Melihat Naya sedih bahkan sampai sakit seperti ini membuat anak-anak yang lain turut bersedih. Mereka lebih suka Naya yang selalu telat, sehingga menggedor kamarnya telah menjadi rutinitas mereka. Naya yang suka memerahi mereka jika mood-nya sedang jelek. Naya yang selalu memesan lebih makanan untuk mereka.
Bukan Naya yang sekarang, yang lebih suka diam atau menangis. Bukan seorang Tsanaya yang terbaring lemah di kamarnya.
Akan tetapi, mereka berusaha untuk mengerti kondisi Naya. Dikhianati oleh kekasih dan sahabat sendiri tentu saja sangat menyakitkan. Sedangkan, Gio merasa bersalah telah memberitahu Naya apa yang ia lihat dan penyebab lukanya. Gio merasa seharusnya ia memilih diam saja.
Karena itu, Gio mengajukan diri untuk menemani Naya di rumah saat yang lain sibuk dengan olshop ataupun kuliah/sekolah masing-masing.
"Kak Naya mau makan burjo depan komplek gak? Dea gak sempat masak tadi, dia ada kuliah pagi dosennya galak katanya," tanya Gio dari ujung pintu kamar Naya, saat di rumah hanya mereka berdua seperti ini ia tidak akan berani masuk ke dalam kamar. Kecuali untuk hal-hal sangat mendesak.
Tak ada respon, Gio pun tersenyum tipis sebelum berucap, "Yaudah aku ke depan dulu ya, Kak. Kalau ada apa-apa hubungi Gio aja."
Sementara itu beberapa teman Gio menuju rumah untuk menjenguknya, karena semenjak insiden ia babak belur, Gio belum pernah masuk kampus. Apalagi untuk nongkrong di himpunan.
Salah satu yang ikut ke rumah adalah Hidan. Melihat seorang gadis beberapa meter di depannya, Hidan pun menghentikan motor vespa kesayangannya.
"Woi kalian duluan aja, mau beli rokok bentar," ucap Hidan pada temannya yang mengikuti jejaknya menghentikan motor.
Setelah memperhatikan lebih teliti, Hidan yakin jika gadis yang sedang merumbu hanya dengan mengenakan piama dan rambut terurai menutupi sebagian wajahnya adalah Naya, asisten dosen yang tanpa ia sengaja beberapa kali berada di tempat yang sama dengannya. Seperti hari ini.
Dari tempatnya berhenti, Hidan dapat melihat jika Naya hendak menyeberang. Tanpa melihat kanan-kiri, Naya mulai menyeberang sedangkan tak jauh di belakang Naya ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Naya!"
Tbc....
Kenapa aku nulisnya Naya sebucin ini, ya. Dia yang mutusin dia yang nyesel. Hadeh.
24 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE FOOLISH (31DWC) ✔
Ficção GeralEntah Nayeon yang terlalu bucin atau mereka yang terlalu pandai bersandiwara. Ditulis selama bulan Desember 2019, dalam rangka mengikuti 31 Days Writing Challenge. Cover by rozeusz