GUE NYATA, PERASAAN GUE JUGA

47 8 1
                                    

Fayra berjalan gontai ditengah lapangan disaat semua siswa-siswi berkeliaran untuk segera pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fayra berjalan gontai ditengah lapangan disaat semua siswa-siswi berkeliaran untuk segera pulang. Fayra memerhatikan sepatu hitam yang terpasang indah di kakinya. Sesekali ia menendang-nendang krikil yang mengganggu jalannya.

Ponselnya tiba-tiba berdering untuk ketiga kalinya, Fayra memerhatikannya sekilas dan kembali menggenggamnya lagi.

"Kenapa masih disini?"

Tiba-tiba suara itu kembali mengagetkan Fayra untuk kedua kalinya. Fayra menolehnya sesaat dan tidak menjawab pertanyaan yang Jidan lontarkan.

"Disaat banyak orang ingin bicara ke gue, dan lo nyia-nyiain pertanyaan dari gue"

"Belum mau pulang aja" akhirnya Fayra menjawab pertanyaan yang Jidan lontarkan tadi.

Jidan tersenyum dan mendekatkan langkahnya kepada Fayra.

"Kalantha" Jidan memanggil nama terakhir Fayra sambil tersenyum ke arahnya sekarang.

Fayra mengangkat alisnya sebelah menatap Jidan dengan wajah bingungnya.

"Lo tau artinya?"

Fayra hanya menggeleng, ia memang tidak tahu nama aneh yang ada dibelakang namanya itu bahkan dijadikan nama perusahaan Papanya. ZK Company (Zoya Kalantha Company).

"Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya bunga yang indah"

Fayra terkejut mendengar arti namanya itu, selama hidup 17 tahun di bumi, ini kali pertama Fayra tahu arti dari namanya yang aneh itu.

"Dan sama seperti pemilik namanya" sambung Jidan, dan kembali mendekat ke arah Fayra, hingga sepatu mereka bersentuhan.

Perlahan Jidan menyentuh wajah Fayra dengan lembut dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga Fayra.

"Gue suka sama lo"

Fayra menepis tangan Jidan dan memundurkan langkahnya. Ia terkejut sekali dengan apa yang Jidan katakan barusan.

"Gue akan usaha dapetin lo, Fayra Zoya Kalantha."

Jidan tersenyum ke arah Fayra, kemudian pergi meninggalkan Fayra yang masih membeku disana. Hingga deringan telepon yang sejak tadi bergetar kembali berdering lagi. Fayra langsung berlari meninggalkan lapangan dengan nafas yang masih memburu.

"Haaaahhh"

Fayra menghempaskan tubuhnya diatas kursi saat berada di mobil, kejadian tadi benar-benar membuatnya kehabisan nafas dan juga jantungnya tidak berhenti berdetak.

"Siapa dia? Kenapa bisa tahu nama gue?" batinnya.

"Langsung ke butik, Non?"

Lamunannya seketika buyar saat pak supir mengajukkan pertanyaan itu.

"Eh, iya, Pak"

*****

"Lo suka Fayra, Dan?" tanya Adit menyelidik

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang