~~~Tadi malem pas nulis cerita ini sambil dengerin lagu Photograph dari Ed Sheeran.
Ah! Jika saja kamu adalah milikku, tak akan pernah ku sia-siakan satu detik waktu bersamamu.
-Jidan Decevardo
Happy reading :)
Setelah sempat menghebohkan satu ruangan rumah sakit, kini Fayra sudah berada di kamarnya dengan kaki yang sudah di balut perban serta kursi roda yang sudah setia bertengger di samping tempat tidurnya. Kaki kiri Fayra tidak sampai diamputasi seperti apa yang dipikirkan Fayra saat di sekolah tadi, namun kata dokter kakinya hanya tidak diperbolehkan dulu untuk digerakan selama beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu Fayra harus mengenakan kursi roda selama beberapa hari ini supaya kakinya cepat pulih.
Fayra diam diatas kasur sambil menatap kakinya selonjoran. Sejak pulang dari rumah sakit tadi Fayra langsung mengganti seragam sekolahnya yang sudah kotor dengan short dress putih dengan motif bunga-bunga, rambutnya juga hanya dibiarkan tergerai. Nasib baik ada asisten rumah tangga yang bisa membantu Fayra untuk mengganti pakaiannya tadi.
(SEHARUSNYA DISINI. IYA! DISINI NIH! ADA GAMBAR BAJU YANG FAYRA KENAKAN. TAPI KARENA DARI KEMAREN GAGAL TERUS UPLOADNYA, YAUDAH DEH, DARI PADA GAK UPDET CERITA SAMA SEKALI, MENDING GAK USAH DIUPLOAD SEKALIAN. NANTI KALAU SEMPAT AUTHORPERI COBA UPLOAD LAGI DEH)
Sesekali Fayra melirik ke arah kursi roda yang ada disamping tempat tidurnya ini. Selama 17 tahun hidup di muka bumi ini, ini kali pertama Fayra akan duduk di kursi roda. Sempat terbesit rasa sedih dalam lubuk hati Fayra, ia tidak pernah membayangkan akan duduk disana dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sungguh, Fayra sangat terpukul akan kejadian ini.
Fayra memijit pangkal hidungnya dan membaringkan tubuhnya diatas kasur sambil menutupi wajah dengan tangannya, Fayra menghembuskan nafas beratnya sesekali. Setelah ini ia tidak bisa lagi berjalan dan berlari bebas seperti biasanya. Walau ini bukanlah masalah yang serius, tapi bagi Fayra dalam kondisi kaki seperti ini dan jauh dari orang tua adalah hal yang sangat berat, terlebih lagi Fayra tidak memberitahu pihak keluarganya sama sekali. Ia takut Jessica akan memboyongnya ke London sekarang juga.
"Huuuhhh" untuk kesekian kali Fayra menghembuskan nafas beratnya, cairan bening dari sudut matanya pun ikut turun tanpa izin dari Fayra sedikitpun.
Tok tok tok
Ketukan pintu terdengar dari kamar Fayra, ia hanya menolehnya sesaat dan kembali memejamkan matanya, hari ini dan beberapa hari ke depan mungkin akan menjadi hari yang berat bagi Fayra.
Tok tok tok
Ketukan pun terdengar untuk yang kedua kalinya. Namun Fayra tetap tidak menghiraukannya sama sekali, ia beranggapan itu hanyalah asisten rumah ini yang akan menyuruhnya untuk makan siang, dan Fayra sedang tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya ini, dia hanya butuh waktu menenangkan diri di kamarnya ini.
Ceklek
Terdengar ada yang memutar knop pintu kamar Fayra. Fayra masih sama seperti tadi, tidak merubah posisinya sama sekali, bahkan tidak penasaran siapa yang masuk ke dalam kamarnya saat ini.
"Kakinya masih sakit?" tanya seseorang dengan suara khasnya.
Fayra yang mendengar suara itu langsung menyingkirkan tangannya diatas wajahnya dan melihat ke arah cowok yang menggendongnya tadi, mulai dari sekolah, di rumah sakit dan saat tiba dirumah sampai ke kamar Fayra. Jidan memang menghilang sejak 30 menit yang lalu setelah pulang dari rumah sakit dan menggendong Fayra ke kamarnya. Jidan memberikan waktu kepada Fayra untuk sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Подростковая литератураKebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...