Mungkin hanya seorang Taraka Xavier Dinanta yang bisa membuat Naya pusing tujuh keliling seperti ini. Hanya karena seorang Tara berkata, "Besok malam Mama datang dan Mama pengen ketemu sama kamu."
Sekian lama mengenal Tara dan berpacaran dengannya, Naya belum sekali pun bertemu dengan keluarga kekasihnya itu. Naya hanya tahu jika Tara memiliki seorang ibu dan seorang ayah tiri serta dua orang saudara sambung.
Setelah mendengar ucapan Tara itu, Naya langsung dalam posisi excited dan cemas. Siapa sih yang tidak senang, dikenalkan dengan keluarga pacar? Naya pun begitu, tetapi Naya juga tidak bisa menghindari rasa cemas jika nanti mama Tara tidak menyukainya.
Karena itu, saat bangun keesokan harinya mata Naya agak bengkak karena tidak bisa tidur semalaman.
"Rin, ini mata Mba kok bengkak gini ya?" tanya Naya yang sedang mengompres matanya dengan kain yang telah ia siram dengan air dingin.
"Mba, abis nangis, ya?" tebak Arin.
"Ngawur kamu. Gaklah."
Selesai dengan mata bengkaknya, Naya kembali dipusingkan dengan pakaian yang akan ia kenakan nanti malam. Tak hanya dirinya sendiri, pendapat Naya yang selalu dolak-dalik juga membuat penghuni rumah lainnya pun merasa demikian.
"Ini bagus gak sih?"
"Bagusan pake dress atau two pieces?"
"Ini gak kelihatan mau ke undangan ya?"
"Kak Naya ribet banget dah, pake baju biasa juga udah cantik," komentar penghuni rumah paling kecil alias Lia.
"Benar kata, Lia, Mba," dukung Alghi.
"Tapi masa mau ketemu camer pake baju biasa sih," ucap Gio yang mendapatkan plototan tajam dari yang lainnya.
"Tuhkan." Naya pun kembali ke aksi membongkar lemarinya untuk mencari pakaian yang menurutnya pas.
Penghuni lain minus Gio pun, hanya bisa geleng-geleng akan sikap Naya yang tak biasanya tersebut. Tak lupa juga mendoakan kesuksesan gadis yang telah mereka anggap saudara kandung sendiri tersebut.
Keresahan Naya terus berlanjut bahkan ketika Tara menjemputnya dengan motor sport hitam kesayangannya. Melihat kedatangan Tara, Naya jadi bersyukur tidak jadi menggunakan gaun.
Pertama kali melihat ibu Tara, Naya langsung dapat menebak darimana asal ketampanan sang kekasih. Sekali melihat Naya langsung dibuat kagum dibuatnya, tetapi juga sedikit takut akan tatapan penuh intimidasi yang dikeluarkan oleh wanita berusia hampir lima puluh tahun tesebut.
Makan malam yang Naya pikir akan hangat, berakhir canggung karena ibu Tara yang lebih memilih untuk diam dan berbicara seperlunya saja. Bahkan dapat dibilang ibu dari Tara itu tidak menganggap kehadirannya.
"Kami pulang dulu," ucap Tara mengakhiri makan malam yang lebih pantas disebut acara saling diam tersebut. Walaupun tak diacuhkan, dengan sopan Naya turut pamit kepada wanita yang telah melahirkan kekasihnya itu.
"Tara," panggil ibunya yang berhasil menghentikan langkah Tara dan Naya.
"Mama minta kamu berhenti bermain-main lagi. Putuskan hubunganmu dan menikahlah dengan Sonya."
Tbc....
14 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE FOOLISH (31DWC) ✔
General FictionEntah Nayeon yang terlalu bucin atau mereka yang terlalu pandai bersandiwara. Ditulis selama bulan Desember 2019, dalam rangka mengikuti 31 Days Writing Challenge. Cover by rozeusz