#13 Penyesalan

58 10 0
                                    

Di Sekolah

AUTHOR POV.

Pagi ini, terlihat ayuni dan dinda sedang memasuki arena sekolah.
Tak ada yg salah pagi ini, namun bukan berarti hari ini akan baik baik saja. Peneror dan psikopat gila itu bisa kapan saja membunuh teman teman ny.
Bahkan dengan alat kecil seperti jarum, entah mengapa tak ada yg bisa menemukan jejak nya se kecil apapun, bahkan dia sudah meninggalkan jejak nya, alat alat yg dia gunakan untuk membunuh para korban ny sudah di tinggal.
Sebenernya itu bukan pertanda bahwa dia bodoh, namun itu pertanda bahwa dia sangat pintar, dia sangat cerdas, dia sangat profesional.

Ayuni dan dinda, semalaman mereka memikirkan tentang surat yang terus terusan mendatangi mereka. Dan sekarang, hari ini, siang nanti, mereka akan bertanya, dengan seseorang yang sudah mereka curigai sejak semalam.

Mereka memasuki kelas.

"Capeeee dinnn" keluh ayuni.
"Ya sama ni" jawab dinda.

Tak lama terdengar bunyi langkah kaki.
Dinda mengisyaratkan uni untuk diam.
Mereka menatap ke arah pintu masuk, detak jantung mereka terus memburu.

"Halloo gaes" Sapa zahra dari balik pintu

Terlihat uni dan dinda bernafas lega, mereka pikir mereka akan di bunuh saat itu juga oleh peneror itu.

"Kenapa?" Tanya zahra
"Ngga, gapapa" jawab dinda
"Oalah"

09.22

Mereka sedang berada di kantin.
Sedang menunggu giliran untuk mendapatkan makanan.
Tak ada yang bersuara, keheningan tercipta di antara mereka sejak pagi.
Mungkin, ada sesuatu yang mengganjal di hati dinda dan ayuni.

"Kenapa diem?" Keheningan di pecahkan oleh pertanyaan sederhana dari zahra.
"Ngga papa, nanti aja" Jawab dinda.
Makanan mereka akhirnya datang, mereka pun menyantap makanan mereka dengan keheningan yang masih ada.

"Habis makan ikutin aku, ada yang mau aku omongin sama kalian" Ucap dinda.
Mereka tampak bingung dan saling menatap satu sama  lain.
"Kenapa din?" tanya ingga
"Ada aja, nanti aja aku bilang" Jawab dinda

Mereka pun selesai makan, dinda dan ayuni segera berdiri dan mulai berjalan. Teman-teman nya yang kebingungan pun segera mengikuti arah jalan dinda dan ayuni, takut akan kehilangan jejak.

Dinda dan ayuni berhenti di taman belakang sekolah, taman yang sudah mati, di karenakan ada sebuah kejadian mengenaskan di taman ini, oleh karna itu pihak sekolah menutup taman ini, dan mengganti dengan taman yang baru. Yah, sekolah mereka emg terkenal dengan kejadian mematikan, entah mengapa seolah kejadian itu turun temurun di sekolah ini.

Dinda duduk, dan tampak dari raut wajah nya, dia sangat serius. Teman-temannya memperhatikan dinda, juga dalam kondisi serius. Hening dan mencengkam, itu suasana di situ sekarang.

"Aku sama ayuni udah tau" Kata dinda memecah keheningan yang mencengkam itu.
"Tau apa?" Tanya icha

Dinda tidak segera menjawab pertanyaan kecil itu, dia diam beberapa detik. Teman-temannya menunggu jawaban dinda.

"Siapa pelakunya ...." Kata uni, namun kalimat itu terjeda beberapa saat.
"Siapa yang membunuh teman teman kita, siapa yg memberi teror ke kita semua. Aku sama dinda udah tau" Sambung ayuni.

Mereka semua terkejut mendengar ucapan ayuni dan dinda.

"Ihh siapa din?" Tanya zahra
"Penghianat. Ga nyangka aku kalo selama ini kamu pelakunya. Ga nyangka aku, kamu yang udah kita semua percaya bisa ngelakuin ini. Ga nyangka bahkan kamu lebih busuk dari rahma. Ga nyangka aku, kamu tega ngebunuh temen temen kamu sendiri" Ucap dinda dengan emosi yang meluap luap.

"Ha siapa?" tanya avifah lirih
"Di antara kita din? siapa?" Tanya ingga
"Ih anjir" kata nisa terkejut

Dinda yang awal nya menunduk, mulai mengangkat kepala nya, dia menatap satu satu wajah teman teman ny sekarang. Dan berhenti di salah satu wajah.

"Ga nyangka aku" Kata ny sambil mengelus dada

Semua tampak mengikuti arah  pandangan dinda, bukan kaget lagi, bahkan mungkin hampir tidak terfikirkan oleh mereka, bahwa dia lah pelakunya.

"Kok aku?, kenapa bisa bikin asumsi kalo  aku yang neror kalian semua??" katanya
"Asumsi?? emg bener kan?? Ga usah ngelak, kita tau semua kebusukan mu!!" Ucap ayuni kasar

Semua org menatap nanar ke arah org yg "katanya" adalah peneror, ada tatapan kecewa, marah, tidak percaya, semua menjadi satu.

Dia kah pelakunya?

"Emg aku ngapai? smpe kalian bisa nuduh aku?" tanya nya
"Semua kejanggalan ada di kamu ngga !. Soal bakso, soal kamu nemuin kepala hanin, soal pesawat, gimana kamu tau kalo pesawat itu punya pesan tersendiri?? Padahal itu sama sekali ga ada keliatan dari luar. Jelasin." Tanya dinda
Tatapan membenarkan keluar dari teman-teman nya, mereka menunggu penjelasan dari ingga. Org yang di tuduh sebagai peneror.

"Aku ga punya alasan, firasat ku emg bilang gitu. Kenapa kalian punya asumsi sekuat itu untuk nuduh aku?? Aku sama sekali ga ada sangkut paut nya sama pembunuhan ini." Jelas ingga

"Halah. Dan siapa yg tau soal keganjalan rahma dan ngasih tau ke zahra, icha, dan nisa kalo bukan kamu? Kamu tau semua kebenaran sebelum kita tahu. Apa itu ngga termasuk bukti?? Semua hal yg bisa aja ga bisa kita temuin, tapi kamu berhasil nemuin. Apa itu ga termaksud bukti?? Kamu udah renggut semua nyawa temen temen kita. Plis stop. Apa yg kamu mau? bilang. Cukup. Hentikan teror mu sekarang."  ucap dinda

"Ga nyangka aku" Kata zahra
"Beneran ngga?" Tanya icha tidak percaya

"Kenapa?" Tanya ingga dengan senyum yang sulit di artikan.

"J-jadi? beneran kamu?" Tanya avifah

"Stop ngga. Semuanya ga lucu." Ucap dinda

"Ngga lucu bgt" sambung ayuni.

Mereka bubar. Meninggalkan ingga sendrian di sana. Entah apa yang sudah terjadi, siapa yang benar dan siapa yang salah. Kita tidak tau. Yang pasti kebenaran akan terungkap seiring berjalannya waktu.

Keesokan Harinya

AYUNI POV

Hari ini aku berangkat sekolah dengan hati yg lumayan tenang. Aku bisa menemukan siapa pelaku nya. Aku harap dia berhenti.

Aku memasuki arena sekolah, sekolah sudah ramai. Ku lihat gelak tawa para murid. Ini kah ending nya? ini kah ending cerita mengerikan di sekolah ku? aku tersenyum melihatnya.

Aku berjalan memasuki kelas, ketika satu langkah kaki ku memasuki kelas, aura ny mulai berbeda. Aku melihat semua anak tampak diam. Aku memasuki kelas berusaha mendekati teman teman ku.

"Ni" panggil dinda lirih.
"Kenapa din?" Tanya ku

Dinda dan yang lainnya tidak menjawab, mereka memberiku sebuah kertas. Sepertinya bekas lipatan pesawat. Aku buka kertas itu. Rasanya kaki ku lemas sekali. Apa yang sudah ku lakukan !?.

"Hei kalian. Seneng gak?? nuduh temen kalian sendiri?? seneng gak?? udah bikin sedih temen yang sangat membantu kalian dalam mencari ku. Seneng gak? Hahahahahaha. Sekarang aku mau ngasih bocoran deh. Kalian ga akan nemuin dia. Karna dia? sudah bersamakuu HAHAHAHAHA. Makasih, udah bantu aku buat ngurangin satu penghalang. Stupid."

Aku menatap nanar teman teman ku yang sangat menyesal.

"Dia hilang sejak kemarin kita ninggalin dia" Kata avifah
Ingin rasanya aku berteriak kencang. Aku menyesall. Sangat menyesal.

.

TBC..

MAAF BNGT AUTHOR LG UAS...
UDAH YAA...
JAN LUPA VOMENT...

The secret of silence.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang