.
.
YAAAP! Hari ini Author bakalan updet 2 part sekaligus. Gabut banget dirumah, dari pada nganggur mending buat para readers senang. Kan menyenangkan hati orang lain itu dapat pahala.
Jadi kejutannya, Author sekarang akan updet 2 part sekaligus. Semoga suka. Harus suka dong!
Happy reading
Jangan lupa apa? Ingatan! Hahaha. Jangan lupa dengan kata-kata Author untuk selalu meninggalkan jejak setelah membaca, entah itu dengan vote atau perbaiki typo.
.
.
"Gue gak nyangka lo bakal tinggal di rumah gue, Ra" Jidan mencoba memecah keheningan diantara keduanya
Fayra hanya melihat ke arah Jidan tanpa membalas percakapannya
"Walaupun lo selalu ngehindar dari gue, tapi takdir bawa kita bersama. Semesta merestui kita"
"Gak usah bawa-bawa takdir. Ini bencana bukan takdir" batin Fayra. Ia masih belum bisa menerima semua kenyataan ini.
"Mulai sekarang berangkat dan pulang sekolah harus sama gue. Sekarang lo, gue yang jagain!"
"Kok gitu?"
"Lah terus lo mau berangkat bareng siapa? Supir pribadi rumah gue sibuk semua" jawab Jidan asal. Ini hanya untuk alasannya supaya Fayra mau.
"Gue gak mau ngerepotin lo"
"Gue seneng direpotin lo" jawab Jidan santai dan masih fokus ke jalan raya
"Gue bisa naik angkutan umum kok" jawab Fayra. Fayra terus saja berusaha agar Jidan tidak melakukan itu.
"Emang bisa? Lo juga harus jalan jauh dari sekolah biar bisa dapetin taxi atau angkutan umum lainnya. Emang kuat?"
Kenapa Jidan sangat menyebalkan pagi ini? oh Tuhan Fayra rasanya ingin loncat saja dari mobilnya.
Fayra hanya menatap tajam ke arah Jidan dan tak bisa membalasnya lagi. Karena ia pun tidak pernah naik angkutan umum untuk pulang dan berangkat sekolah. Entahlah akan jadi seperti apa nasib Fayra ke depan. Mau tidak mau, Jidan, cowok yang ia hindari ini akan terus berada di dekatnya. Mulai dari terjaga dari tidur sampai ia menutup mata untuk kembali tidur. Ini bencana bagi Fayra.
Ahhh, untuk membayangkannya saja Fayra sudah tidak sanggup. Fayra memejamkan matanya dan kembali memijit pangkal hidungnya.
Jidan tersenyum dengan penuh kemenangan melihat Fayra seakan tidak punya pilihan lain lagi selain bersamanya. Memang inilah yang Jidan inginkan selama ini. Dan Tuhan mengabulkannya.
"Oh iya........" Fayra menggantungkan kalimatnya
"Apa?" tanya Jidan
"Please jangan sampe ada yang tau kalo gue tinggal di rumah lo sekarang" pinta Fayra
Jidan diam, dan masih fokus menatap ke jalan raya. Sedangkan Fayra masih menatapnya penuh dengan harapan. Semoga kali ini Jidan mengabulkan permohonan pertamanya.
"Kenapa?"
Perlahan Jidan menginjak rem mobilnya, karena di depan sedang lampu merah dan mengalihkan pandangannya pada gadis berambut coklat dengan topi baret hitam diatasnya. "Cantik" Jidan selalu memuja gadis di depannya ini dalam hati saat bertemu pandang dengan Fayra.
"Gapapa. Gue gak mau aja satu sekolah heboh. Lo tau sendiri kan gimana hebohnya kalo mereka tahu kita tinggal satu atap. Secara, lo adalah orang yang suka ke gue" jawab Fayra dengan sedikit percaya diri akan kalimat terakhirnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionKebanyakan seorang cowok the most wanted apalagi berasal dari sekolah yang terkenal, pasti mempunyai sikap yang dingin, cuek, seperti batu. Dan mempunyai gengsi yang sangat tinggi. Namun semua itu tidak untuk seorang Jidan Decevardo, cowok famous In...