A Small Conversation and A Big Anger

5.8K 465 14
                                    

Masih pada nugguin cerita ini gak ?

=============================

"Sendirian aja ?"

Tiba - tiba sebuah suara terdengar dari belakangku saat aku sedang menyendiri. Yap, sekarang aku sedang menatap langit, mencoba menyendiri di tengah keramaian, duduk sendiri di kursi yang tersedia di bawah pohon mangga. Serem, kan ?

"Iya." Jawabku singkat tanpa menoleh ke arah suara tersebut.

Kemudian, tidak terdengar lagi suara di dekatku, kecuali suara musik dan orang lain yang sedang menikmati acara.

"Lebih menarik bintang di langit ya, daripada aku ?" Tanya suara tersebut sambil duduk di sampingku. Aku yang kaget pun langsung menoleh dan mendapati seorang bidadari sedang duduk di sampingku dan menatapku dalam.

"Eh.. Bukan, bukan gitu. Lagi pengen menyendiri aja." Ucapku kembali menatap bintang karena aku tidak tahan ditatap begitu olehnya. Kami pun terdiam cukup lama.

"Jadi ternyata memang lebih menarik bintang daripada aku." Ujarnya sambil ikut menatap bintang di langit.

"Enggak, kok. Bagi orang lain, kamu itu sangat menarik. Mereka pasti lebih memilih kamu daripada bintang." Kataku sambil kembali melihat ke arahnya.

Hei ! Entah kenapa, malam ini dia kelihatan sangat cantik. Apalagi melihatnya di bawah bintang - bintang. Saat ini, dia sedang menutup matanya sambil mendongak ke atas. Mungkin sedang menikmati angin, ya ? Dari samping begini, wajahnya tampak sangat cantik. Apalagi jarak kami yang cukup dekat, membuatku bisa melihat seluruh wajahnya dengan jelas, diterangi bintang - bintang yang bersinar di langit.

"Aku tahu aku cantik." Ucapnya tiba - tiba saat aku sedang asik melihat wajahnya dan sukses membuatku kaget. Aku pun menunduk karena malu. Yaiyalah malu, ketahuan lihatin dia terus.

Dari sudut mataku, kulihat dia membuka matanya dan menghela nafas.

"Kalau kamu ?" Katanya tiba - tiba. Aku yang bingung dengan perkataannya pun mendongakkan kepalaku menghadapnya.

"Maksudnya ?" Tanyaku kebingungan.

"Kamu bilang kalau orang lain lebih memilih aku daripada bintang. Kalau kamu, pilih aku atau bintang ?" Ucapnya sambil kembali menatap mataku dalam. Aku yang ditatap pun seperti tersengat listrik. Rasanya semua anggota tubuhku mati rasa, cuma jantungku saja yang detaknya terasa.

"Ah.. Maaf. Lupakan aja. Ngomong - ngomong, kita kayak couple aja, kan ?" Ujarnya mengalihkan pembicaraan tadi.

"Kok kayak couple ?" Tanyaku sambil terkekeh karena sedikit ambigu dengan perkataannya. Entah kenapa aku merasa senang dianggap couple sama dia.

"Warna baju kita sama, lho. Masa kamu gak sadar ?" Jawabnya sambil memanyunkan bibirnya. Kena diabetes, nih... Melihatnya seperti itu membuatku ingin mengarunginya dan membawanya pulang.

"Kamu cantik." Ucapku tanpa sadar.

SIALAN NIH MULUT !

"Apa ?" Sahutnya. Aku yakin sebenarnya dia dengar, tapi ya... Mungkin dia mau buat aku makin malu. Tapi kenapa pipinya memerah ? Dia malu atau sakit ?

"Kamu sakit ? Gak enak badan ?" Tanyaku khawatir karena melihat pipinya memerah. Orang sedang bersenang - senang, ehh dianya sakit. Parah - parah.

"Eh.. Aku -"

"Kamu gapapa ?"

Tiba - tiba sebuah suara memotong perkataan Eli dan mengganggu moment kami berdua.

"Anta." Ucap Eli tersenyum bahagia sambil berbalik dan berdiri. Aku yang mendengar namanya di sebut pun berbalik dan ikut berdiri. Kulihat, Eli tersenyum malu - malu di hadapan si kampret ini. Kok rasanya jadi panas, ya ?

"Kamu kok sendirian di sini ? Kamu gak sadar ada setan ?" Ujar si kampret ini. Sialan ! Udah dianggap gak ada, malah dianggap setan lagi. Kayaknya yang setan itu si Anta, kali.

"Gak ada setan, kok. Lagian aku gak sendiri. Ada -"

"Ke sana, yuk. Serem kalau lama - lama di sini. Lagian muka kamu merah. Gak enak badan ?" Lagi - lagi si kampret ini memotong perkataan Eli. Gak sopan amat. Si kampret ini pun menaruh kedua tangannya di pipi Eli, dan Eli malah senyum malu - malu. Aku yang melihat ini hanya menahan kekesalan.

"Aku gak apa - apa. Oh ya ! Kamu mau tahu ? Aku ada teman baru, lho. Namanya Nathania. Nih, kenalin." Kata Eli sambil memegang tanganku. Aku pun kaget karena tangannya memegang erat tanganku. Kulihat si kampret Anta hanya menatap tak suka padaku.

Aku hanya membalas tatapannya dengan tatapan dinginku.

"Aku gak pernah dengar orang namanya Nathania. Jelek amat namanya." Ujar Anta sarkas sambil menatapku kesal. Aku yang tidak tahan lagi pun melepas tanganku yang dipegang Eli dengan kasar. Kulihat Eli kaget dan menatapku dengan tatapan yang tidak kumengerti. Dan Anta, dia hanya tersenyum sinis melihatku.

"Maaf mengganggu. Gue balik." Ucapku dingin sambil memunggungi mereka. Tanpa menunggu aba - aba, aku pun langsung angkat kaki dari sana. Percuma aku menyendiri. Bukannya mendapat angin malam malah dapat ejekan sialan dari orang yang sialan pula. Melihat reaksi Eli saat bersama dengan si kampret itu membuat hatiku panas.

Dan aku juga merasa kecewa. Kupikir hanya ke akulah Eli menggunakan 'aku - kamu'. Ternyata bukan. Rasanya malu banget. Gimana pula aku bisa merasa kalau aku ini spesial bagi Eli yang notabenenya adalah primadona kampus. Sedangkan aku, hanya seorang nolep yang baru kenal dengannya kemarin. Apalagi si kampret itu mengejek namaku. Nama yang udah dikasih orangtuaku, nama yang aku jaga dan aku banggakan.

AKKH SIALAN !

Aku pun pergi ke toilet dalam rumah untuk mencuci mukaku dan menenangkan emosiku. Kayaknya hari ini aku harus minum obat sakit kepala, deh.

=============================

TBC

Singkat ?
Ehehe...

Feel Special (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang