#17. Bagaimana?

73 10 4
                                    

Aku terbangun, perut ku sakit sekali, ah mungkin karena aku kelaparan, bukan! ini bukan karna kelaparan ini karna. . .
Oh shit ! perut ku tertusuk dengan pisau, dan pisau itu masih tertancap di perutku.
Aku meringis kesakitan, saat mencoba mencabut benda itu. Darah ku mengalir deras, aku tau jika aku masih berada di sini, maka aku akan mati.
Aku melihat ke sekeliling, dan apa!? untuk pertama kalinya aku melihat dia tidak ada di ruangan ini.

Aku mencoba mencabut pisau itu, pelan pelan

Akhhh!! sakitt

Aku meringis kesakitan, aku mencoba menahan sakit itu.
Aku mencoba  melepaskan tali yang melilit ku dengan pisau yang ku pegang.
Dan ya! berhasil, aku duduk dengan badan yang sangat lemah, darah terus mengalir, aku merobek sedikit baju ku dan menyumpeli luka tusukan itu dengan baju aku.
Perlahan aku berdiri meninggalkan tempat ini.

Dinda Pov.

Aku berlari ke arah kelas di ikuti zahra dan yang lainnya.
Aku merasa diriku juga bersalah tidak menjaga teman ku dengan benar.

Sesampainya aku di sana, sudah ada ayuni, avifah, denisa dan icha. Aku berlari ke mayat amel.

"Astaghfirullah haladzim" aku mencoba menenangkan diriku sendiri.
Bahkan walaupun bukan kami yang membunuh tetap saja kami akan bersalah, harus nya kami menjaga dia dengan benar.

"Kalian ga jagain dia kah?" tanya ku kepada nisa dan icha.
Mereka hanya menangis.
"Piye sih !? kan aku udah bilang jagain ! aku mau ke wc ! kalo kayak gini siapa yang mau tanggung jawab !?" ucap ku dengan penuh emosi
"Udah din" kata renaldy

Guru guru pun datang, mereka juga terkejut, yah tentu saja.
Mereka mengurus semua untuk kematian amel, bahkan ibu nya terus berisak tangis, dan menyalahkan sekolah.

Aku terdiam melamun, mencoba mengingat dengan jelas wajah seseorang di balik topeng itu.
Aku hanya melihat matanya, namun rasanya mata itu tidak asing.

Lamunanku buyar karena bau itu.

Ada kebakaran di ruang sebelah, dan apinya sangat cepat merambat ke kelas kami ! semua panik, mencoba keluar dari kelas, dan menyelamatkan diri masing masing.

Kami keluar dari area sekolah, guru guru dengan cepat menelfon pemadam, tidak sampai 15 menit, mereka datang, dan memadamkan api.

Aku melihat ke sekeliling, semua baik baik saja, tapi tidak dengan satu orang.
Aku berlari ke arahnya.

"Ni ! kenapa ?!" kataku sambil melihat kulit tangan nya yang sudah terbakar.
Dia hanya meringis kesakitan, tak lama renaldy datang membawa kotak p3k. Dia mencoba mengobati ayuni.

Ayuni pov.

Aku sedang berdiam di pojok kelas, sendirian. memperhatikan suasana sekolah yang semakin lama semakin kacau karna dia.
Apaa yang harus aku lakukan.

"Hahhhh" aku menarik nafas panjang dan bersender di dinding kelas.
Aku melihat ke depan ku, renaldy tersenyum dan menatapku.
Tatapan dan semyumannya seolah mengatakan 'semua akan baik baik saja, tenanglah. aku ada disisimu', itu sangat menghangatkan ku.

Dan tanpa kusadari, dinding di samping ku mulai terbakar, aku panik dan segera berdiri, namun ada seseorang yang entah siapa menyenggol ku sehingga tangan ku mengenai tembok itu.

"Aakkhhh" teriaku
Kemudian renaldy menarik ku dan membawa ku ke luar area sekolah.

Aku terus meringis kesakitan, sakit sekali.
Renaldy menyuruh ku duduk
"Sebentar ni, aku ambil kotak p3k dulu ke pemadam"
Aku hanya mengangguk menahan sakit.

Tak lama kemudian dinda mendatangi ku.
"Ni ! kenapa !?" tanya dinda
Aku hanya meringis kesakitan, lalu renaldy datang dan mengobati ku.
Avifah, zahra, denisa dan icha, mendatangi ku.
Dan terus bertanya kenapa.
Aku tak sanggup berbicara ini sangat sakit.

