ONE STEP CLOSER

38 7 1
                                    

Sejak tadi pagi Jidan terus saja sibuk dengan layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi pagi Jidan terus saja sibuk dengan layar ponselnya. Padahal dia adalah salah satu orang yang tidak peduli dengan ponsel kecuali ingin menghubungi seseorang. Adit dan Rangga yang mulai curiga dengan tingkah sahabatnya satu ini mulai melancarkan aksinya. Mereka penasaran apa yang sedang dilakukan Jidan.

"Astaga! Jadi dari tadi lo stalking Fayra?" teriak Adit yang tidak bisa menjaga volume suaranya, hingga membuat beberapa pasang mata menoleh ke arah mereka.

"Lo bisa kecilin suara lo gak!" bentak Jidan.

Tidak sulit bagi Jidan untuk mencari akun instagram milik seorang anak ZK Company, sesekali ia tersenyum melihat tiga photo yang diupload oleh Fayra. Hanya ada tiga photo. Namun followersnya sudah mencapai jutaan. Bahkan diketerangan photo terakhir, Fayra menguploadnya tiga bulan yang lalu.

"Lo ngapain stalking dia?" tanya Rangga

"Kenapa gak boleh?" tanya Jidan.

"Seorang Jidan Decevardo stalker cewek? Oh apa kata dunia" sambung Adit tak kalah dramatisnya

"Kenapa? Gue suka Fayra. Emang salah gue jadi stalker dia?"

"Please ya, Dan. Lo tuh jangan keliatan suka banget ke dia. Entar malah tuh anak ngelunjak" jawab Adit

Jidan memasukan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Dan mulai fokus kepada dua sahabatnya yang telah mengganggu dirinya sejak tadi.

"Kalo suka ke cewek itu ya usaha. Perjuangin! Pantesan aja lo berdua jomblo seumur idup. Gengsi aja yang digedein!" jawab Jidan sambil berdiri dari tempat duduknya dan pergi dari sana.

Jidan berjalan di koridor sekolah sambil mencari seseorang yang sedang ia stalking tadi. Hingga Jidan tiba di kelas Fayra, namun cewek tersebut tidak ada disana. Ia melihat Tania sedang bersama musuh bebuyutannya itu, Bima. Sepertinya mereka sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

Jidan  masuk menghampiri Tania.

"Temen lo mana?" tanya Jidan tiba-tiba. Tidak ada angin, tidak ada hujan, satu pertanyaan langsung meluncur kepada Tania yang masih sibuk memahami soal miliknya.

"Eh, hah!" Tania sedikit kaget dan juga bingung. Namun lain halnya dengan Bima sekarang, dia memasang wajah datarnya sambil melihat ke arah Jidan.

"Temen lo mana?" ulang Jidan sekali lagi

"Fayra maksud lo?"

Semua pasang mata yang ada di kelas mulai menatap tajam ke arah kursi milik Tania. Jika saja dia sedang tidak harus menjawab pertanyaan Jidan mungkin saat ini dia sudah mengumpat di dalam hatinya. Tania sangat tidak suka ditatap seperti itu.

"Hmmm" jawab Jidan

"Astaga Fayra, gara-gara lo gue harus diliatin kayak gini sama cabe-cabe kelas ini. Awas aja kalo lo sekolah besok!" Tania sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya kepada Fayra. Karenanya, hari ini Tania sedikit terusik karena terjebak dihadapan dua pangeran tampan sekolah ini, Bima dan Jidan. Semua cewek pasti iri melihat Tania sekarang. Terlebih lagi para pengagum Jidan dan juga Bima.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang