"Nat, kantin kuy. Laper, nih." Ujar Bernard saat mata kuliah kami selesai.
"Oke."
Sekarang, kami sedang berjalan di koridor kelas menuju kantin kampus. Sebenarnya aku sedang malas keluar. Pengen nolep di kelas. Tapi si Bernard ngajak ke kantin pula. Lagian aku sekalian mau beli minum juga, sih.
Tapi, para cewe yang kegatelan ini mengganggu aja. Dari kami keluar kelas sampai di sini, banyak banget cewe yang merapat - rapat ke Bernard. Sok cantik, sok dekat, sok akrab, sok ngelawak, banyaklah. Tentu saja aku gak dianggap.
Selama cewe - cewe tadi mengerubungi Bernard, aku langsung tancap gas ke arah kantin. Bodo amat sama Bernard. Siapa suruh jadi primadona kampus. Resiko jadi tanggungan sendiri.
Saat sampai kantin, aku langsung pergi ke stan yang menjual minuman. Setelah membayar, aku berniat langsung menuju ke kelas. Tapi tidak jadi. Kasihan sama Bernard. Dia sedang kesusahan. Lagian dia yang ngajak, malah dia yang gak ada.
Aku pun memesan makanan kesukaan Bernard dan duduk di salah satu meja yang tersedia di kantin yang luas ini.Selagi menunggu Bernard bebas, aku pun bermain game di hp. Kali ini aku bermain ya, bukan sekedar login dan dapat hadiah gratis. Sudah beberapa ronde game kumainkan, tapi batang hidung Bernard sama sekali belum muncul.
Bahkan bakso yang sudah kupesan untuknya sudah dingin. Lama amat, sih.
Saat sedang asik bermain, tiba - tiba saja ada yang menepuk pundakku. Reflek saja aku berputar sambil mengomel.
"Lo lama amat, sih. Udah berlumut aja gue di sini." Ujarku kesal.
TETERET TETERET
O MAI GAD !
AKU SALAH ORANG WOI ! (LAGI)
TOLONG AKU MALU ! (LAGI)
MAU DITAROH DIMANA MUKAKU OI ! (LAGI)"Eh, maaf ya Gail. Kirain temen kakak." Ucapku gagap. Aku benar - benar malu oi. Lagian kayak de javu banget gak. Baru aja beberapa hari yang lalu aku salah orang, hari ini juga salah orang, dan dengan orang yang sama pula.
Sungguh terlalu.
"Hahaha... Gapapa kok, kak. Maaf ya ngagetin." Ucapnya sambil sedikit tertawa.
"Kakak sendirian ?" Tanyanya polos.
"Enggak. Kan ada Gail." Ujarku menggodanya. Lagian yang seharusnya bareng aku adalah si cepirit Bernard itu.
"Hehehe..." Tawanya sambil tersenyum. Kalau lama - lama dilihat, Gail ini lumayan imut. Apalagi saat tersenyum dan tertawa. Makin imut.
Tanpa sadar, bibirku tertarik melihat senyum cerahnya. Bawaannya jadi pengen tersenyum kalau lihat tawanya.
"Hai semua." Sapa Bernard tiba - tiba sambil ngos - ngosan. Entah apa yang sudah diperbuat cewe - cewe tadi pada temanku, tapi ampunilah mereka ya Tuhan. Kasian aku lihat kondisi temanku satu ini. Miris.
"Eh, bang Bernard. Halo." Ujar Gail pada Bernard sambil tersenyum.
"Wah. Ada Gail. Apa kabar ?" Tanya Bernard dengan akrabnya.
"Baik. Kalau kakak ?" Tanyanya balik.
"Selalu sehat. Lagian, ngapain di sini ? Mau kenalan sama patung berjalan yang satu ini ?" Ucap Bernard sambil menunjukku. Ealah si bangke. Ngatain aku patung berjalan.
"Hahaha.. Aku udah kenalan kok, bang." Jawab Gail dengan entengnya.
"Ha ? Udah kenalan ? Kapan ? Kok bisa ?" Serbu Bernard dengan pertanyaan keponya.
"Baru beberapa hari yang lalu. Kenapa ?" Ujarku santai.
"Kok bisa ?" Tanya Bernard lagi. Ini anak kerjaannya kepoin orang terus. Malas ladeninnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Special (GXG)
RomantizmManusia NOLEP bertemu dengan bidadari kesasar Bagaimana kelanjutan kisah mereka ? . . . . . Warning !!! GXG Homophobic harap minggir ! *cerita ini hanya fiksi belaka. Bila ada kesamaan nama, lokasi, dll, mohon dimaklumi :)