"Tadi dia kena tembok yang udh kebakar, untung aku cepet dateng narik dia, kalo ngga luka bakar nya bakal makin dalem." kata renaldy

Kemudian dia duduk di samping ku, mengelus tangan ku lmbut, menatap mataku.
"Maaf ya, aku telat dateng nya. Tadi aku mau lari datengi kamu sebelum tangan kamu kena, tapi banyak yang lari depan ku, jadi susah buat datengi kamu." kata renaldy, kemudian dia menunduk tangan nya masih mengelus tanganku.

"Haahh, harusnya aku bisa dateng sedetik sebelum kejadian ini."

Aku mengelus tangan nya

"Gapapa" kataku sambil tersenyum ke arahnya
Dia kembali menatapku, dan memelukku.
"Maaf, aku akan lebih jagain kamu."
Aku hanya tersenyum.

Author pov.

Selagi renaldy memeluk ayuni, zahra dan denisa sangat heboh.

"Weeehhh wwooy" kata zahra heboh dengan suara kecil
"Anjaaaay anjaayy" kata denisa dengan suara kecil juga dan tertawa
"Sweet bangett wooyy, pengenn jugaa akuu" kata zahra
"Heehh, apa jee" kata icha
Kemudian mereka tertawa, diikuti oleh dinda.

Renaldy melepas pelukannya, dan mencium kening ayuni.

"Aku sayang kamu" kata renaldy
"Aku juga sayang kamu" sahut ayuni

.

Sementara itu, ingga tengah berusaha berlari sekuat tenaga dia.
Dia berusaha agar tidak bertemu dengan 'dia'.
Ingga tersesat, dia sama sekali tidak mengetahui jalan ini.
Tempat ini terpelosok.

Dia berhenti mencari jalan keluar yang tepat.
Dia berlari ke arah kanan, mencoba menemukan jalan keluar.

Tak lama ia mendengar suara cutter yang entah dari mana.
Kepala nya pusing, menggeliang.
Rasanya bumi ini terus berputar, dia terus mendengar bunyi cutter itu mendekat ke arahnya.
Kemudian dia berlari sekuat tenaga, tanpa mengetahu arah mana yang benar.
Namun, suara cutter itu terus mengikuti nya, seakan tak mau lepas dari indra pendengaran nya.

"Berhenti ngikutin akuu !!" teriak ingga
"Aaaaaaakkkkhhhhh" teriak ingga sambil menutup telinga nya dengan kedua tangan nya.

Kemudian dia hanya melihat kegelapan.

.

06.00

Rumah dinda

Dinda baru saja bangun, karna sehabis shalat subuh dia ketiduran.
Dia terkejut ketika melihat jam, dengan matanya yang masih sayup sayup dia keluar kamar.

"Hoaaaammmmm" dinda menguap
"Heh !"
"Astaga!" Dinda terkejut, mata nya  langsung terbelalak.
"Yoalaaahh mass mass, ngagetin ajaa"
"Perawan kok bangun siang, ga shalat subuh to kamu?"
"Shalat lah, ketiduran kok aku"
Itu adalah sepupu jauh dinda.
"Sek, tak cuci muka sek" kata dinda

dinda pun kembali setelah selesai cuci muka.

"Kok cuci muka tok to din? adus kono lo, arep tak ajaki kok" katanya
"Nengdi?" jawab dinda
"Ke rs tempat mas kerja to, melok po ra?"
"Alaahh nyapo dadak ke rs, mohh ah" jawab dinda
"Lohh iki loh, mbengi kemaren enek pasien jenenge ingga, kancamu dudu'? arep tak ajaki sopo tau iku kancamu"
"Ha!? ingga!? yowes sek tak adus"
"Yo"

.

Rumah sakit

"Ndi mas?" tanya dinda
"Sekk too din"

Pekerjaan sepupu jauh nya dinda adalah dokter. Sebab itu dia tau ada pasien bernama ingga.
Dan dinda sangat berharap bahwa itu ingga.

.

UDAH DULU YA GAES.

TNF.

PARA SIDERWAN SIDERWATI, MOHON UNTUK VOTE.. GRATISSS LOHHHH

HARGAII LAAHH T^T

The secret of silence.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang