Entah Nayeon yang terlalu bucin atau mereka yang terlalu pandai bersandiwara.
Ditulis selama bulan Desember 2019, dalam rangka mengikuti 31 Days Writing Challenge.
Cover by rozeusz
"Mama minta kamu berhenti bermain-main lagi. Putuskan hubunganmu dan menikahlah dengan Sonya."
"Ma!" Suara Tara terdengar sangat lantam hingga membuat Naya dan ibunya terperangah dibuatnya. Namun, dengan singkat ibu Tara mengubah ekspresi wajahnya seperti semula.
"Ini demi kebaikan kamu."
Tak ingin mendengar lebih jauh apa yang akan dikatakan oleh ibunya, Tara pun menarik tangan Naya untuk keluar dari ruang VIP yang ibu Tara sewa untuk mereka. Naya yang masih dalam keadaan bingung dengan informasi yang baru saja ia dengar pun hanya mengikuti ke mana Tara membawanya.
Ada banyak yang ingin Naya tanyakan, tetapi kini Tara sedang mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Naya pun hanya dapat menangis sambil mempererat pelukannya pada pinggang kekasihnya itu.
"Tar." Motor Tara telah berhenti di depan rumahnya semenit yang lalu, tetapi Naya tetap pada posisinya di boncengan Tara. Naya butuh penjelasan.
Tara mengelus tangan Naya yang masih bertengger di pinggangnya. "Maaf. Aku bisa jelasin, tapi bukan sekarang."
"Tapi kapan?"
"Secepatnya, kamu mau nunggukan?" Akal sehat Naya dengan keras menolak dan menuntut kebenaran sekarang juga. Akan tetapi, tubuhnya seakan berkhianat dengan mengiyakan permintaan Tara.
Tara pun membantu Naya turun dari motor dan melepas helmnya. Bahkan merapikan rambut Naya yang agak berantakan.
"Makasih sudah mau nunggu. Aku tau kamu pasti mengerti."
Tak ada respon dari Naya, Tara pun memilih untuk melajukan motornya dan dalam sekejap telah meninggalkan Naya sendirian di depan rumahnya. Air mata Naya yang tadinya sempat mengering kini mengalir kembali.
Masuk ke dalam rumah, Naya menemukan Alghi, Dea dan Arin yang sibuk membungkus pesanan yang cukup membludak efek harbolnas beberapa hari yang lalu. Melihat pemandangan yang sangat kontras pada Naya sebelum berangkat dan setelah pulang pun sontak membuat mereka khawatir.
"Kakak lagi gak mau diganggu." Naya sepertinya dapat melihat ketiganya telah siap memborbardirnya dengan pertanyaan makanya sebelum itu terjadi Naya lebih dulu memberi warning pada mereka.
Setelah Naya masuk ke kamarnya, ketiganya pun melirik satu sama lain dan bertanya dengan berbisik.
"Kak Naya kenapa?"
Tbc....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.