Aku menemukan sesuatu yang lain dari dalam dirimu saat aku menangkap kedua matamu yang sedikit membuatku tersihir. Memang tajam, tapi begitu indah.
-
-
-Suasana di dalam kelas Nadya tak begitu ramai saat jam istirahat seperti ini, Karena teman-temannya sudah pada berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah pada kelaparan. Kecuali si Vini, gadis itu sudah sibuk pacaran dengan Elvan di bangku depan pojok samping pintu.Tempat andalan mereka selama yang punya bangku sibuk makan di kantin.
"Fir, kantin yuk. Makan." Ajak Nadya.
"Males ah gue." Tolak Safira, dia meletakkan kepalanya di atas meja. Tidur sebentar di waktu istirahat sudah menjadi rutinitas Safira yang harus di lakukan.
Nadya berdecak kesal, dia bangkit dari tempatnya lalu mendekat ke Safira. Bersiap mengganggu gadis itu sampai mau menemaninya pergi ke kantin.
"Fir, ayolah." Nadya menggoyangkan tubuh Safira dengan sedikit kencang. "Fir, lo kalau gak mau temenin gue, gue bakal teriak nih." Ancam Nadya.
"Bodo," Safira tak mempedulikan itu.
Nadya menghela napas pendek, kedua matanya mulai menyipit. Lalu tiba-tiba sebuah ide gila muncul dalam pikirannya saat seseorang baru saja lewat di depannya.
"Bagas, diajak makan nih sama Safira. Mau ngomong sendiri malu katanya. Makanya nyuruh gue." Ucap Nadya dengan tanpa dosa.
Berhasil, seketika Safira langsung menegapkan tubuhnya dan menatap tajam ke arah Nadya yang sekarang hanya tersenyum memamerkan sederet gigi putihnya.
Sedangkan Bagas hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan pandangan yang tak mengerti.
"Gak ada otak lo, Nad." Cibir Safira, lalu tatapannya beralih ke Bagas. "Udah sana, gak usah di dengerin sekertaris lo ini. Emang otaknya lagi ilang dia."
"Lah, bukannya lo sebenernya suka sama Bagas ya? Eh apa Bagas sih yang suka sama lo?" Goda Nadya yang masih terus berulah.
Safira langsung menutup mulut Nadya, "sumpah lo bener-bener gak ada otak. Ayok gue temenin ke kantin."
Nadya tersenyum menang sembari melepaskan tangan Safira yang masih menutup mulut Nadya. "Gitu dong daritadi." Dia langsung menarik tangan Safira untuk segera berdiri.
"Udah pak ketua kelas mukanya gak usah bingung salting gitu dong, gue cuma bercanda. Tapi gak tau sih kalau lo berdua emang beneran saling suka."
Nadya memang suka menggoda Safira dan Bagas, sang ketua kelas. Karena keseharian mereka memang suka tegur sapa yang bisa dibilang jauh lebih intens dari teman-teman lainnya. Entah hubungan apa yang sedang terjadi di antara mereka, Safira tak menceritakan apapun tentang itu. Yang Nadya dan Vini tau, Safira dan Bagas masih sebatas teman saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanadya [Completed]
Novela JuvenilNadya tidak menyukai Revan, teman sekelasnya. Revan yang cuek, ketus, dan sok cool. Tapi dibalik itu semua, diam-diam Nadya menyimpan rasa penasaran siapa sosok Revan sebenarnya. Rasa penasaran itu yang perlahan membuatnya jadi tau sisi lain dari se...