Nadya tidak menyukai Revan, teman sekelasnya. Revan yang cuek, ketus, dan sok cool. Tapi dibalik itu semua, diam-diam Nadya menyimpan rasa penasaran siapa sosok Revan sebenarnya. Rasa penasaran itu yang perlahan membuatnya jadi tau sisi lain dari se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini aku dan kamu mempunyai cerita baru, cerita unik meskipun ada sesuatu hal yang sebenarnya harus diperjelas. Tentang hubungan kita yang sebenarnya. - - -
Enam bulan kemudian.
Selepas acara diesnatalis kemarin, tidak membuat Revan maupun Nadya menjadi jaga jarak. Mereka justru terlihat semakin dekat bak sepasang kekasih. Yah, meskipun kedekatan mereka sudah tidak diragukan lagi. Mereka berdua memang sudah berhasil membuat orang-orang disekitarnya merasakan jatuh cinta. Penampilan mereka berdua waktu itu mampu menghipnotis semua orang dalam waktu sekejap.
Sesuai janjinya waktu itu juga, Nadya membuatkan nastar coklat keju untuk Revan. Ini kesekian kalinya dia membuatkan nastar semenjak insiden diesnatalis enam bulan yang lalu. Enggak tau kenapa Nadya jadi rajin sekali membuat nastar, padahal Revan sama sekali tak memintanya. Tapi dia cukup juga sering diberi nastar gratis dari Nadya. Dan sekarang Nadya sudah meletakkannya di kotak makan dan menyimpannya di laci meja Revan. Ah, terlalu menggemaskan memang.
Jujur, Nadya masih malu jika harus memberikannya secara terang-terangan ke Revan. Bukan apa-apa, dia hanya tak ingin teman-temannya salah persepsi jika mengetahuinya. Nadya dan Revan masih hanya sebatas teman, untuk saat ini. Tapi tidak menutup kemungkinan juga besok atau lusa mereka akan berubah menjadi sepasang kekasih. Rencana Tuhan siapa yang tau.
Itulah Revan dan Nadya, mereka mempunyai cerita unik tersendiri dalam proses pendekatan. Lucu, haru, menyebalkan, semuanya jadi satu. Tapi dari sini, perlahan Nadya jadi semakin tau dan mengenal lebih jauh siapa sosok Revan sebenarnya, yang berhasil memberi warna baru dalam hidupnya.
"Tumben pagi-pagi udah di kelas." Tegur Safira, kedatangannya mampu membuat Nadya terkejut.
Untung saja dia sudah kembali ke mejanya saat Safira masuk ke kelas. Jika tidak, mungkin Safira akan tau kalau Nadya baru saja meletakkan sekotak nastar lagi di laci meja Revan. Tapi, bukankah tak masalah jika Safira tau? Toh Safira juga mengerti bagaimana proses pendekatan Nadya dan Revan terjadi. Ah, mungkin saja Nadya masih malu jika diketahui oleh orang-orang sekitarnya.
"Ah iya, bareng kak Karin soalnya." Ucapnya bohong.
"Oh, Vini mana?"
"Gue disini." Sahut Vini dari ambang pintu. Dia segera mendekat ke Nadya dan Safira.
"Pada rajin banget sih udah di kelas jam segini. Ada apa nih?" Tanya Vini.
Nadya membuka tasnya, mengeluarkan satu kotak nastar buatannya dan memberikan kepada kedua temannya itu.
"Tumben, kalau lo kasih nastar tiba-tiba gini sama kita, berarti......." Safira menggantungkan perkataannya, melirik Vini sebentar untuk memberi kode maksud dari nastar yang diberikan Nadya.
"Enggak, kemarin kak Karin minta dibuatin. Sekalian gue bikin lebih aja untuk kalian." Alasannya.