Satu - Gadis Imut dan Cowok Manis

1.7K 74 12
                                    

Biasanya kalau kita suka ngomongin seseorang, secara tidak sadar sebenarnya kita sedikit memikirkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasanya kalau kita suka ngomongin seseorang, secara tidak sadar sebenarnya kita sedikit memikirkannya.
-
-
-

Nadya Christabella Adisty.

Salah satu murid baru yang duduk di bangku kelas X. Gadis berparas imut dengan rambut ikalnya yang dikuncir satu keatas, dia sedang berlari ke arah papan pengumuman. Tempat dimana para murid kelas X bisa tau letak kelas mereka. Sebagian murid kelas X ada yang masih berdesak-desakan di papan pengumuman, sebagiannya lagi sudah pergi ke kelasnya masing-masing setelah menemukan namanya.

Begitu antusiasnya mereka memulai hari barunya sebagai murid kelas X. Masa putih abu-abu memang terbilang cukup menyenangkan untuk dilewati.

Nadya mendekat ke arah papan pengumuman itu, dia ikut berdesak-desakan dengan teman lainnya. Tubuh mungilnya merasa terhimpit dan membuatnya susah untuk mencari namanya.

"Geser dikit dong, tolong." Pintanya, dia berusaha menggerakkan tubuhnya agar punya sedikit ruang untuk mencari namanya.

"Sial, kalau gini ceritanya gue bisa mati kejepit." Umpatnya, dia berusaha mengangkat tangan kanannya. Bermain di papan pengumuman sebentar untuk mencari namanya.

Tiba-tiba jari telunjuknya berhenti di kertas kedua dari ujung kiri, "akhirnya gak makan waktu banyak buat cari nama gue." Nadya bernapas lega, dia sudah menemukan namanya yang tercantum di kelas X-2. Setelah itu dia segera keluar dari kerumunan itu, membuat sesak napas bila tidak segera keluar.

Nadya berdiri di dekat papan pengumuman, menunggu satu temannya yang masih mencari namanya di papan pengumuman. Dia melirik jam tangannya, sebentar lagi kelas jam pertamanya akan di mulai.

"Nad, gue di X-7, lo dimana?" Tanya Liana yang tiba-tiba saja datang, membuat Nadya sedikit terkejut.

"Jauh sekali, gue di X-2."

"Ah ya udah gak masalah, ke kelas yuk." Liana menarik tangan Nadya, mengajak temannya itu untuk masuk kelas.

Nadya berjalan dengan malas, masalahnya dia harus berpisah kelas dengan Liana. Orang yang menjadi sahabatnya selama tiga tahun saat duduk di bangku SMP.

Liana menyadari raut wajah Nadya yang sedikit sedih, "Nad kita cuma pisah kelas loh. Kita bisa ketemu saat jam istirahat." Ucapnya, dia merangkul bahu Nadya dan satu tangannya menarik bibir Nadya untuk tersenyum.

Nadya menepisnya, "iyaaa." Jawabnya mengalah, lalu mereka menghentikan langkah kaki di persimpangan lab bahasa. "Gue ke kelas dulu ya." Pamitnya.

"Gue juga, sampai ketemu di jam istirahat ya." Liana melambaikan tangannya, melanjutkan langkahnya untuk ke kelas yang berada di sebelah kiri lab bahasa.

Revanadya [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang