Empat Puluh Enam - Mantan

274 21 2
                                    

Karina Shaquenna Adista

Sama-sama mantan, tapi yang beruntung hanya satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama-sama mantan, tapi yang beruntung hanya satu. Ganti posisi boleh? Aku di posisimu dan kamu di posisiku. Sebentar saja, tak akan lama.

-
-
-

Setelah hampir dua bulan bertarung dengan buku-buku tebal yang membuat kepala mau pecah, akhirnya Ujian Nasional dilaksanakan juga.

Dan, hari ini Ujian Nasional terakhir yang harus dijalani. Semua siswa kelas XII bisa bernapas lega setelah mendengar bel berbunyi dengan nyaring di seluruh sudut sekolah, menandakan Ujian Nasional hari terakhir telah usai.

Nadya tersorak gembira sambil menenteng tasnya ketika keluar dari kelas. Menunggu Vini, Liana, dan Safira di depan kelas dengan bersandar malas di dinding.

"Beban pikiran berkurang satu ya akhirnya," Liana datang dengan menepuk bahu Nadya, membuat gadis itu menegakkan tubuhnya dengan sempurna meskipun masih bersandar di dinding.

"Nongkrong?" Tawar Nadya.

"Tumben?" Cibir Safira.

"Kan udah bebas sih beban pikiran." Jawab Nadya.

Vini terkekeh pelan mendengar jawaban Nadya. Memang dari ketiga temannya itu, hanya Nadya yang sulit sekali diajak pergi selama Ujian belum selesai. Dan sekarang, gadis itu yang menawarkan diri untuk mengajak nongkrong teman-temannya.

"Itung-itung bikin otak adem boleh lah," sahut Vini.

"Ya udah cus gak pakai lama." Liana lebih dulu berjalan ke parkiran yang langsung di susul oleh Safira.

Nadya menyampirkan tasnya di kedua bahunya, bersiap untuk menyusul kedua temannya yang sudah lebih dulu pergi.

Tapi, tiba-tiba saja ada sesuatu yang menahannya untuk mengurungkan niatnya melangkah pergi.

Kedua matanya mengarah ke anak tangga yang ada di seberang kelasnya. Dua insan sedang berdiri di sana dengan raut wajah yang terlihat serius.

"Kenapa?" Tanya Vini menyadari tubuh Nadya yang tidak bergerak dari tempatnya.

"Itu Revan sama Alana kan?" Tunjuk Nadya ke arah anak tangga yang dia lihat.

Vini melihat telunjuk Nadya mengarah, menajamkan kedua matanya untuk meyakinkan diri bahwa apa yang dilihat Nadya tidak salah.

"Iya Nad, Revan sama Alana." Jawab Vini.

Vini melirik ke arah Nadya yang masih lekat menatap ke arah Revan dan Alana. "Are you okay?" Tanyanya, "mungkin mereka lagi ada perlu aja." Ucap Vini berusaha untuk menetralkan suasana.

Nadya mengangguk setuju, lalu menggandeng tangan Vini untuk mengajaknya pergi.

"Gak usah cemburu, sesama mantan. Belum tentu juga mereka mau balikan."

Revanadya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang