2017, Bangkok, Thailand
King Mongkut's University of Technology Thonburi
Masa liburan telah usai, terbitlah tahun ajaran baru.. Seperti yang dilakukan oleh pemuda jangkung namun berwajah manis ini. Suppapong Udomkaewkanjana atau yang biasanya dipanggil Saint.
Dia tersenyum bahagia akhirnya ia bisa masuk di universitas yang diidamkan ini tanpa biaya apapun. Karena kepintarannyalah ia mampu mendapat beasiswa. Mengingat tidak ada seorangpun yang mau membiayai hidupnya lagi...dan keinginan kecilnya.........
bebas dari cengkraman paman dan bibinya yang memperlakukannya sebagai budak
*flashback on
" Saint, buatkan aku teh, cepatt!!!" , teriak bibinya.Saint kecil yang masih berusia 7 tahun itu pun segera melaksanakan perintah bibinya. Setelah selesai, ia dengan hati-hati membawa teh itu ke bibinya. Karena terlalu fokus dengan teh ia tersandung kakinya sendiri sehingga menumpahkan secangkir teh itu ke baju mahal bibinya..
"Bodoh, kau sengaja melakukan ini hahhh? Dasar anak kurang diuntung, kau tidak tahu betapa mahalnya baju ini .. " ucap bibinya penuh amarah dan...
PLAKK...
Saint ditampar hingga ia jatuh dan kepalanya membentur ujung meja... Cairan merah mulai keluar dari celah yang sudah menganga di dahinya. Rasa pusing menjalar di sekujur kepalanya. Melihat Saint yang tidak segera bangun, membuat bibinya geram dan mengangkat kepala saint dengan paksa sehingga dia berdiri lemas
" ma.. maafkan aku bi, aku tidak sengaja melakukannya. Aku janji tidak akan melakukannya lagi.. hikssss...hiiksss..", ucap Saint tersedu
" kata maafmu tidak akan membuat baju ku kembali seperti semula... aku akan beri hukuman padamu!", bentak bibinya sambil membawa Saint entah kemana dengan mencengkeram rambut Saint kuat.
"hikss.. bi.. hiks.. ini sakit tolong lepaskan bi, kepalaku sangat pusing hiks.." tangis Saint
"masuk!!!"
Bibi Saint membawanya menuju kamar mandi. Ia memaksa Saint masuk dan mengunci pintunya dari luar
" bi, kumohon maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi hikss... hikss", ucapnya sekuat tenaga sambil menggedor gedor kencang pintu kamar mandi.
Rasa pusing kembali menyerangnya dan......
gelap
🍁🍁🍁
*flashback off
Mengingat perlakuan bibinya membuat mata Saint memanas. Ia merindukan ibunya yang sangat menyayangi saint.. ayah.. andai saja ayahnya tidak meninggal saat ibunya sedang mengandung dirinya. Pasti nasibnya tidak kan seburuk ini. Ia menenggelamkan kepalanya di lututnya. Ia menangis dalam diam sambil terus bergumam."mengapa hidupku harus seperti ini, Tuhan?"
" Hai Saint.. dari tadi aku berkeliling kampus mencarimu, ternyata ada di sini" ucap pemuda yang menghampiri saint sambil menepuk bahunya pelan.
Dia adalah Mean.
Teman saint dari ia di sekolah dasar sampai sekarang. Dan juga satu-satunya orang yang tahu semua tentang kehidupannya.
" eh.. tunggu sebentar. Kau menangis?", Tanya Mean
"tidak", jawab Saint singkat sambil memalingkan pandangannya agar mata sembab di wajahnya tidak terlihat oleh Mean
" kau tidak bisa berbohong dariku Saint. Jika kau menangis hanya karena jauh dari bibi sialanmu itu, kau hanya membuang waktumu", sarkas Mean
"aku hanya merindukan ibuku", lirih Saint
Mean terdiam. Ia merengkuh Saint dalam dekapannya. Tangan kirinya mencoba mengusap usap punggung Saint.
"percayalah.. ibumu akan lebih bahagia melihatmu tersenyum daripada menangisinya seperti ini Saint. Ibumu sudah bahagia di atas sana", ucap Mean lembut
Mean melepaskan dekapannya dan mengusap pipi Saint yang basah.
"apa kau tahu sesuatu? Kau sangat menggemaskan dengan mata sembap seperti itu hahaha", ucap Mean yang mencoba mencairkan suasana.
" kau sangat menyebalkan. Aku tampan ya dan tidak menggemaskan. Bahkan aku lebih tampan darimu", ucap Saint kesal sambil menjulurkan lidahnya
"terserah kau sajalah... oh ya ayo kita lihat papan pengumuman. Aku berharap kita sekamar di asrama", kata Mean sambil menarik tangan Saint menuju lapangan utama kampus
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SLAVE "PerthxSaint"
Fanfiction~FULL RELEASED~ Berawal dari kebetulan.... Menemukan arti dari sebuah cinta yang sebenarnya... ReggnaP