PINDAH

14 3 1
                                    

.

.

Hai para readers, selamat membaca ya. Dan jangan lupa follow akun Author yaahh. 

Happy Reading

.

.

Setelah melakukan rapat kecil-kecilan antar keluarga JJ couple, semua asisten rumah tangga digerakkan untuk menyiapkan barang-barang kepindahan Fayra. Fayra kira besok dia baru akan pindah, ternyata malam ini juga dia akan langsung diboyong ke rumah sahabat Papanya itu. alasannya karena Mama Papa akan take off jam 9 malam nanti, maka dari itu sekarang Fayra sudah bersiap untuk pindah.

Fayra hanya menatap semua asisten rumah tangganya yang sibuk menyiapkan semuanya, ia sangat tidak menyangka hal ini akan terjadi. Bahkan memimpikannya pun tidak pernah.

"Ingat, kamu itu anak ZK Company! Walaupun Mama dan Papa tidak memantau kamu langsung seperti biasa, penampilan harus selalu terlihat perfect. Makannya di jaga, jangan terlalu banyak coklat, jangan terlalu banyak makan junk food, gak baik untuk kesehatan, nanti badan kamu gak ideal lagi. Dan satu lagi, jangan ambil tawaran apapun. Mama gak mau kamu kerja! Dengar!"

"Iya, Ma"

Fayra berpamitan dengan kedua orang tuanya, kemudian masuk ke mobil untuk segera diantar pak supir. Dua asisten rumah tangga sengaja diboyong untuk merapikan barang-barang Fayra saat tiba disana nanti.

"Fayra berangkat dulu ya, Pa, Ma. Hati-hati dijalannya nanti, jaga kesehatan"

"Iya" hanya itu jawaban dari Jessica dan Jordie, kemudian keduanya berlalu masuk ke rumah untuk bersiap-siap juga.

Fayra hanya bisa menatap rumahnya dari kaca mobil, semakin menjauh dari pekarangan rumahnya. Kedua asisten rumah tangga yang ikut ke dalam mobil hanya menatap iba kepada anak nyonya besarnya itu.

"Nanti bibik juga bakal tinggal disana juga kan?" tanya Fayra saat ditengah perjalanan. Jujur saja sebenarnya ini pertama kali Fayra tinggal di rumah orang lain, sekalipun itu sahabat dekat Papanya. Dan bahkan Fayra pun belum mengenal siapa sahabat Papanya ini.

"Enggak non, nanti setelah membereskan pakaian dan kebutuhan non Fayra yang lainnya bibik dan pak supir pulang."

"Fayra ikut pulang juga bik" pinta Fayra

Kedua asisten rumah tangganya itu hanya bisa tersenyum tanpa menjawabnya, karena tugas ini perintah dari Jessica dan juga Jordie, tidak ada yang boleh menentang, mereka akan tetap pulang saat semua kebutuhan Fayra sudah di tata rapi meskipun Fayra merengek meminta untuk mereka tetap tinggal, atau ikut pulang. Semua ini tidak akan pernah terjadi.

Setelah satu jam perjalanan menuju rumah sahabat Jordie, akhirnya tibalah Fayra di depan rumah yang sama besar dan mewahnya dengan rumah miliknya, walaupun sudah pukul 8 malam namun Fayra bisa melihatnya.

Kedua asisten beserta supirnya sibuk menurunkan semua barang-barang Fayra. Fayra turun dari mobil hitamnya itu dan perlahan berjalan masuk ke arah pintu utama. Penjagaannya pun sama ketatnya dengan rumah Fayra, hal ini bisa Fayra lihat saat mobilnya mencoba masuk ke area sini. Namun karena Papa Jordie sudah memberi tahu sahabatnya bahwa Fayra akan datang malam ini semuanya dipermudah.

Fayra berjalan mengedarkan pandangannya di setiap sisi rumah, di dalam hatinya ia terus bertanya-tanya apakah dia akan betah tinggal disini selama enam bulan lamanya, tanpa seseorang yang ia kenal.

"Selamat datang nona Fayra" sapa seseorang di seberang sana

Fayra yang masih sibuk dengan lamunannya akhirnya buyar, dan langsung mengarah pada dua orang yang berada di depan pintu, sudah bisa dipastikan kedua perempuan paruh baya itu adalah asisten rumah tangga disini.

