Hidan terus menatap punggung Naya yang mulai menjauh sambil tersenyum bangga akan ucapannya tadi, ia sendiri tidak menyangka dapat mengucapkan kata-kata bijak seperti itu.
Setelah netranya tak dapat lagi menangkap bayangan asisten dosennya itu, atensinya pun beralih pada lembaran kertas yang telah dijilid rapi di tangannya.
Hidan baru ingat tujuan awalnya datang ke fakultas pascasarjana ini, bukan untuk mendengar dua gadis yang menggosipkan ibu asdos galaknya, melainkan mengumpulkan paper-nya pada Naya.
"Ais," decaknya sebelum mulai berlari ke mana Naya pergi tadi dan untung saja berhasil menemukan Naya sedang membaca mading yang tergantung di dinding vestibula.
"Bu—" Naya yang sedang konsen membaca beberapa pamflet di mading pun terlonjak kaget karena ada seseorang yang memegang tangannya yang dengan reflek ia tepis.
"Aww," adu Hidan, ternyata tenaga asdosnya itu lumayan kuat juga.
"Hidan?" tanya Naya dengan heran tanpa meminta maaf terlebih dahulu, bagi Naya itu adalah salah Hidan sendiri yang memegang tangannya.
"Dia siapa?" Belum sempat Hidan menjawab, sebuah suara yang cukup berat menginterupsi mereka.
"Tara?" Berbeda dengan caranya memanggil nama Hidan sebelumnya, saat Naya menyebut nama kekasihnya tersemat sebuah rasa gembira.
"Dia siapa?" Karena pertanyaannya tak kunjung dijawab, Tara pun mengulang pertanyaannya sambil menatap Hidan dengan tajam. Instingnya sebagai laki-laki, membuat Tara merasa waspada pada Hidan yang hari ini memakai kaos hitam yang ia tutupi dengan kemeja flanel merah.
"Mahasiswaku. Hidan ada apa ya?" Perbedaan cara Naya berbicara padanya dan pria di sampingnya entah kenapa sedikit membuat Hidan merasa kesal.
Hidan pun menyodorkan makalahnya pada Naya, "Mau ngumpulin tugas." Setelah makalah tipis itu berpindah tangan, Hidan pun memilih untuk pergi dari hadapan dua sejoli tersebut.
"Mahasiswa sekarang gak ada sopan-sopannya, ya," komentar Tara melihat gaya Hidan yang pergi begitu saja tanpa mengucapkan 'terima kasih' atau sekadar ucapan basa-basi lainnya.
"Udah. Udah." Naya pun mengelus-elus lengan Tara agar tidak memperpanjang hal-hal yang Naya anggap sepele seperti ini.
Tbc....
12 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE FOOLISH (31DWC) ✔
Aktuelle LiteraturEntah Nayeon yang terlalu bucin atau mereka yang terlalu pandai bersandiwara. Ditulis selama bulan Desember 2019, dalam rangka mengikuti 31 Days Writing Challenge. Cover by rozeusz