Nadya tidak menyukai Revan, teman sekelasnya. Revan yang cuek, ketus, dan sok cool. Tapi dibalik itu semua, diam-diam Nadya menyimpan rasa penasaran siapa sosok Revan sebenarnya. Rasa penasaran itu yang perlahan membuatnya jadi tau sisi lain dari se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mundurlah bila sudah tak sanggup, aku tak memintamu untuk bertahan. Tapi aku berterima kasih, karena hadirmu sudah memberi coretan baru dalam kisahku. Kisah yang sempat kembali abu, kini telah berwarna lagi.
-
- -
Nadya berjalan ke lorong kelas yang tak jauh dari kantin. Langkahnya langsung terhenti, lalu bersandar malas di dinding dengan menatap ke arah Bagas.
"Ada apa?" Tanya Nadya.
Bagas berdiri di depan Nadya, menatap netra coklat milik gadis itu yang di penuhi dengan rasa penasaran. Jarak di antara mereka pun bisa dikatakan hanya tipis, membuat Nadya sedikit tidak nyaman dengan keberadaannya saat ini.
"Sorry sebelumnya, lo percaya kalau Revan cemburu sama gue?" Tanya Bagas.
Nadya memutar kedua bola matanya dengan dahi bergelombang. Dia cukup kebingungan untuk menanggapi pertanyaan dari Bagas.
"Maksudnya gimana? Gue gak ngerti." Tanya Nadya.
"Gue merasa hubungan lo sama Revan gak seutuhnya selesai." Ucap Bagas.
Nadya baru saja menunjukkan smirk kecil dari bibirnya. "Lo kenapa bahas ini?"
"Gue bisa lihat kalau Revan itu cemburu sama gue."
Nadya tertawa miris, "lo tau apa tentang hubungan gue sama Revan? Lagian hubungan kita udah selesai, jadi gak perlu untuk dibahas lagi." Ucap Nadya dengan tegas.
Bagas semakin mendekat, menepis jarak diantara mereka berdua. "Gue cuma takut, gue kehilangan kesempatan lagi untuk bisa miliki lo, Nad."
Nadya mendorong pelan dada bidang milik Bagas. "Lo sebenernya beneran sayang atau obsesi sama gue sih?" Tanya Nadya dengan sedikit tinggi.
"Gue beneran sayang sama lo, Nadya." Jawab Bagas.
"Kalau lo emang sayang sama gue, seharusnya lo ngerti tanpa harus gue ngomong berulang kali. Gue mau fokus ujian dulu untuk saat ini. Gue gak mau mikirin masalah hati ataupun terikat dengan orang lain dalam sebuah hubungan, termasuk Revan. Apa itu kurang jelas buat lo?"
"Tapi apa gak ada sedikit aja lo punya rasa sama gue?" Tanya Bagas.
Nadya menaikkan kedua bahunya, "gue gak tau. Mungkin sekarang ini gue mati rasa. Hati gue belum bisa menerima orang untuk masuk ke kehidupan gue."
"Mau sampai kapan lo lari seperti ini Nad?"
"Lari lo bilang?" Nadya melipat kedua tangannya di depan dada. "Gue lari dari siapa? Gue justru lagi ngebiarin hati gue untuk gak dimiliki oleh siapapun."
"Karena hati lo masih buat Revan kan Nad?"
Nadya menurunkan kedua tangannya, lalu dia maju satu langkah untuk menepis jarak diantara mereka berdua. Sorot matanya sudah mulai berubah tajam.