Pulang Bareng

4.6K 384 14
                                        

"Kamu terlalu emas untuk aku yang cuma serbuk marimas"

***

TEEET TEEET TEEET
*sfx : bel pulang

Bel pulang sudah berbunyi. Semua mahasiswa mahasiswi pun bersiap - siap keluar dari ruangan kelasnya, termasuk aku.

Biasanya, setiap bel berbunyi aku akan langsung ke parkiran dan pulang. Tapi hari ini sedikit berbeda.

Aku akan pulang bareng Eli.

Eh...

Eli bakalan pulang bareng aku.

Aku udah janji untuk menjemputnya pulang hari ini sebagai bentuk terima kasihku padanya. Dia udah tawarin aku nginap, udah kasih makan. Masa aku gak bilang terima kasih ?

"Nat. Ada Abigail nungguin lo di depan kelas. Sana samperin." Ujar Bernard saat aku sedang membereskan buku dan laptop.

Gail ? Ngapain dia ?

"Gue pulang duluan ya. Bye." Pamit Bernard dan langsung pergi keluar kelas saat aku sedang menyandang tasku.

Karena penasaran, aku pun keluar kelas. Siapa tau si Bernard cuma main - main. Dan ternyata Bernard benar.

Orang - orang yang ramai berkumpul menandakan ada Gail ada di depan kelasku. Dia memang seperti menunggu seseorang. Tapi, masa aku yang ditunggunya ?

Bodoamat.

Setelah melewati kerumunan di depan kelas, aku pun berjalan menuju kelas Eli. Kata Eli, handphonenya rusak dan tidak bisa dihubungi. Jadinya aku harus mendatangi kelasnya.

"Nyet, ngapain lu ke sini ? Pindah jurusan ?" Tanya Kinanthi saat aku berada di depan kelasnya.

"Nyari Eli." Jawabku singkat.

"Lah. Eli udah keluar duluan tadi. Katanya mau nyari lo." Ucap Kinanthi dengan wajah bingungnya.

Aku pun juga jadi bingung. Dia nyari aku ? Kok gak nampak ? Apa mungkin karena kerumunan tadi ya ?

"Yaudah. Gue pergi dulu." Pamitku pada Kinanthi.

"Tadi Gail nyariin lo juga. Kayaknya dia butuh lo."

"Iya gue tau."

"Jadi lo mau samperin siapa sekarang ?"

Pertanyaan Kinanthi membuatku berpikir keras. Aku udah punya janji dengan Eli, tapi di satu sisi aku ingin membantu Gail.

"Oh iya ! Nat. Pinjam laptop lo dong. Laptop gue lowbat." Pinta Kinanthi tiba - tiba sambil membuka tasnya.

"Iya bentar."

Saat aku memegang tasku, aku merasa ada yang janggal.

'Kok ringan ?'

"Napa ?" Tanya Kinanthi dengan wajah bingung.

"Tas gue kok ringan ?"

"Meneketehe. Yang punya tas kan lo. Coba cek isinya."

Aku pun langsung mengecek isi tasku. Setelah melihat isinya, aku terkejut.

"Laptop gue tinggal di kelas."

"Ealah kebiasaan. Sana ambil."

"Kan lo yang butuh."

"Kan itu laptop lo."

"Yaudah. Kita berdua aja yang ngambil."

"Okelah."

Aku dan Kinanthi pun segera menuju kelasku dengan buru - buru. Takutnya kelas udah ditutup sama dosen. Kalau udah ditutup makin ribet. Harus cari dosennya lah, minta kunci lah, nyari dosen lagi untuk balikin kunci lagi. Pokoknya ribet.

Feel Special (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang