Tuhan tidak pernah salah menitipkan hati. Bukan, melainkan hanya untuk meminjamkan saja. Pada akhirnya Tuhan mengambilnya lagi, karena tau hatinya berada pada tempat yang salah.
-
-
-Revan menyiram seluruh tubuhnya di bawah shower. Kepalanya sangat pening dan panas, dia hanya ingin berdiri disana dan bermain air untuk mendinginkan kepalanya. Setelah hampir setengah jam di dalam kamar mandi, Revan segera keluar dan memakai kaos oblongnya serta celana pendek selutut.
Suara pintu terbuka dari luar mengagetkan dirinya yang sedang duduk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tatapannya langsung ke arah pintu, ada Rana yang berdiri menyandarkan tubuhnya di ambang pintu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Lo mandi apa berendam sih? Lama banget kayak gadis." Cibir Rana.
Revan tak menjawab, dia masih sibuk mengeringkan rambutnya tanpa mempedulikan kakaknya yang masih diam di tempat.
"Ayo makan." Ajak Rana, "bunda sama ayah udah nungguin tuh."
"Gue nyusul." Jawabnya.
Rana tak menjawab atau pun pergi, dia justru berjalan mendekati adiknya. Sepertinya ada sesuatu yang berbeda dari diri Revan untuk hari ini.
"Ngapain lo liatin gue kaya gitu?" Sinis Revan, menyadari Rana yang mulai menatapnya.
Rana tak menjawab, dia justru duduk di sebelah Revan. Meraih wajah adiknya dan menatapnya dengan lekat.
"Lo abis nangis?" Tanya Rana polos.
Revan segera menepis tangan Rana dari wajahnya. "Gak!" jawabnya singkat.
"Mulut lo bisa bohong, tapi mata lo gak bisa."
Revan segera berdiri dan menyampirkan handuknya di kursi. "Sok tau!"
Rana ikutan berdiri, mendekat ke Revan dengan tangan yang disandarkan ke bahunya Revan sok asik.
"Gue bukannya sok tau, tapi gue tau. Karena ini bukan lo yang biasanya. Lo ada masalah? Sama Nadya?"
Lagi-lagi Revan menepis tangan Rana, "gak usah berlagak jadi miss kepo."
Revan memilih keluar kamar daripada Rana terus bertanya dan menebak sesuatu yang tak ingin dia jawab.
Berakhirnya hubungan Revan dengan Nadya bukan masalah besar yang harus diketahui oleh banyak orang. Sudahlah, Revan sedang tak ingin membahasnya, dia lebih memilih untuk menetralkan pikiran dan juga hatinya.
*****
Nadya menolak ajakan teman-temannya untuk pergi nongkrong ataupun nonton. Rasanya dia tak ingin melakukan apapun selain pulang ke rumah. Dan sekarang ini, gadis itu mengunci dirinya dalam kamar semenjak pulang dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanadya [Completed]
Teen FictionNadya tidak menyukai Revan, teman sekelasnya. Revan yang cuek, ketus, dan sok cool. Tapi dibalik itu semua, diam-diam Nadya menyimpan rasa penasaran siapa sosok Revan sebenarnya. Rasa penasaran itu yang perlahan membuatnya jadi tau sisi lain dari se...