#31. Kebenaran

37 9 0
                                    

Hari ini adalah hari libur , bukan karna weekend tapi hari ini merupakan tanggal merah.
Ingga , dinda , avifah , dan zahra berencana mendatangi teman teman ny di kantor polisi. Mereka membawa beberapa makanan dan minuman.

"Kita boleh masuk emang ? itu kan ruang rahasia" tanya ingga
"halah boleh boleh" sahut dinda

Akhirnya mereka pun pergi ke kantor polisi bersama.

.

Pagi ini semua orang yang melakukan penyelidikan kemarin berkumpul di kantor rahasia detektif , mencoba mencerna semua bukti bukti yang mereka dapatkan.

"segitiga , pohong yang sudah di tebang .  .  . heemmm" monolog pak irfan kepada dirinya
"Kita cukup kesulitan untuk mencari pelaku ini , karna bisa di bilang dia bukan manusia , bayangkan saja mana bisa manusia biasa menarik seseorang secepat dan sekuat itu , lalu menghilang. bukan kah itu hal yang tidak masuk akal ?" kata pak vian

semua mengangguk menandakan setuju dengan perkataan pak vian.

Renaldy hanya terdiam , dia memikirkan sesuatu di dalam otak nya.

"tapi pak. . ." kata renaldy memotong pembicaraan para polisi itu , lalu para polisi pun menatap renaldy.
"waktu itu saya

"Assalaamualaikummm" teriak dinda memotong kata kata renaldy
semua terkejut tetapi langsung tersenyum ramah
"Waalaikumsalam , kenapa kalian kesini?" tanya pak irfan
"kita kan mau bantu juga pak" kata dinda
"kitaa bawa makananann" kata zahra sambil menaruh makanan nya di atas meja
"enak tuh" kata rizky
"enakk lahh, orang beli di warung" sahut zahra
"astaga , kirain bikin sendiri" kata ramdani
"makanya tuh, dasar cewe cewe" sambung rohim
"kenapa sih sewot betul, kalo nda mau ya udah buat pak polisi aja" jawab dinda
"shuutt udah udah , ayo lanjutin. makan nya mau nanti atau sekarang?" kata pak vian
"nanti aja pak , nanggung" kata rizky

kemudian zahra, avifah, ingga, dan dinda ikut duduk dan berkumpul di sana.

"ayo renaldy silahkan lanjutkan"
"jadi waktu itu saya pernah di ancam sama rahma, trus saya harus jadi pacar nya , hari itu saya lagi duduk di bangku nya berdua sama dia , tapi saya liat di meja nya banyak coretan segitiga , bahkan saat saya disitu pun dia menggambar segitiga itu"

semua hening dalam sejenak

"segitiga ?"
"apa iya ada hubungan nya sama rahma" kata pak irfan
"bisa jadi pak, apa lagi selama kejadian ini dia hilang tiba tiba" kata ingga
"tapi tulisan tangan nya beda kan? " kata pak vian kepada pak irfan
"iya berbeda , tapi bisa aja itu di sengajakan" jawab pak irfan
"dia bisu , dia benci manusia , dia selalu ngawasin kita bahkan saat saat kaya gini" kata ingga
"jadi bisa di simpulkan, semua ini berhubungan dengan rahma?"

semua mengangguk setuju.

"oh ya , apa kalian berdua ga mau ngasih tau temen temen kalian?" tanya pak irfan kepada avifah dan ingga
avifah dan ingga saling menatap , kemudian mereka mengangguk ragu
"jadi sebenernya, insiden di pasar malam itu" kata avifah
"pelakunya okta" sambung ingga
"HAA !?" semua terkejut bukan main
"lohh bukannya katanya dia yang bantuin ???" tanya dinda
"nda din, dia boong mungkin dia fikir aku sama ingga ga sempet liat siapa pelakunya" jawab avifah
"oktaa !? kok kamu ga jujur sama aku?" tanya zaky
"kan kamu belum kesini, jadi aku gamau kamu terlibat"
"Oktaaa !? ih parah eh , kok bisaa !?" kata rohim
"jadi mksdnya okta ada dlam sudut pelaku?" tanya renaldy
"ih ga percaya eh aku" kata zahra
"iya kalian sadar nda sih? semenjak kehadiran okta kita udh ga pernah dapet teror , sampe titik akhirnya ya di pasar malem." kata ingga
"juga , habis kejadian pasar malem itu , okta selalu ngeliatin ke salah satu arah tapi tatapan nya kosong. Aku udh pernah bilang kan? kalo pelakunya itu selalu ngawasin kita." sambung ingga
"Dan aku tau juga kenapa dia bikin cerita dia suka sama dinda, yah supaya kita semua percaya kalo kehadiran dia itu baik. Jadi yg sekarang harus di khawatirin bukan okta , tapi ayuni , nisa sama icha." kata avifah

"udah jangan tegang, ayo kita makan laper nah aku" kata rohim tiba tiba
"anjir lagi tegang juga, makan terus kamu tuh" kata renaldy

akhirnya mereka makan bersama di ruangan itu.
melupakan masalah yang mereka hadapi.

.

"

Ku akui analisa kalian hebat , tapi sayang aku bukan rahma. tetap semangat manusia manusia bodoh"
kata seseorang di balik tembok sambil tersenyum miring khas nya.

.

"besok kita bisa nyari bukti lagi , ntah di rumah rahma atau pun di hutan atau mungkin di gubuk pelaku waktu itu" kata pak irfan
semua mengangguk pasti dan melanjutkan makan mereka.
mereka sangat berharap bahwa masalah ini akan selesai dan mereka bisa berpisah dengan aman dah bahagia , bukan di pusing kan dengan hal nyawa seperti ini.

.

TNF.

MAAF YAAAA GAESS HABIS UJIANN INI AUTHOR NYAA

JANGAN LUPA VOMENT.

The secret of silence.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang