Tiga Puluh Tiga - Lelah

338 23 6
                                    

Lelahmu menjadi penguatku untuk selalu memperjuangkan apa yang memang seharusnya aku perjuangkan, terlebih untuk hubungan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelahmu menjadi penguatku untuk selalu memperjuangkan apa yang memang seharusnya aku perjuangkan, terlebih untuk hubungan kita.
-
-
-


Hari ini Nadya masuk ajaran baru sebagai murid kelas XII. Sudah bisa dihitung hidupnya sebagai murid putih abu-abu akan segera berakhir beberapa bulan lagi.

Itu artinya, sebentar lagi hari-harinya akan dipenuhi dengan bimbel, try out, ujian semester, dan pastinya ujian nasional.

Nadya masuk ke kelas dengan wajahnya yang kusut. Baru saja adem ayem di sweet seventeennya, sekarang teman-temannya sudah harus melihatnya dengan wajah seperti itu.

"Lain kali kalau ke sekolah jangan seragam doang yang di setrika, muka juga biar gak kusut." Sindir Safira.

Nadya tersenyum kecut, lalu dia duduk di bangkunya dengan lesu.

"Hari ini lo sarapan nasi goreng?" Tanya Liana, dan Nadya menggeleng. "Kok lesu?"

"Apa hubungannya?" Tanya Safira.

"Menurut gue, kalau kita sarapan nasi goreng di pagi hari itu justru bikin kita malah lesu." Jawab Liana.

"Teori dari mana itu? Yang ada bikin ngantuk." Sahut Safira.

"Lesu sama ngantuk kan beda tipis." Balas Liana tak mau kalah.

"Whatever!" Safira mengibaskan tangannya ke udara. Lalu dia kembali menatap Nadya yang sama sekali tak bersuara. "Jadi mau cerita gak?"

"Apa?" Tanya Nadya polos.

"Menurut lo apa?" Tanya balik Safira.

Nadya menghela napas, lalu membuangnya. "Gak ada apa-apa."

Nadya enggan bercerita, selama ini dia sudah banyak merepotkan temannya tentang drama percintaannya. Hanya masalah sepele seperti kemarin saja masa Nadya harus bercerita dan meminta tolong?

Sebenarnya yang menjalani hubungan siapa? Mereka berdua atau beramai ria?

"Yakin?"

Nadya mengangguk, "Vini belum datang?"

"Ya kalau batang idungnya belum kelihatan, berarti emang dia belum datang." Sahut Liana.

Benar juga, untuk apa lagi ditanyakan? Tapi ini juga aneh untuk Nadya, karena dia hafal betul kalau Vini selalu datang pagi setiap harinya. Tapi hari ini tumben temannya yang satu itu belum muncul bahkan lima menit lagi bel sekolah sudah berbunyi.

Ah, sudahlah mungkin ada sesuatu yang membuat Vini tidak datang pagi hari ini.

Tiba-tiba saja Nadya teringat sesuatu akan planningnya yang sudah dia susun jauh sebelum kejutan ulangtahunnya terjadi.

Revanadya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang