Nadya tidak menyukai Revan, teman sekelasnya. Revan yang cuek, ketus, dan sok cool. Tapi dibalik itu semua, diam-diam Nadya menyimpan rasa penasaran siapa sosok Revan sebenarnya. Rasa penasaran itu yang perlahan membuatnya jadi tau sisi lain dari se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasanyainijauhlebihberatdaripadawaktukemarin. Entahkenapa, yang jelasakusangattakutkehilanganuntuk yang kesekiankalinya. - - -
"Revan!!" Kali ini Nadya sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Nadya!"
Guncangan pelan dari seseorang membuat Nadya tersentak kaget dan berhasil membuka matanya. Bahkan ponselnya yang ada ditangannya pun sampai terjatuh. Dengan napasnya yang memburu, gadis itu menatap sekelilingnya yang sedang mengerumuninya dengan tatapan bingung.
"Lo kenapa Nad? Gue beneran kaget pas baru nyampe terus ngelihat lo teriak histeris gitu." Tanya Rana.
"Revan mana kak?" Tanya Nadya balik.
"Ada di ICU."
Perlahan Nadya mengatur napasnya untuk kembali stabil, "berarti tadi aku mimpi?" Tanya Nadya dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Mimpi apa?"
"Revan ada di sebelah aku kak. Kondisinya sehat banget, tapi dia bilang capek. Terus tiba-tiba aja dia pergi."
Rana segera duduk di samping Nadya, menarik tubuh gadis itu dan memeluknya.
Liana mengambil ponsel Nadya yang jatuh, lalu dia melihat video yang ada di ponsel Nadya.
"Lo cuma mimpi, Nad. Pasti gara-gara abis nonton video ini kan?" Tebak Liana.
Nadya mengangguk, "tapi gue takut, Li..."
"Revan gapapa, Nad."
Nadya segera menyeka air matanya sebelum jatuh membasahi kedua pipinya. Lalu mengambil ponselnya yang ada di genggaman Liana.
"Gue ke toilet bentar, mau cuci muka." Pamitnya.
Nadya beranjak dari tempat duduknya dengan linglung. Berjalan sesuka hatinya yang entah langkahnya akan membawa dirinya kemana.
"Gue ikutin Nadya aja, takut kenapa-napa dia." Vini segera berdiri dan menyusul Nadya yang sudah lebih dulu pergi.
*****
Benar, Nadya berjalan tanpa arah. Tujuan awalnya adalah toilet, tapi justru dia sudah berjalan melewati toilet. Entah apa saja yang ada di pikiran Nadya saat ini. Seperti orang linglung yang tak punya tujuan kemana kakinya akan pergi.