"Iya" jawab Fayra gugup

"Ayo silahkan, kamar non Fayra ada di lantai 2, di depan kamar tuan muda"

Fayra yang masih syok dan mencoba untuk beradaptasi disini masih sangat canggung dan belum dapat menerimanya.

"Eh tunggu dulu, apa tadi yang mereka bilang? Tuan muda? Oh my no!! Itu artinya anak sahabat Papa itu cowok!" batin Fayra

Pak supir dan kedua asistennya pun mulai membawa semua peralatan Fayra dan dibantu oleh ART rumah ini juga.

"Aku boleh tanya?"

Tiba-tiba Fayra angkat bicara saat mereka sedang menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya yang bisa dibilang cukup tinggi.

"Iya, apa?"

"Emmm, om sama tantenya mana ya?" tanya Fayra hati-hati

Karena sejak tadi Fayra masih belum disambut oleh tuan rumah ini.

"Oh tuan masih tugas diluar negeri sekarang. Kalau nyonya hari ini lembur. Tapi semuanya sudah dipersiapkan oleh nyonya jauh hari sebelum nona Fayra datang kesini"

"Persiapan? Apa?" batin Fayra

Saat kaki menginjak di anak tangga terakhir, Fayra dibuat bingung dengan dua kamar yang saling berhadapan. Ia tidak tahu yang mana akan menjadi kamarnya? Karena Fayra berjalan lebih cepat dari para ART dibelakangnya.

"Yang sebelah sini nona" seakan mengerti akan raut wajah Fayra yang sedang bingung saat ini ART ini mengarahkan Fayra pada sebuah kamar dengan pintu bercat putih. Berbeda dengan pintu kamar di seberangnya berwarna hitam pekat.

Saat Fayra mulai memutar knop pintu yang dimaksud ART rumah ini tadi, ia dikejutkan dengan semua yang ada di dalam kamar ini. Kenapa bisa sangat cocok dengan keinginan Fayra, kamar bernuansa peach dan seperti di negeri awan. Sangat feminim dan warnanya juga lembut. Fayra berjalan masuk dan melihat semuanya seperti memang sudah lama dipersiapkan untuknya.

"Ini ruang pakaian sekaligus ruang ganti nona" salah satu ART rumah ini menggeser kaca besar yang berada tidak jauh dari tempat tidurnya, ternyata dibalik kaca ini adalah ruang ganti dan tempat pakaian, bahkan sudah ada pakaiannya langsung untuk Fayra.

Kedua asisten itu terus menjelaskan semua tentang kamar ini kepada Fayra. Fayra yang diam dan mencoba menyimak walaupun dia sudah sangat ingin istirahat. Kedua ART dan supir yang membawa dan menyusun barang-barang Fayra, mulai dari pakaian, buku pelajaran, dan yang lainnya berpamitan untuk segera pulang.

"Non Fayra bibik tinggal dulu ya."

"Iya bik. Kapan-kapan kunjungi Fayra ya bik" pinta Fayra memelas

"Iya. Pasti"

Saat semua sudah pulang, dan hanya tersisa ART rumah ini Fayra langsung merasa sendiri dan kesepian.

"Kita izin keluar dulu ya non. Kalau perlu apa-apa bibik ada di bawah"

"Iya Bik"

Fayra merebahkan tubuhnya diatas kasur, mencoba menyerap energi dari bumi. Ia menatap langit-langit kamar yang akan menjadi kamarnya selama enam bulan ke depan ini. Fayra harus bisa betah berada disini. Tapi satu hal yang masih membuat Fayra penasaran, apakah istri sahabat Papanya itu beneran baik? atau bagaimana? Tapi kedatangan Fayra seakan benar-benar disambut, seperti contohnya kamar ini. Sangat disayangkan Fayra masih belum bertemu dengan pemilik rumah ini.

"Eh tunggu..... anaknya pasti galak, pasti gak terima kalo gue tinggal dirumahnya. Pasti anaknya udah tua, dan pasti berewokan, tampangnya pasti kayak preman."

"Haduh-haduuuhhhh gue takut" Fayra terus saja berpikiran yang tidak-tidak.

.

.

To be continued

Jangan lupa vote dan komen ya. 

ILY :3

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang