Tara saat ini di posisi sulit. Ia memang mengandrungi Naya dan berharap dapat kembali bersama. Apalagi setelah melihat bagaimana kemarin Naya juga merasakan hal yang sama.
Akan tetapi, ia juga masih terikat akan perjodohan yang direncanakan oleh sang ibu. Sedangkan Sonya yang ia harapkan dapat menghentikan pertunangan mereka justru menjadi penghancur rencananya.
Sonya awalnya tulus berteman dengan Naya, bahkan bisa dikatakan jika ia bersyukur gadis sepopuler Naya mau menjadi sahabatnya. Naya yang supel dan ceria, membuat gadis itu dengan waktu singkat memiliki banyak teman. Berbeda dengannya yang cenderung bersikap asosial.
Tak hanya itu, Naya ternyata gadis yang pandai dan menjadi rivalnya untuk mendapatkan IPK tertinggi di angkatan mereka. Di sanalah benih-benih kebencian di hati Sonya mulai tumbuh, karena hingga semester tiga, ia selalu dikalahkan oleh Sonya. Padahal dua belas tahun terakhir di hidupnya, Sonya selalu menjadi nomor satu.
Kebencian itu bertambah ketika Sonya mulai merasakan jatuh cinta pada pesona kakak tingkatnya, Reyhan. Sonya sangat yakin jika pria yang akrab dipanggil Rey tersebut juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Bahkan Sonya berani mengklaim jika Rey merasakan gandrung pada dirinya.
Buktinya, Rey yang pertama kali menghampiri Sonya untuk meminta nomor ponsel gadis bertubuh jangkung tersebut. Beberapa kali juga seniornya itu mengajaknya jalan. Kalau seperti itu bukannya, lagi pendekatan namanya?
Sayangnya, dua bulan intens komunikasi Rey belum juga ada tanda-tanda akan meresmikan hubungan mereka. Sonya sampai berpikir untuk menyatakan perasaannya lebih dulu.
Naasnya, saat ia akan melakukan itu, Sonya tak sengaja melihat Rey berdua dengan Naya di taman belakang fakultasnya. Karena penasaran, Sonya pun berusaha mencuri dengar pembicaraan mereka.
"Maaf Kak, sepertinya kita temenan aja."
Rey hanya dapat tersenyum kecut mendengar ucapan junior yang sudah ia incar sejak awal semester baru ini.
"Jadi aku ditolak nih?" tanya Rey hanya untuk memastikan ia tidak salah mendengar ucapan Naya tadi yang dengan berat hati Naya iyakan dengan anggukan.
"Kakak gapapa, jangan merasa bersalah gitu dong," ucap Rey agar Naya tak merasa bersalah telah menolaknya.
"Maaf."
"Kalau boleh tau, alasan kamu nolak Kakak apa?"
"Karena Sonya suka sama Kakak."
"Tapikan Kakak sukanya sama kamu, bukan Sonya. Sonya cuma Kakak anggap adek, itu pun karena dia teman kamu."
"Tapi Sonya udah terlanjur baper sama Kakak. Aku gak mau ya berantem sama Sonya cuma gara-gara Kakak."
"Oke. Oke, tapi Kakak gak bakalan nyerah begitu saja setelah kamu tolak."
Sonya begitu kesal mendengar pembicaraan keduanya, apalagi tahu jika dirinya hanya dijadikan alat untuk mendekati Naya. Akan tetapi, ia sudah terlanjur jatuh hati pada pria bernama lengkap Rayhan Khadafi tersebut.
Keesokan harinya, Rey datang menemuinya dan menanyakan apa benar Sonya menyukai dirinya seperti yang Naya katakan. Rey sangat marah saat Sonya mengiyakan pertanyaannya.
"Aku tuh deketin kamu biar bisa dekat sama Naya. Makanya, jadi cewek jangan baperan. Baru dideketin dikit udah baper. Gak sadar apa aku hubungin kamu buat tanya-tanya soal Naya?"
Sonya benar-benar tak sadar akan hal itu. Ini pertama kalinya ia didekati oleh lawan jenis dan merasakan jatuh cinta. Ia pikir hal itu adalah hal yang wajar karena Naya adalah sahabatnya.
Setelah itu, Rey menjauh darinya. Pria itu bahkan menolak untuk bertemu pandang dengan Sonya kecuali saat Naya bersamanya yang membuat gadis itu semakin membenci Naya.
Tbc....
Tiga hari menuju tamat. Keyword makin aneh, cerita makin maksa. Nyambung gak nyambung yang penting nulis 😅😅😅
29 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE FOOLISH (31DWC) ✔
General FictionEntah Nayeon yang terlalu bucin atau mereka yang terlalu pandai bersandiwara. Ditulis selama bulan Desember 2019, dalam rangka mengikuti 31 Days Writing Challenge. Cover by rozeusz