Kebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gila lo ya! Katanya gak ada jadwal kelas renang hari ini!" Fayra langsung melabrak Tania yang sedang sibuk dengan buku-buku kimianya.
"Yaaa gue kan gak tau. Ngapain juga lo tidur disana" jawab Tania tak kalah lantangnya.
"Gue malu banget tauk!"
"Alah biasanya lo malu-maluin kok. Santai aja kali" Tania menyodorkan buku Kimia ke arah Fayra.
"Apaan ini?" tanya Fayra ketus
"Udah marah-marahnya? Sekarang giliran lo jelasin ini ke gue. Gak paham gue dijelasin sama Bima. Makin puyeng."
"Gak mau!" Fayra berjalan keluar dari kelas meninggalkan Tania yang terus memohon padanya.
"Lo, kan, udah janji, Fay"
"Males gue"
"Fayra, ayolah. Okeh deh gue minta maaf"
"Gak! Gak ada maaf-maafan" Fayra sangat kesal dengan kejadiannya saat di kolam renang tadi, saat ia turun semua mata melihat ke arahnya, terlebih lagi pak Handoko yang bertanya langsung kepada Fayra. Ia sangat malu.
"Gue laper"
"Ini, kan, belum waktunya makan siang. Mau makan apaan lo" tanya Tania
"Pesenin gue mie ayam gitu, biar gue gak marah lagi. Ngajarin lo itu butuh tenaga extra" jawab Fayra, sepertinya kemarahan Fayra mulai mereda.
"Kayak, lo, nya, gampang banget diajarin. Basket aja sampe sekarang gak bisa-bisa"
"Yaudah mau gue jelasin gak nih?" pinta Fayra memaksa
"Iya-iya. Gue pesan sekarang" Tania langsung mengambil ponsel dari sakunya dan mulai memesan mie ayam kesukaan Fayra.
Tania dan Fayra duduk di tangga di depan halaman sekolah yang sangat luas ini. Fayra mulai mengajari Tania sambil sibuk dengan mie ayam yang Tania pesan untuk mereka berdua tadi.
"Ohh jadi gini. Pantesan aja gue gak ngerti. Tadi Bima jelasinnya gak pakek cara ini" sorak riang Tania saat bisa memahami materi kimia yang ia pelajari hari ini.
Fayra mengangkat kepalanya dengan bangga sambil menyumpit mie ayam yang masih tersisa di kotaknya. Ia sudah hafal sekali dengan temannya satu ini. Tania baru bisa paham jika Fayra yang menjelaskan kepadanya.
"Iya gitu."
"Kelompoknya kita terasa kurang kalo gak ada lo. Makanya jangan keseringan keluar, gue kan jadi berduaan terus tuh sama si Bima. Gak enak tau"
"Gak enak kenapa?" tanya Fayra sambil meraih kotak mie ayam milik Tania
"Yaaa itu para cabe pada iri liat gue. Kan, gue gak bisa konsentrasi belajarnya"
"Hmmm kayak konsentrasi aja lo belajarnya. Padahal baru bisa paham kalo ada gue"