan jujur sohwa mencurahkan semua nya
"aku tau bang atta mau yang terbaik buat kita tapi kita juga punya hak untuk memilih yang terbaik diri kita masing masing " lanjut nya
Atta hanya diam...
"maaf kalau imah lancang bang " sohwa pun tertunduk
Atta memeluk adiknya itu
"siapa orang yang bisa bang atta percaya?"
"bang, kita semua juga bisa bang atta percaya !" jawab sohwa
"bang atta mau yang terbaik buat kalian "
"kita tau bang, tapi bukan seperti ini jalan yang terbaik "
" bang atta mau sendiri ! "
"iya bang, aku harap bang atta ngerti maksud aku " sohwa pun meninggalkan atta sendiri
***
"bang kok bang atta bisa tau? "
"ceritanya nya panjang yah, tapi yang jelas kamu bang atta gak tau kalau kamu juga sama kerja! " ujar thariq
"tapi bang, terus gimana? " tanya iyyah
"kamu tenang aja semua nya akan baik abik aja kok "
"iyyah takut bang " muka iyyah sangat lah ketakutan
Thariq memeluk adik nya itu
"bang thariq akan jaga kamu yah, kamu tenang aja "
"yaudah mendingan kamu istirahat kamu gak usah mikirin yang tadi ya " saran thariq kepada iyyah. Iyyah hanya bisa menuruti apa yang telah abang nya itu bilang
Iyyah pun kembali kekamarnya...
***
Hari sudah pagi, sajidah tidak masak karna tidak ada apa apa di dapur
"gak masak kak? " tanya fateh, sambil mencari maakanan di meja makan
"gak ada yang bisa di masak teh "
"terus kita gak sarapan dong " sahut muntaz
Sajidah hanya menggeleng
Atta pun datang
"kenapa? "
"kak jidah gak masak " sahut muntaz
"kamu gak masak jid? "