Taman Bermain : With the Problem

3.6K 325 13
                                    

"Ikan hiu nabrak kaca
I love you buat yang baca"

***

"Hari Sabtu kalian kosong, kan ? Jalan rame - rame, kuy !" Ajak Kinanthi padaku dan Bernard.

Sekarang kami sedang beres - beres cafe karena cafe sudah tutup 10 menit yang lalu.

"Minggu, ya ? Ehmm... Bisa kok. Gue gak ada tugas." Jawab Bernard setelah dia berpikir cukup lama.

"Kalau lo, Nat ?"

"Jadwal gue selalu kosong."

"Oke. Hari Minggu kita jalan - jalan bareng. Gue, Bernard, Natnat, Oliver. Cuma berempat. Masih dikit, ya." Kata Kinanthi sambil berpikir.

"Iya, ya. Masih dikit. Jadi gimana ?" Sahut Bernard sambil berpikir juga.

"Eh bentar - bentar. 4 orang itu dikit ?" Tanyaku kesal. Kenapa gak berempat aja, sih. Lagian kalau rame - rame kan repot.

"Oh, gimana kalau kita ajak Elisabeth ?" Usul Kinanthi menghiraukan protesku.

Hmm... Menurutku, kalau yang diajak Eli, gak apa - apa sih. Aman.

"Boleh, tuh. Kalau gitu, gue ajak Abigail juga, deh. Boleh, kan ?" Tanya Bernard pada Kinanthi.

"Oke - oke, boleh. Kita ajak Abigail juga. Sip. 6 orang udah cukup. Kira - kira kita mau kemana, ya ?" Ujar Kinanthi yang membuatku kesal.

Jadi anak ini buat rencana pergi, tapi destinasinya belum tau ? Astaga.

"Gimana kalau pantai ?" Tanya Bernard.

"Waktunya kurang lama." Jawab Kinanthi.

"Mall ?" Tanya Bernard lagi.

"Udah sering." Jawab Kinanthi lagi.

"Taman bermain ?" Usulku.

"AHHA ! IYA JUGA YAH." Sahut mereka serentak. Buat berisik aja.

"Oke. Target udah ditentuin. Sekarang, siapa yang mau kabari Elisabeth sama Abigail ?"

Pertanyaan Bernard membuat kami bertiga berpikir lagi. Eli kan sekelas dengan Kinanthi. Pastinya dia bisa mengajak Eli. Kalau Gail kan satu klub dengan Bernard. Jadi, Bernard pasti bisa memberitahukannya pada Gail.

"Gimana kalau kita tentuin siapa yang ngajak mereka berdua ?" Usul Kinanthi dengan wajah penuh semangat.

"Hahaha... Boleh juga tuh ide. Kita Hompimpa aja untuk nentuinnya. Yang beda sendiri langsung jadi, Ok ?" Lanjut Bernard dibalas anggukan setuju Kinanthi.

"Nat, lo ikut Hompimpa, ya ?" Ajak Bernard padaku dengan wajah memelasnya.

"Malas gue. Lagian, kalau ada yang mudah, ngapain cari yang ribet." Tolakku.

"Nat, please. Gak asik kalau lo gak ikut." Pinta Kinanthi dengan wajah memelas juga. Bernard pun lebih memelaskan wajahnya.

"Hah. Iya - iya."

Kami bertiga pun langsung bermain Hompimpa untuk menentukan orang yang akan mengabari Eli dan Gail. Tapi sedari tadi, tangan kami selalu sama. Disaat aku menunjukkan telapak tangan, Bernard dan Kinanthi juga menunjukkan telapak tangan. Disaat aku menunjukkan punggung tangan, mereka juga sama.

'Gak bakal selesai - selesai kalau begini terus'

Tiba - tiba, Kinanthi membisikkan sesuatu pada Bernard dan itu membuat Bernard senyum - senyum gak jelas.

"Kalian ngapain ?" Tanyaku penasaran. Gerak gerik mereka seperti menyembunyikan sesuatu.

"Gak ada."

Feel Special (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang