Bertemu Dengan Dia

14K 664 21
                                    

Sekarang sudah jam satu siang. Yang artinya sudah dua jam kami berada di mall ini. Intinya, selama dua jam ini kami hanya berkeliling gak jelas. Dari satu toko, ke toko lainnya, ke toko lainnya lagi.

Apa sesusah ini mencari kado ulang tahun pacar ? Ribet amat sih.

"Kinan, gak capek keliling terus ? Rasanya tenaga gue lowbat, deh." Kataku sambil berhenti.

"Iya... iya, gue tau. Mau makan, kan ?" Jawabnya sambil berhenti juga.

"Di mana ? McD ?" Sambungnya.

"Boleh, yang penting makan." Jawabku.

"Selesai makan kita lanjut cari kado lagi, ya ?" Pintanya.

"Aman bos. Yang penting perut udah nyaman dan aman." Jawabku lagi dengan cengiran.

Kami pun melesat ke restoran McD di mall tersebut.

============================

"Cari duduk aja sana. Biar gue yang pesan." Kataku saat sudah sampai di restoran.

"Aiyay, Kapten."

Aku pun mengantri dengan perut kelaparan. Antriannya lumayan panjang, tapi apa boleh buat. Perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Selagi menunggu, aku melihat beberapa menu McD yang menurutku akan membuat kenyang.

Setelah beberapa lama, akhirnya tinggal satu orang lagi di depanku. Aku sudah tidak sabar. Cacing perutku sudah memberontak.

"Astaga... Dimana sih dompetnya ?"

"Bagaimana, Mbak ? Kalau belum ketemu, bisa minggir dulu karena masih banyak pelanggan lain yang mengantri."

"Bentar dulu, ya."

Ada apa sih ribut - ribut di depan ? Buat lama, tau ! Perutku makin berbunyi dari tadi. Tapi tadi pelanggan di depan nyari dompetnya, ya ? Kalau dompetnya gak ada, gimana mau bayar ? Kalau gak secepatnya diselesaikan, perutku bisa berulah, nih.

"Ehmm, permisi. Ada yang bisa saya bantu ?" Ucapku sambil menepuk pundak pelanggan di depanku.

Syalalalala....

Saat dia berbalik, aku terdiam. Wajahnya terlalu bersinar. Terlalu sempurna untuk dibilang sebagai manusia. Matanya yang berwarna kecoklatan, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibirnya....

Kok aku jadi gini ya...

"Halo ?" Ucapnya sambil menggoyangkan tangannya di depanku sehingga membuatku tersadar lagi.

"Ahh... Maaf." Ucapku sambil tertunduk. Malu, bray.

"Gak apa - apa. Tapi anda benar - benar mau membantu saya ?" Ucapnya sambil memainkan jari - jarinya. Mungkin gugup. Siapa yang gak gugup kalau minta bantuan sama orang yang tidak dikenal ?

"Iya. Harga semua makanannya berapa, ya ? Biar saya saja yang bayar." Ucapku menatap matanya kemudian beralih melihat kasirnya. Gak tahan aku melihat matanya yang terlalu bersinar itu.

"Total semuanya 150.000." Kata kasirnya dan aku langsung memberikan beberapa lembar uang ratusan dan menyebutkan pesananku.

"Terima kasih banyak, ya. Saya merasa sangat terbantu. Kalau kita bertemu lagi, saya janji akan membalas kebaikan anda." Ucapnya sambil membungkukkan badannya.

"Hahaha. Sama - sama. Ngomong - ngomong, kita belum kenalan. Namaku Nathania Santoso. Panggil aja Natha." Kataku sambil mengulurkan tangan.

"Namaku Elisabeth Avilyani. Panggil saja Eli. Senang bertemu denganmu, Natha." Katanya membalas jabatan tanganku sambil tersenyum manis.

Feel Special (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang